CHAPTER 09

239 20 2
                                    

"Kita duluan ke kelas ya sis,"Jeslin menarik tangan Bella yang masih menatap Siska curiga.

Siska bernapas lega ketika Bella dan Jeslin pergi.

****

Bel masuk sebentar lagi akan berbunyi namun belum ada tanda-tanda Raffa akan datang,Siska sih tidak apa jika harus membolos dan menemui Raffa di rumahnya,tapi nanti Bella dan Jeslin pasti cerewet karena tidak di ajak membolos bareng.

"Neng Siska mau sampai kapan berdiri di pagar?"Tanya pak Toni,satpam yang sedari tadi memperhatikan Siska seperti mencari sesuatu.

"Terserah saya lah pak mau saya berdiri di atas pohon cabe pun nggak ada masalahnya dengan bapak,"Siska merasa kesal menunggu Raffa sedari tadi,karena tidak ada Raffa di situ untuk melampiaskan kekesalan jadi lah pak Toni yang kena,yang sabar pak.

"Maaf neng bapak nggak maksud gitu kok,bapak cuman mau ngasih tau bel udah bunyi beberapa menit lalu."

"Lah terus ngapain?"tanya Siska sewot.

"Bapak mau nutup pager,tapi karena neng diam di situ jadi nggak bisa."

Wajah Siska seketika memerah malu,baru kali ini dia semalu ini,biasanya malu-maluin.Tanpa banyak bicara seperti tadi Siska berlalu pergi ke kelas dengan perasaan dongkol.

~>^<~

Siska berjalan di koridor dengan santai dan langkah ringannya,koridor nampak sepi karena bel sudah berbunyi sejak beberapa menit lalu.

Rupanya teman-teman di kelasnya sedang belajar sejarah,Bu Lita,itu adalah nama guru mata pelajaran sejarah,menurut mereka yang sopan dan patuh akan perintah nya maka ia akan menganggap Bu Lita ada guru yang penyayang,namun berbeda dengan Siska,Bella dan Jeslin,menurut mereka Bu Lita adalah guru yang menyebalkan.

Siska memasuki kelas dengan santai tanpa menghiraukan semua tatapan tertuju padanya dan tatapan tajam Bu Lita.

"Ngapain kamu baru saja masuk kelas?"Tanya Bu Lita mencoba bersabar menghadapi anak nakal seperti Siska.Bella dan Jeslin sudah memaki-maki Siska dalam batin mereka masing-masing,

"lebih baik nggak usah masuk kelas ogeb,dari pada berhadapan dengan bu Lita,kan repot Siska bego,"Batin Bella sambil menatap muka Siska yang melebihi kata santai.

"Ngapain kamu natap saya begitu?minta di colok matanya?"Bu Lita kini menatap Bella sama dengan tatapannya kepada siska,Bella yang menatap Siska kesal kini menjadi gelagapan ketika Bu Lita juga menatapnya, mungkin Bu Lita mengira Bella menatapnya.

"Nih Bu guru satu nggak liat apa gue lagi liatin Siska juga,"gumam Bella,dan kini ia menatap Jeslin yang menahan tawanya agar tidak pecah,sedangkan Siska menatap Bella meledek.

"teman gue nggak ada yang benar nya emang."

Kini Bella hanya menanggapi pertanyaan Bu Lita dengan menyengir lebar dengan muka sok polos nya,"ibu salah liat kali,"Bella tertawa garing seorang diri membuat Jeslin tidak kuat lagi menahan tawa nya,dan pecah seketika.

"HAHAHAHA ANJIR MUKA LO BELL BENGEK BANGET HAHA TOLONG GUE PERUT GUE SAKIT HAHA--."

"EHEMM,"Deheman Bu Lita berhasil menghentikan tawa Jeslin,sekarang Bella mentap Jeslin kesal karena menertawakan nya,sedangkan Siska sudah jengah melihat mereka semua.

"Kalian bertiga keluar dari kelas saya!,silahkan hormat di tiang bendera sampai jam istirahat,jika kalian tidak melaksanakan,maka hukuman kalian ibu tambah."

Murid-murid di dalam kelas tidak ada yang berani angkat bicara,bu Lita memang tidak pernah memarahi murid yang menurut beliau baik,Siska,jeslin,dan Bella sudah sangat buruk di mata semua guru,walau bukan mereka yang memulai sebuah pertengkaran atau sebuah masalah tetap saja mereka akan di salahkan,orang yang sudah di nilai buruk mulai awal akan selalu seperti itu.

Siska melangkah keluar kelas lebih dulu tanpa menyahuti ucapan Bu Lita,seperti "permisi Bu!","maaf Bu!",dan banyak lagi.

Bella dan Jeslin ikut menyusul Siska ke lapangan,Bu Lita menghelai napas panjang,bagaimana lagi cara membuat mereka berhenti berulah.

"Oke anak-anak kita sambung pelajaran kita."





















Maaf typo

BUDAYAKAN VOTE DAN COMMENT SETELAH MAMBACA
JANGAN LUPA JUGA FOLLOW AKUN WATTPAD AKU

See you next chapter!!

RAFFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang