delapan

11 1 0
                                    

"berlebihan selalu menyakitkan,
Sama halnya mencintai"

****

"Buset dah, ngapain lu tetiba di kosan gw,?" Tanya gadis berambut bob keheranan dengan penampilan sahabatnya yang sudah dekil kusut dan sangat mengenaskan itu.

"Mau nginep beberapa hari ya, lagi males balik," Jawab gadis berambut coklat sebahu itu lalu memasuki sebuah kamar tanpa di persilahkan.

"Etdah ni bocah, tapi tumbenan lu nginep di mari? Kaga di tempat Arga?," tanya Liza yang keheranan dengan sikap sahabatnya itu.

"Diem dah, gak usah bahas lelaki bangsat macam dia," bentak Alena sewot.

"Ada apa nih, tumben lu ngomong gitu ada apa cerita sini?,"

"Dah deh, jan banyak omong mending bilangin ke Stef hari ini buat ajak gw beli minum. Males banget gw,"

"Kaga ada kaga ada, lagian kenapa sih gak lu omongin baik baik sama Arga? Kenapa pakek kabur kaburan segala coba?," Tanya Liza yang bingung dengan sikap Alena datang datang langsung uring uringan.

"Laki laki mana paham perasaan cewek sih? Mau kita nangis, mau kita ngomong bahkan mau kita jungkir balik juga gak bakalan paham kan sama kondisi kita sebagai kaum wanita? Sedang kita di tuntut memaklumi dasar. cape ah," jelas Alena sambil menyulut rokok yang di pegang nya di sela sela jari.

"Mungkin kalau udah jadi bapak bapak terus ya, anak ceweknya nangis nangis cerita kalau dia lagi  patah hati baru sadar apa yang dia lakuin bertahun tahun lalu waktu masih jadi buaya. Itu jika anaknya mau cerita, biar tau sakitnya kaya apa kalau enggak mah mana bisa paham juga," tambah Alena yang hanya mendapat gelengan kepala dari Liza. Jika sudah begini dia cuma mendengarkan tanpa ada niatan menyanggah curhatan Alena.

"Udah tau susah sayang, sekalinya sayang eh salah Orang", omel Alena.

Flasback. . .

"Put, gw belom selesai," suara Arga tertahan. Membuat Alena menyeret keluar Putri dari kamar Arga dan dia masuk ke dalam melihat Arga dengan pemandangan yang gak bisa dijelaskan.
"Brengsek lu ga," batin Alena.

"Alena?"

"Sorry udah ganggu kalian berdua. Gw minta maaf ya, oh ya untuk uang kos gw bakal secepatnya ganti kok lu tenang aja," ucap Alena menahan tangis sedang Arga masih mematung dan bingung mau ngapain.

Alena meninggalkan kamar Arga dan lari keluar area kos kosan dia menyetop angkot dan ikut masuk kedalamnya. Dia nangis sejadi jadinya membuat bapak bapak angkot bingung kenapa dengan gadis di sampingnya.

"Lah kenapa neng? Abis mergokin pacarnya selingkuh ya?," Tanya bapak sopir di samping Alena.

"Lebih parah pak," jelas Alena mendramatisir .

"Suaminya?"

"Bukan pak"

"La terus siapa?"

"Temen saya pak"

"Lah kalo cuma temen kenapa nangisnya kaya gitu?"

ALENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang