CHAPTER 11

203 22 0
                                    

Happy Reading

"HAHAHAHA,TEGANG BANGET ELAH!"suara tawa Siska menggelegar di penjuru Kamarnya,tawa Siska yang tiba-tiba membuat tanda tanya besar di benak Jeslin dan Bella.

"Lo kenapa sis?"tanya Bella hati-hati,takutnya Siska kerasukan setan di kamarnya ini.

"GUE GILA HAHAHAHA!!"

suara tawa Siska yang melengking dan pengakuan nya membuat Bella dan Jeslin lagi lagi bergedik ngeri.

******

Bella dan Jeslin saling melirik seakan sedang melakukan percakapan melalui tatapan mata setelah melihat Siska yang baru saja keluar dari kamar mandi sambil bersiul siul tidak jelas.

Lagi dan lagi lagi Bella dan Jeslin bergedik ngeri apa kepala Siska terbentur sesuatu saat pingsan tadi?,Hmm seperti Iya.

"Sis lo sakit kepala ya?"Tanya Jeslin polos.

Mendengar pertanyaan Jeslin yang menanyakan keadaan kepala nya membuat Siska berhenti bersiul siul dan mendekat kearah Jeslin yang sedang duduk di atas kasur king size bersama Bella yang asik rebahan.

Jeslin yang melihat Siska mendekat pun segera merapat kan tubuhnya ke tubuh Bella yang masih rebahan tanpa tau situasi yang akan di hadapinya dengan Jeslin.

"Tidak sakit kok,"sahut Siska dengan setengah berbisik membuat kesan horor bagi Jeslin dan Bella yg baru sadar situasi.

Bella yang mula nya sedikit pemberani pun dengan tatapan sangar nya mulai mendekati Siska Setelah itu Bella meletakan kedua tangannya di kedua bahu Siska dan mengguncang dengan beruntal.

"AAAA KAMPRET LEPASIN GUE!"

Teriakan membahana Siska membuat Bella refleks melepaskan tangannya dari bahu Siska dan beralih menutup telinga nya yang terasa sedikit berdengung.

Berbeda dengan si anak pungut yang malah asik menawakan aksi Bella dan Siska yang menurut nya sedikit lucu,iya hanya sedikit.

"Gue kira lu kerasukan monyet Sis,"Gumam Bella pelan namun mampu di dengar oleh telinga tajam Siska.

"Matamu kerasukan monyet,"ucap Siska sambil menoyor kepala Bella pelan.

"Ya kan siapa tau aja gitu,"bukan Bella yang menyahut tapi Jeslin yang sekarang sudah asik dengan camilan di kedua tangannya.

"Lah nemu dimana tuh cemilan?,gue juga pingin dong,"Bella berlari dengan jurus satu bayangannya untuk merebut kan camilan yang sudah berserakan di atas kasur.

"Nemu di kolong meja tadi,nggak tau punya siapa jadi gue makan aja deh kan sayang kalau di biarin gitu aja."

Di kolong meja

Di kolong meja

Siska langsung melotot setelah baru menyadari sesuatu.

"HUAAA CAMILAN GUE BALIKIN,"Siska menatap nanar bungkusan Camilan yang sudah ia stok untuk jadwal malam Minggunya yang jomblo sambil membaca novel dan rebahan sudah habis tak tersisa karena di makan oleh dua sahabat monyet nya.

*****

Di lain tempat di sebuah rumah kediaman keluarga Alexander tepat nya di ruang keluarga,ayah dan anak kembar nya sedang asik bercanda ria,jam sudah hampir menunjukan  tengah malam namun tidak ada tanda-tanda mereka akan tidur.

Bi Ijah selaku asisten rumah tangga pun masih terjaga dengan semangkuk bubur di tanganya,agar tidak ketahuan oleh tuan rumah ia berjalan dengan berjinjit dan berusaha keras agar tidak menimbulkan suara yang bisa menjadi malapetaka.

Dan sampai lah ia di pintu kayu tepat di sebelah kamar nya sendiri,tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu ia langsung masuk dan menguncinya dari dalam.

"Aden!"panggil bi Ijah dengan suara kecil.

Raffa yang sedang berbaring membelakangi pun berbalik dengan berlahan dengan di iringi ringisan kecil,Bi Ijah yang melihat langsung menaruh mangkuk bubur nya di meja belajar Raffa dan dengan sigap membantu Raffa untuk berduduk.

"Hati-hati den,"ucap bi Ijah khawatir membuat Raffa terkekeh kecil.

"Maaf den baru bisa Sekarang nganterin makanan nya ini juga bibi teh udah ekstra hati-hati,tuan sama Nona belum pada tidur soal nya,"bisik bisik Ijah sambil menunjukkan muka bersalah.

"Enggak papa bi,ini aja Raffa udah bersyukur kok,kan yang namanya nahan lapar itu Raffa yang paling jago,"ucap Raffa dengan muka bersemangat sambil tersenyum tulus,niat nya ingin menghibur bi Ijah tapi malah seperti sebaliknya,bi Ijah tiba-tiba saja menitikan air mata nya membuat Raffa gelagapan dan mencoba untuk bangun namun di tahan oleh tangan bi Ijah.

"Raffa bikin bi ijah sedih ya?"Tanya Raffa dengan air muka bersalah.

Bi Ijah menggeleng dan mengambil bubur di atas meja Raffa dan mulai menyuapi Raffa dengan telaten.

"Habisin ya den biar cepat sembuh,"bi Ijah tersenyum hangat dengan tangan kanan nya mengelus surai hitam Raffa dengan lembut.

Senyum lebar Raffa pun terbit,Demi apapun ia sangat menyayangi pahlwanya ini.






















































































Akhirnya ifah bisa update juga setelah sekian purnama
Maafkan ifah Leader🙏

Nah bagi yang lupa sama alur nya bisa baca ulang ya,ifah juga baca ulang kok soal nya udah pada lupa alur nya gimana,nama² tokoh-tokoh nya jua Ifah pada lupa😌







See next chapter gk nih?

RAFFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang