CHAPTER 06

268 45 11
                                    


"Ada apa ini?
Kenapa kalian menyalahkan ku?
Dan kenapa bukti-bukti itu juga ikut menyalahkan ku?
Tolong jelaskan ini aku sesungguh tidak
Mengerti"

Fransiska Ayunda kusuma

Siska sangat kaget dengan bentakan Raffa,"maksud lo apa?"tanya Siska bingung,karena ia hanya menyebarkan bahwa Raffa kerja di bengkel kecil dekat sekolahan ini,tapi mengapa Raffa membahas tentang pembunuhan.

****

"Nggak usah sok nggak tau deh lo,"ucap Raffa penuh dengan penekanan,Raffa benar-benar marah kali ini.

"Tapi gue be--,"

"Ngaku aja kali sis,gue tau kok itu emang lo yang nyebarin,"ucapan Siska di potong oleh Numa,siswi paling pintar di skenario sekolah SMA KUSUMA BANGSA,sering memenangkan olimpiade,baik dan terkenal ramah,banyak yang menyukai nya,namun mereka tidak tau sikap asli Numa,ia selalu bertekad menyingkirkan Siska si biang masalah, tidak peduli ia anak pemilik sekolah.

"Lo jangan sembarangan nuduh orang tanpa bukti."

"Gue ada kok bukti nya,nih,"Numa membukanya ponsel nya yang menpilkan foto seseorang dari belakang menggunakan switer yang di gunakan Siska saat ini,Raffa benar-benar tidak habis pikir dengan Siska selain biang masalah di sekolah ternyata juga suka menyebarkan fitnah.

Bella dan Jeslin yang baru saja datang,bingung melihat Siska adu bacot dengan Numa,mereka mengira Numa membela Raffa atas dasar ia bekerja di bengkel ternyata salah.

"Siska ngapain adu bacot sama nenek Lampir muka dua?"tanya Jeslin melongo,Ah mereka biasa menyebut Numa dengan sebutan itu,karena mereka tau sifat asli Numa.

"Nenek Lampir muka dua tuh yang cari masalah,siska mah kalau nggak di ganggu ya nggak akan ganggu tapi kalau Raffa beda lagi."

"Samperin,"Jeslin menarik tangan Bella menuju kerumunan.

Tampak lah Siska dan Numa masih adu bacot dan hampir bertengkar.

"Itu gua sengaja berangkat lebih pagi karena ada ulangan harian kimia di mata pelajaran pertama,terus gue lihat lo di depan Mading nempelin foto-foto sama rekaman suara itu,karena gue penasaran jadi iseng aja ngambil foto loh,eh ternyata lo nyebar prifasi orang,malah fitnah lagi,ups!,"Numa berlaga menutup mulutnya drmatis.

"Iya tuh benar,kami memang ada ulangan harian kimia,"teman-teman Numa membenarkan ucapan Numa.
Sedangkan Numa tersenyum puas melihat Siska yang menahan kekesalan nya.

"Lo bener-bener ya,lo bilang gue ngefitnah Raffa tapi yang sebenarnya lo yang ngefitnah gue,"Siska mencoba membela diri,"dan tentang switer yang gue pakai ini,nggak cuman gue doang kali yang punya."

"Switer itu cuman lo doang yang punya di sekolah ini."

"Itu tanda nya dia nggak sekolah di sini,"Siska hendak melayangkan tamparan ke Numa namun di tahan oleh Raffa.

Raffa menatap Siska tajam,"jangan berani main tangan,"desis Raffa,sambil melempar tangan Siska kasar.

"Au!,sakit tau nggak lo,"Siska mengelus tangan nya.

"Lo nggak pa-pa sis,"tanya Jeslin khawatir.

"Eh lo nenek Lampir muka dua,jangan ngefitnah sembarangan deh lo,dan lo Raffa,jangan mudah percaya sama nenek Lampir muka dua ini,"Bella angkat bicara membela Siska.

"Raffa gue nggak ngefitnah lo,please percaya sama gue,"baru kali Siska memohon dengan orang yang hendak di singkirkan nya.

Raffa tidak menghiraukan ucapan Siska dan berlalu begitu saja.

"Ada apa ini?apa kalian tidak mendengar bel yang berbunyi sejak tadi?"suara pak Umar selaku guru kesiswaan.

"Cepat masuk ke kelas masing-masing!"murid-murid Langsung membubarkan diri dan berlari ke kelas masing-masing,begitu juga dengan Siska,Bella dan Jeslin yang lebih memilih memasuki kelas dari pada membolos.

"Tunggu kejutan gue yang lebih menarik lagi Siska,gue akan memperalat Raffa untuk nyingkirin lo".






BUDAYAKAN VOTE,COMMENT DAN FOLLOW SETELAH MEMBACA!
BUAT YANG UDAH VOTE,COMMENT DAN FOLLOW,AKU UCAPIN TERIMA KASIH BANYAK.

Percayalah membuat cerita itu tidak semudah membaca,jadi tolong hargailah^^

Jika ada typo Mohon di koreksi ya man teman!
See you next chapter!!

RAFFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang