CHAPTER 12

179 17 0
                                    

Yok langsung aja baca
Jangan lupa vote dan comment sister and brother.

Hari mulai gelap,suasa malam Minggu sekarang entah kenapa malah tampak lebih cerah dari malam malam biasanya,kesempatan itu tidak akan di sia-siakan untuk kaum yang tidak jomblo dan buat kaum jomblo mending diam di rumah aja dari pada bikin macet jalan.

Siska sekarang sedang uring-uringan di atas kasur bukan hanya karena mager Siska juga sedang di landa  kegeraman memikirkan camilan nya yang habis di makan oleh Bella dan Jeslin,bukan nya tidak ada uang untuk membeli nya lagi hanya saja minimarket jarak nya lumayan jauh dari rumah Siska dan sekarang penyakit mageran dan bermalasan nya  sedang kambuh padahal biasa tidak bisa diam dan bar-bar.

Dan dua sahabat laknat nya itu malah mengajak nya ke club untuk bersenang-senang,Siska menolak itu mentah-mentah dengan alasan masih marah masalah camilan tadi siang padahal Siska sedang tidak mood untuk bersenang-senang Karena masih memikirkan tentang kemana perginya Raffa dan bagaimana ia harus mendapatkan Camilan nya kembali tanpa harus keluar rumah.

Pokok nya harus!!

Cling!!

Bagai di film-film kartun yang biasanya di tonton Jeslin,tiba-tiba rasa nya di kepala Siska muncul sebuah lampu yang menyala tandanya Siska sedang mendapat kan ide yang menarik.

Senyum mirip tercetak jelas di wajah Siska yang sedang memikirkan ide yang masih tersimpan rapi di otak nya.

"BIBI!"tanpa beranjak sedikitpun dari kasur nya Siska berteriak memanggil asisten rumah nya yang bernama bi Fanta sebenarnya bukan bibi-bibi ya,bi fanta sebenernya masih muda umur nya baru menginjak usia 27 tahun.

27 tahun itu masih muda kan?

Dengan tergopoh-gopoh bi fanta menaiki tangga dan langsung memasuki kamar Siska tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Siska melotot melihat kedatangan bi fanta yang sudah ada di depan mata nya.

"Kalau masuk kamar majikan itu di ketuk dulu,"sindir Siska dengan muka julid nya membuat bi fanta kehabisan kata dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal dengan canggung.

"Oh begitu nona,Yaudah saya permisi,"ucap bi fanta not akhlak dan mulai beranjak menuju pintu kamar yang masih terbuka.

Lagi-lagi Siska di buat melotot,kenapa pembantu di rumah nya modelan seperti bi fanta,udah nama nya aneh orang nya juga rada-rada ya gitu.

"TUNGGU BI!,YA ELAH MALAH MAU KELUAR LAGI,"teriak Siska mengejar bi fanta yang ingin keluar kamar nya,ini benar-benar mau mintak  beliian camilan aja susah bener.

"Eh iya Nona,"Bi fanta berdiri tegap menghadap Siska seakan Siska bukan lah anak majikannya.

Hampir saja Siska membentur kan kepala bi fanta ke dinding kamar nya kalau saja tidak ingat bahwa bi fanta memang sudah dari dulu sikap nya aneh.

Siska memberikan dua lembar urang berwarna pink ya kali merah kan uang seratus ribu warna nya pink.

Yang bilang merah berarti kalian belum mengenal warna pink:)

"Buat saya nona?"bi fanta menyambut uang itu dengan muka berseri-seri dan mencium ciumnya dengan sayang.

Siska di buat jijik melihat nya kok bisa ya anak dari asisten rumah tangga nya yang sudah ia kenal dari kecil jadi modelan seperti ini.

"Bukan buat bibi,tapi buat di beliin camilan untuk Siska yang cantik ini ya."

Bi fanta kembali menggaruk kepalanya tanda bingung.

"Saya tidak bisa mengendarai mobil atau motor nona,"ucap bi fanta dengan bahasa baku andalannya.

"Yang nyuruh bibi buat bawa motor sama mobil siapa?"

"Tidak ada nona,"sahut bi fanta sambil menggeleng pelan.

Siska tersenyum datar dan menepuk bahu bi fanta sambil berbisik pelan.

"Bibi naik ojek aja sana."

"Ongkos nya mana?"bi fanta menyodorkan tangan nya pentanda ingin minta ongkos untuk naik ojek,tak kira aku ini ibu mu huh ucap Siska dalam hati

Siska menghelai napas lelah dan merogoh saku celana tidur nya untuk mengambil uang dan menyerahkan kepada bi fanta yang terlihat antusias sambil menyodorkan kedua tangan nya.

Setelah bi fanta sudah berlalu Siska membanting pintu kamar nya dengan keras dan mulai melanjutkan rebahan nya lagi.

"Mau beli camilan aja banyak banget dah drama."




*****





Suara dentuman musik terdengar sangat memekikan telinga dengan lantai dansa yang terlihat wanita-wanita dengan pakaian kekurangan bahan sedang meliuk-liuk kan tubuh nya tanpa mementingkan rasa malu.

Jeslin dan Bella menyesap minumannya dengan kadar alkohol sedang tanpa mempedulikan mereka yang akan mabuk sekali pun.

"Bell itu Numa bukan sih?"tanya Jeslin dengan mata yang sudah berkunang-kunang seperti nya ia akan mabuk.

Bella yang kesadaran masih 100% Mun mengikuti arah pandang Jeslin dan mengangguk membenarkan ucapan Jeslin.

Terlihat Numa yang sedang tertawa tawa tidak jelas dengan sekumpulan laki-laki seperti nya lebih tua dari nya,ada juga yang sudah seperti Om Om  membuat Bella berdesis jijik.

"Seperti nya si muka dua lagi nunjukkin rupa aslinya yang murahan itu,"ucap Bella kepada Jeslin.

"Ha?,lo ngomong apa Bell?"karena musik yang kelewatan keras jadi wajar saja Jeslin tidak mendengar.

Tanpa mempedulikan omongan Jeslin,Bella menarik tangan Jeslin dengan tiba-tiba karena melihat Numa mulai beranjak dari duduknya dan berjalan menjauh keluar club dengan tubuh yang di rangkul oleh Om Om yang tidak di ketahui namanya.

TBC.....


















































































Ifah update cerita Raffa lagi nih mumpung lagi gk sibuk hihi


Di Vote and Comment dongT^T

RAFFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang