dua belas

10 0 0
                                    

"tentang diri, yang berusaha pulih
Dari sakitnya patah hati"

****

Mobil itu berhenti di pelataran kos kosan, nampak seorang pria berbadan tegap turun dari sana dan membukakan pintu mobil. Laki laki itu adalah Ridwan dan yabg di bukakan pintu adalah Alena.

"Siapa orang itu?"

"Makasih ya wan, gw mau langsung istirahat aja lu bisa pulang." Ucap Alena datar mengingat masalah tadi yang mereka lewati, ia mengusir Ridwan secara tidak langsung.

"Na, maafin gw soal tadi malam." Ucap Ridwan lesu.

"Ok lupain aja." Jawab Alena sambil melangkah pergi.

"Enteng banget Na lu ngomong lupain aja setelah kita bercinta." Batin Ridwan. Tapi kali ini dia tak akan mengajak debat Alena dia sadar bahwa hari ini sudah berat yang Alena lewati.
"Ya udah gw balik Na." Imbuh Ridwan lalu masuk kedalam mobilnya dan pergi meninggalkan pelataran kos kosan.

Alena berjalan menuju kamar kost nya, rasanya lelah sekali banyak masalah yang harus dia hadapi.
"Baru pulang?" Tanya seorang penghuni kamar kos di sebelah Alena.

"Udah tau ngapain nanya?" Ketus Alena.

"Dia kenapa?"

"Alena" panggil Fredy.

"Iya pak kenapa?" Jawab Alena yang menghisap rokok dan melepaskan tali sepatunya.

"Habis dari mana?" Tanya Fredy lagi.

"Bukan urusan bapak." Jawab Alena singkat hendak masuk kedalam sampai akhirnya tangannya di tahan oleh Fredy.

"Saya tanya baik baik kenapa jawaban kamu seperti itu? Siapa yang ngantar kamu barusan? Atau jangan jangan kamu habis jual diri ya?" Tanya Fredy yang membuat kesabaran Alena habis.

"Terus kalau saya jual diri apa urusannya dengan anda? Ingat anda bukan siapa siapa saya." Jawab Alena dengan suara tertahan, benar benar menohok hati Fredy.

"Saya bisa buat kamu gak lulus mata pelajaran saya ya" bentak Fredy sambil menatap tajam Alena.

"Persetan dengan nilai. Menurut saya sendiri, bapak aja gak pantes jadi pembimbing, gak profesional banget. Jangan campuri masalah pribadi sama sekolah deh pak. Dan satu lagi, lulus atau enggaknya saya udah gak peduli. Toh itu juga kemauan Ayah saya bukan saya. Gak usah khawatir buat ngajarin saya karena besok juga saya akan keluar dari sekolah." Ucap Alena sambil melepaskan pegangan Fredy.
Fredy terpaku, apakah dia sudah keterlaluan dengan gadis itu. Pintu kamar di banting tanpa belas kasian penghuninya. Benar benar saat ini Alena sedang kacau pikiran dan hatinya.

"Gak seharusnya lu ngomong gitu ke dia." Ucap seorang laki laki yang ada di samping Fredy saat ini.

"Siapa kamu?" Tanya Fredy heran.

"Mau cari minum, biar enak ngobrolnya bro?" Ucap laki laki itu.

Caffe Pertigaan gedung sekolah. . .

"Siapa kamu? Sepertinya kamu sangat paham dengan Alena?" Selidik Fredy tanpa basa basi.
"Ya, dia mantan kekasihku. Kenapa kaget ya? Kenalin gua Marko." Ucap Marko sambil mengulurkan tangannya, namun tak di sambut oleh Fredy.

ALENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang