"hidup tak selamanya lurus. Terkadang urat dan otot tertarik untuk seimbang"
****
Alena masih setia menghisap sebatang rokok yang terapit di sela sela jarinya. Sambil menerawang bebas kehidupan yang sudah hampir membuatnya gila dari jaman ia menginjak Sekolah Dasar.
"Hadeh mau sampai kapan kau ngelamun begitu", ujar seorang wanita yang duduk di depan Alena yang menatapnya dengan tatapan malas.
Alena menghembuskan asap dari dalam mulutnya kehadapan Wanita itu."Bedebah kau, itu asap bisa bikin bengek kalau ku hirup". Ujar wanita itu ngomel ngomel.
"Lagian juga tiap hari aku begini di dekatmu kau juga tak sesak napas kan?", Ujar Alena membela diri.
"Baik. baiklah sekarang masalah apa lagi?"
"Menurutmu kalau kau jadi laki laki dan melihatku, apa mereka akan langsung memikirkan hal yang tak senonoh?", Tanya Alena dengan mendekatkan wajahnya kepada wanita itu.
"Jangan dekat dekat wajahmu, kau merusak citraku bahwa aku gadis yang pendiam dan lugu", titah wanita itu sambil menekan mundur kening Alena dengan telunjuknya.
"Orang tiap hari nonton video porno terus masa iya kau itu lugu, ciih pembodohan ini", Goda Alena.
"Alena!!!", Teriak wanita itu tertahan.
"Iya iya, jawab aku Liza, apa yang kau pikirkan jika kau laki laki yang melihatku?", Tanya Alena lagi.
"Dengan bentuk muka yang terlihat seperti orang jepang, dengan kulit bersih serta dadamu yang memiliki ukuran besar. Aku juga pasti akan tertarik denganmu meski kau tak cantik cantik juga di banding aku. Heheeh", jelas Wanita yang di panggil Liza oleh Alena itu sambil tertawa.
"Siaaal kau", balas Alena sambil melempar puntung rokok yang baru saja dia matikan.
"Hehehhe, lagian kau ada ada saja",
Alena tak menyahut dan mengambil bungkus rokok di saku jaketnya. Namun nihil tak ada satu batangpun yang tersisa di dalamnya.
"Kau mau ikut aku beli rokok atau kau akan menunggu kekasihmu kesini?", Tanya Alena pada Liza.
"Aku sedang menunggu Stef, katanya setelah ini dia tak ada kelas", jawab Liza dengan sibuk membalas pesan tanpa melihat kearah Alena. Meski dengan raut muka yang sangat sebal dengan temannya itu Alena sama sekali tak pernah bisa membenci temannya satu ini. Liza anak dari pasangan keluarga Samsudin ini selalu ada di setiap Alena kesulitan maupun senang. Ia tak segan segan mengomel jika ia mengetahui kebiasaan minum Alena. Dengan gaya bicara yang ceplas ceplos justru membuat Alena dan Liza bisa berteman dekat sampai sekarang.
****
Gadis itu tengah memasuki sebuah mini market dekat area sekolahannya.
"Mang rokok 1 ", ujar Alena."Satu batang?", Goda penjaga kasir yang sering di panggil Mamang itu.
"Satu bungkus mang, cepetan mau masuk ini", jelas Alena yang terburu buru karena 15 menit lagi ia ada kelas Pak Johan. Guru galak bagi kalangan siswa lain tetapi tidak untuk Alena. Membuat laki laki itu untuk jatuh cinta padanya bukanlah perkara sulit bagi Alena.
"Masuk apaan neng?",ucap Mamang kasir dengan menampilkan raut wajah yang mupeng.
"Dasar kang kasir mesum", balas Alena memutar kedua bola matanya.
"Cepat lah mang, aku sudah telat", perintah Alena.
Belum sempat laki laki itu berkata Alena mengambil barang itu tanpa berkata apa apa dan memberikan uang di meja kasir dan melangkah pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENA
ChickLitMenjadi seorang yang selalu di pandang sebagai seorang wanita yang selalu menjadi bahan fantasi para lelaki. sangat melelahkan bukan?