Siska,Bella dan Jeslin kini sudah berada di belakang sekolah,tepatnya di depan tembok membatas."Sis!,gimana kita manjatnya? tembok nya aja u tinggi banget,"dengan kesal Jeslin mengatakan nya dengan Siska,sambil memandangi tembok tinggi di depan nya.
"Kita panjat pohon itu aja,"seru siska dengan menunjuk pohon mangga di dekat tembok pembatas.
"Wah pintar juga lo sis!,nggak kek si monyet tuh yang nggak bisa manjat,"tunjuk Bella kepada Jeslin dengan nada mengejek.Jeslin tidak menganggap itu serius ia hanya memutar bola matanya malas.
"Nggak usah banyak bocot deh,"selang dua detik Siska kembali bersuara,"gue aja yang duluan,kalian jaga di bawah jangan sampai ada yang liat."
"Siap bos,"seru Bella dan Jeslin kompak.
"Perlu kalian ingat gue bukan bos lo pada,"dengan memutar bola mata malasnya Siska berjalan ke arah pohon mangga di sebelah tembok.
"Gimana manjat tuh pohon nyet kita pakai rok,"Jeslin kembali mendumel.
"Lo bisa diam nggak?,panas kuping gue dengar Lo ngomong Mulu,"ketus Bella kesal.
"Ya tinggal panjat panjat aja peduli amat, mau pakai rok kek,pakai baju badut kek,apa kek nggak peduli gue,yang penting bisa keluar dari ini sekolah,"Siksa sudah sangat kesal dengan salah satu sahabat nya itu.
"Iyaaa,gue diam."
Kini Siska sudah berada di atas pohon,dia tidak peduli dengan rok nya yang ketat.
"Woy Bel!,Jes!,buruan naik nanti keburu ketauan,"Siska memanggil sahabatnya yang masih di bawah pohon.
"Bantuin gue Bell,gue nggak bisa manjat pohon,Huaa emakk!!,"jeritJeslin sambil menatap pohon itu Horor.
"Elah lebay lo!,udah ah cepetan,"gemas Bella kepada sahabatnya itu.
"Ngaku Badgirt tapi manjat pohon akan nggak bisa,Y sudah lah gue bolos sendiri aja,bey bey sahabat,"Siska menjulurkan lidah dan melambaikan tangan sambil bersiap untuk loncak dari tembok pembatas sekolah.
"SISKA!!JANGAN TINGGALIN KITA!,"teriak Jeslin dan Bella nyaring.
"Lo teg--,"
"Turun Lo!"ucapan seseorang itu langsung memotong kalimat yang akan Jeslin katakan.Tentu saja membuat mereka semua terkejut,karena muncul nya tiba-tiba seperti hantu.
"Lo ngagetin gue asu!gue hampir jatuh gegara Lo,"Siska menatap orang itu tajam.
"Turun,"sentak Raffa datar.
"Nggak mau ah,gue udah capek-capek manjat masa di suruh turun."sewot Siska tak mau kalah.
"Turun atau-,"
"Atau apa hah?"
"Gue laporin ke BK,"
"Gitu doang?,nggak takut gue,secara kan bokap gue pemilik sekolah ini bokap gue juga sayang banget sama gue jdi nggak mungkin lah gue di hukum apa lagi di keluarkan dari sekolah,"
"Udah ngomong nya,"
"Lo ngesel--AAAA!!"karena tidak hati-hati Siska terjatuh dari tembok yang lumayan tinggi.
"SISKA!!"panggilan Jeslin dan Bella panik.
Siska hanya menutup mata nya siap menerima sakit di tubuh nya,tapi ia tak kunjung terjatuh ke tanah.
"Buka mata Lo,"Suara datar itu,hufftt itu suara Raffa.
"Ngapain Lo nolongin gue?"ketus Siska yang langsung berdiri dan menjauh dari Raffa.
"Nggak sengaja,"jawab Raffa cuek dan berlalu begitu saja.
"Aaaaaa...!Siska lo nggap pa-pa kan?"ucap Jeslin khawatir begitu juga dengan Bella.
"Gue nggak pa-pa,"Siska masih melihat kearah pergi nya Raffa.Jeslin dan Bella mengikuti arah pandang Siska.
"Ciee!ngapain tuh dilihatin mulu padahal udah nggak kelihatan,"Dengan Jahil nya Jeslin mencolek colek pipi Siska,Bella ikut adil dalam menggoda Siska hingga kedua nya tertawa lepas melihat wajah kesal Siska.
"Liat aja apa yang akan gue lakuin Raffa,"Batin Siska.
TBC
Budaya follow akun Author,kalau mau di follback DM aja^_^
Vote dan comment dari kalian di tunggu👀Jum'at,8 Januari 2021
See you next chapter!!
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFFA
Teen Fiction⚠️DISARANKAN FOLLOW SEBELUM BACA⚠️ rank 6 in #penurut (07/07 2021) Menceritakan tentang seorang anak laki-laki yang selalu di tuduh membunuh ibunya sendiri oleh ayah dan kakak kembarnya. "kenapa kalian benci sama aku?"tanya seorang bocah berumur 6 t...