Delapan Belas

3 0 0
                                    

"Kenapa kau membantuku ?"

"suka suka aku lah, lagian kenapa sih masih berurusan sama Marko?"

"dia yang tiba tiba datang, aku juga tak mengundangnya" balasnya sewot

"tambah cantik tahu kalau marah."

"enggak mempan tau, tapi dipikir pikir tempat ini emang bikin rindu."

"Rindu tempatnya apa rindu orangnya?"

"bagi rokok sini"

"dih gak berani jawab, bilang aja kalau rindu gak papa kok." timpanya sembari tersenyum genit.

"Mesummu gak pernah hilang ya. Dasar aki aki" balas gadis itu sembari menyalakan pematik apinya.

"Kau sekarang tinggal dimana? Sepertinya kau sudah bahagia sekarang?" Tanya Arga sembari sesekali menghisap rokok.

"Aku ada bisnis dengan temanku. Ya temanku" jawab Alena ragu.

"Laki laki dengan tato di tangannya itu, dengar dengar dia dari klan Nozomi, sama denganmu kan?" Ucap Arga sembari mengamati gerak gerik Alena.

"Entahlah, aku tidak cukup jelas mengenalnya. Yang aku tahu, dia laki laki yang menyelamatkanku." Balas Alena menerawang

"Jika ternyata dia adalah keluarga jauhmu. Apa kau masih akan terus bersamanya?" Tanya Arga ragu ragu.

"Aku bukan dari kalangan klan seperti itu. Ibu dan ayahku kan pribumi dan mungkin saja tidak memiliki hubungan dengan klan seperti yang kau ucap kan." Balas Alena yang sedikit melakukan penekanan di setiap perkataan yang harus bersangkutan dengan orang tua.

"Apa kau ingin mencoba satu ronde denganku?" Tanya Arga tiba tiba.

"Kau gilaaa?" Teriak Alena kaget.

"Enggak, aku waras kok." Ucap Arga sebisa mungkin menyembunyikan raut wajahnya yang sudah terbayang aktifitas yang akan mereka lakukan.

"Tidaaak, aku sedang tidak selera." Jawab Alena yang langsung meruntuhkan fantasi gila Arga.

Arga menghembuskan nafas kasar. Alena sadar Arga tengah frustasi kali ini, tapi Alena sedang tidak ingin bercinta karena pikirannya masih saja berpikir tentang mobil yang ada di pelataran rumah Bass.

"Sebenarnya, bisakah aku menginap di tempatmu?" Tanya Alena membuat laki laki itu menoleh dengan tatapan dalam pada Alena.

"Sial, dia sudah tidak bisa menahannya." Batin Alena.

Arga semakin mendekatkan wajahnya kepada Alena. Nafas Arga mulai memburu terasa panas saat wajah mereka tinggal beberapa senti saja. Alena bisa merasakan betapa besar hasrat yang di tahan Arga.
Arga mencoba mengecup bibir Alena, Alena menutup matanya melihat tidak ada perlawanan Arga mencoba melumat bibir mungil Alena. Ada sensasi manis yang Arga rasakan mungkin karna mereka baru saja menikmati rokok.
Alena membalas kecupan Arga membuat laki laki itu mulai berani membaringkan Alena di kasur.

aktifitas mereka semakin berani saat arga mulai menjelajah di setiap jengkal tubuh Alena, mereka saling menyalurkan hasrat, ciuman itu terlepas mereka saling menghirup oksigen dengan brutal mata mereka bertemu Arga semakin sayu melihat Alena, sedang Alena dengan pikiran yang berkecamuk apakah benar ia ingin melakukannya dengan Arga atau dia hanya kesal dengan Bass yang tak menceritakan siapa Rose dan berbohong padanya soal misinya keluar.

"aku tidak bisa melanjutkannya" ucap Alena menepis tubuh Arga

"apa laki laki itu kini telah memenuhi hatimu sekarang?" teriak Arga tepat di depan wajah Alena, membuat wanita itu terkejut dan merasa tak percaya, dari sekian lama mereka berteman dan Alena pernah menaruh hati pada laki-laki itu.

ALENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang