enam

21 0 0
                                    

"ada saat dimana dirimu sendiri
bahkan tak dapat mengerti"

****

Arga tengah membereskan dokumen berkas berkas pekerjaannya pagi ini. Ia masih membayangkan kejadian semalam dengan  Alena, ada sedikit kecewa dan lega yang bercampur menjadi satu.
"Mungkin lebih baik begitu", ujarnya lalu kembali membereskan dokumen yang lumayan banyak itu.

Terdengar dering telfon dari saku celananya ternyata nama Liza yang tertera di layar ponselnya.

"Ya, halo"

"Bisa temui aku di cafe sebrang jalan? Ada hal penting yang ingin aku bicarakan", ujar wanita dari sebrang telfonnya.

"Baiklah, jam makan siang aku akan menemui mu", balas Arga.
Entah apa yang ingin di bicarakan oleh Liza tetapi sepertinya penting membuat Arga buru buru menyelesaikan kerjaannya dan menemui Liza.

"Ada apa?", Tanya laki laki setelah duduk di depan Liza.

"Gw cuma mau tanya aja, sebenarnya pertanyaan ini sudah sangat meresahkan ku", ujar Liza.

"Apa?", Tanya Arga yang mulai penasaran dengan maksud Liza mengajaknya bertemu.

"Apa yang terjadi tadi malam saat Alena tidur di tempatmu?", Jiwa penasaran Liza memang sulit hilang itu yang membuat Arga harus pandai pandai mencari Alibi.

"Cuma tidur doang", balas Arga sambil menghisap rokoknya.

"Ga, gw bukan anak kecil lagi. Kenapa sih lu gak jujur aja sama dia?"

"Berat Liz, gw udah coba ngomong tapi susah. Sekalinya gw serius di kira becanda", kini raut wajah Arga berubah seperti orang yang tengah frustasi.

"Gw udah kejebak friendzone selama bertahun tahun sama dia. Mau gw sok care dan tetep jadi tempat dia cerita. Tapi kadang kadang gw juga baper sendiri", kini Arga mulai tenggelam pada kejadian hampir empat tahun lamanya. Dimana waktu itu ia mendapat telfon dari Alena yang tengah menangis meminta di jemput. Dimana akhirnya ia tahu bahwa Marko hampir saja memperkosa Alena itulah mengapa pribadi Alena bisa berubah ubah tergantung situasi dan kondisi perasaan yang Alena alami.

"Gw tau pasti berat banget buat kalian berdua. Tapi tanda merah di dada Alena itu lu yang buat kan?", Tanya Liza dengan mata menyelidik.

"Jujur gw hampir kebablasan tapi saat gw ingat dimana ia menangis waktu itu dengan baju tak karu karuan gw akhirnya sadar dan cuma sampai disitu doang gak lebih", ucap Arga akhirnya jujur pada Liza.

"Kan akhirnya gw tau, sulit ngorek informasi dari Alena. Ga, saran gw mending lu jujur deh sama Alena tentang perasaan lu sekarang ke dia", kata Liza sembari menepuk nepuk pundak Arga lalu meninggalkan Arga dengan lamunannya.


Sedang di perpustakaan sekolah

"Lama bener sih pak bimbingannya, saya belum mau buat laporan akhir lo. Kok jadi saya yang repot gini", ujar wanita yang tengah duduk di perpustakaan bersama seorang laki laki.

"Kamu itu harus ngerjain dikit dikit biar cepat selesai"

"Dipikir nyicil mobil harus dikit dikit?
Kalau bisa besok kenapa harus sekarang coba?"

ALENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang