"Ibu,sungguh aku ingin memelukmu
Dan mengucapkan terima kasih karena
telah melahirkan ku
Namun,semua itu tidak dapat aku lakukan
Karena raga mu sudah tidak ada lagi di sampingku"Raffa Leonando
****
Malam harinya Raffa tidak berangkat kerja di cafe karena kondisi nya yang tidak memungkinkan,luka-luka di sekujur tubuhnya sudah di obati dengan salep oleh bi Ijah beberapa menit lalu.
"Den Raffa belum makan kan?"Raffa mengangguk pelan tanda apa yang di katakan bi Ijah benar,"biar bibi siapin ya,aden tunggu sebentar bib--."
"Jangan pernah memberikan dia makan!"
Suara Aditya membuat Raffa menunduk dalam,sungguh ia tidak berani menatap wajah ayah nya sendiri.
"Tapi tuan,den Raffa belu--."
"Ini rumah saya!,apa hak bibi untuk memberi nya makan?"Ucap Aditya sinis.
"Raffa juga anak tuan,"bi Ijah mencoba membela Raffa walau tau hasil nya nihil.
"SAYA TIDAK PERNAH PENGAKUI DIA ANAK!,Anda jika nekat tetap membari dia makan,lebih baik Anda angkat kaki dari rumah saya!"Raffa menegakkan kepalanya dan menatap bi Ijah dengan kepala menggeleng pelan,mata bi Ijah berkaca-kaca tidak tega dengan anak majikannya.
"Bibi permisi."
Tinggalah Raffa dan ayahnya di kamar Raffa,tidak ada yang berbicara membuat suasana menjadi hening.Aditya menatap Raffa yang menunduk dari atas sampai bawah,wajah Raffa mirip dengan diri nya dan mendiang istrinya,namun lagi-lagi rasa benci itu muncul saat ia teringat dengan mendiang istrinya,namun Aditya tidak pernah mengingat pesan terakhir dari Isti nya yang telah tiada,untuk merawat Raffa dan si kembar dengan sepenuh hati.
Aditya keluar dari kamar Raffa tanpa sepatah kata pun,ia ingin mengusir Raffa dari rumahnya,tapi Aditya juga takut Raffa mengatakan pada orang-orang bahwa dia adalah anak keluar Alexander,bisa hancur reputasi nya nanti sebagai orang yang sangat di hormati.
Raffa menatap punggung papa nya yang berlahan hilang di balik pintu.
Tik
Satu titik air mata berhasil lolos dari kelopak mata Raffa yang sudah memerah menahan tangis sedari tadi,ini bukan tentang ia tidak dapat makan,Raffa sudah terbiasa menahan rasa lapar sejak ia kecil,tapi ini tentang ayahnya yang sangat membenci nya,Raffa di tuduh membunuh ibu nya,yang bahkan ia tidak tau rupa ibu nya,miris.
"Semoga Mama tenang di alam sana,suatu hari nanti ketika Raffa udah bisa buat papa dan kakak bangga,Raffa boleh nyusul Mama kan?"tangis Raffa pecah seketika,ia sudah mencoba untuk tegar menghadapi semuanyaa,sungguh ia tidak mau lagi mengeluarkan air matanya seperti saat ia kecil,namun kali ini air mata tidak dapat di bendung lagi,rasanya sangat sakit,Raffa memukul mukul dadanya berharap rasa sesak itu hirang.
Ternyata Aditya masih berada di balik pintu kamar Raffa,dan mendengar semua yang di katakan Raffa,tanpa sadar air mata nya pun ikut jatuh,"Maafkan papa nak,papa tidak bisa memaafkan orang yang telah membuat nyawa Stella tiada,"jujur Aditya sungguh menyayangi Raffa namun itu semua terkubur dalam oleh benci dan Dendam.
√√√√
Siska pagi-pagi sudah berangkat ke sekolah,bahkan ayah nya dan ibu nya bingung dengan kelakuan anak nya yang tidak biasa.murid-murid mulai berdatangan,Siska masih setia berdiri di pagar masuk.
"Woy sis!,tumben berangkat pagi biasanya juga telat,"ucapan Bella tanpa melihat kondisi membuat Jeslin tertawa jahat,teman laknat emang.
"Lo pada nggak ngeliat Raffa apa?"Siska tidak menghiraukan perkataan Bella dan tawa jahat Jeslin,ia masih dengan tujuan awalnya,yaitu menemui Raffa untuk minta maaf.
"Ngapain lo nyariin Raffa,"tanya Bella sambil menyerngit kan alisnya,"tidak biasanya",batin nya.
"Anu itu gue ada perlu iya ada perlu,hehe,"Jawab Siska gelagapan,sungguh ia gugup di tatap dua monyet ini.
"Iya gue percaya kok,"jawab Jeslin dengan senyum polosnya yang membuat Siska lega dan Bella ingin menampol wajah Jeslin,gereget tau.
"Kita duluan ke kelas ya sis,"Jeslin menarik tangan Bella yang masih menatap Siska curiga.
Siska bernapas lega ketika Bella dan Jeslin pergi.
BUDAYAKAN VOTE DAN COMMENT SETELAH MAMBACA
JANGAN LUPA JUGA FOLLOW AKUN WATTPAD AKUJika ada typo bilang,comment aja.
Maaf baru bisa update,maklum orang sibuk,hihi
See you next chapter!!
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFFA
Teen Fiction⚠️DISARANKAN FOLLOW SEBELUM BACA⚠️ rank 6 in #penurut (07/07 2021) Menceritakan tentang seorang anak laki-laki yang selalu di tuduh membunuh ibunya sendiri oleh ayah dan kakak kembarnya. "kenapa kalian benci sama aku?"tanya seorang bocah berumur 6 t...