enam belas

4 0 0
                                    

"Obsesi atau ambisi"

Setelah perbincangan panjang antara Alena dan Bas mereka akhirnya pulang. Bas masih terus waspada kepada seorang laki laki yang terus mengikuti mereka. Bahkan kini sedang membututi mereka berdua.

"Ah selain Arga, Ridwan dan Marko apa kau punya teman lain?" Tanya Bas pada Alena.

Alena sedikit berpikir dengan pertanyaan Bas, matanya penuh selidik dan akhirnya tersenyum.
"Kau cemburu ya?" Tanya Alena dengan tampang menggoda.

"Aku kan hanya ingin tau saja. Kalau iya juga kenapa?" Tanya Bass agar Alena tak merasa curiga.

"Ada sih, teman sekelasku sama Stef tadi." Jawab Alena.

"Lihat dong kau punya fotonya kan?" Tanya Bass, dia hanya memastikan apakah laki laki tadi adalah  teman atau musuh Alena.

"Ah ada sih di kontaknya, tadi dia mengirimiku pesan. Ini orangnya" tunjuk Alena pada sebuah pesan yang dikirim Firdaus.

Bass melotot melihat ponsel Alena. "Oh yang ini." Tunjuk Bas tapi ia malah mendapat jitakan dari Alena.

"Bukan itu, itu mah pembimbing mesum." Jawab Alena

"Mesum?"

"Oh itu cuma julukan yang aku berikan kepada guru pembimbingku."

"Oh, gitu"

****

Mobil Katana hitam itu berhenti di sebuah hotel. Alena yang bingung mengapa mereka berhenti disana.

"Kau ada tamu lagi yang harus kau temui?" Tanya Alena pada Bas.

"Tidak tapi aku ingin bermalam saja disini." Jawab Bas dan mereka pun turun dari mobil.

"Selamat siang, atas nama bapak Bastian ya? Ini kuncinya pak kamar anda ada di lantai 5 nomor 313"

"Masuklah dulu aku mau ambil barang di luar." Perintah Bas dan mereka berpisah di lobi.

Bas keluar dan masih melihat mobil itu masih ada di halaman pelataran halaman hotel.
Bass menghampiri mobil itu dan mengetuk kaca mobilnya.

"Ada apa?"

"Bisakah kita bicara?" Di depan sana ada restoran bisa kan?"

"Baiklah"

Restoran . . 

"Apa maumu?" Tanya Bass pada laki laki di depannya.

"Hah? Lucu sekali pertanyaanmu."

"Jauhi Alena!!"

"Bastian, apa kau pikir hanya kau saja yang menginginkan gadis itu?"

"Jauhi Alena Fredy. Carilah mangsa yang lain jangan berani kau menyuntuhnya barang sejengkalpun." Ancam Bass pada Fredy.

"Bukannya dalam sebuah cerita harus ada yang dikorbankan ya? Emm. . .  Dan aku ingin dia. Jika kau mau bersaing mari kita mulai."

"Lu harus inget, jika kau ingin bersaing maka saingan lu bukan hanya gw."

"Aku tahu, ada Arga si anak sialan itu, Marko masih bisa di kondisikanlah, atau si Ridwan? Aku baru tahu dia belakangan ini tapi sepertinya yang perlu ku waspadai adalah kau." Ucap Fredy sembari memberikan senyum miringnya.

ALENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang