lima belas

14 0 0
                                    

"Rumit kisahmu, karena ulahmu sendiri"

*****

Setelah kerumitan yang tadi di buat oleh Liza dan Alena. Bas memutuskan membawa Alena ke sebuah Mall, di perjalanan berkali kali Bas menasehati Alena agar dia lebih lembut terhadap Liza. tapi memang Alena sangat keras kepala jadi sangat sulit untuk di bujuk.

"Kan sudah aku bilang, aku mau cari aman dan tidak berniat memberi tahu siapapun tentang keberadaanku." Masih saja gadis itu kekeh dengan pendiriannya.

"Tadi di suruh di rumah aja gak mau." Sahut Bas yang sukses membuat Alena terdiam.

"Dia seperti itu karena dia sayang denganmu, lain kali pikirkan dulu semuanya."

"Iya iya paham." Jawab Alena asal.

"Jadi ke Mall?" Tanya Bas

"Ok, jadi hari ini aku bebas beli baju?"

"Asal tidak warna hitam aku persilahkan kau memilih baju sesukamu." Senyum Bas sambil mengusap sayang kepala Alena.

****

Liza berjalan menyusuri jembatan yang melintasi aliran sungai. Ia berhenti dan mulai menatap kebawah.

"Kupikir mencintaimu itu hal yang menyenangkan. Tetapi ternyata kau sama saja dengan lelaki sebelum sebelumnya. Terkadang aku iri dengan Alena. Dia nampak mudah mendapatkan perhatian dari laki laki. Bahkan dia di rebutkan banyak laki laki. Sedang aku?
Aku punya satu saja dia malah pergi meninggalkanku dengan wanita lain." Ucap gadis itu sembari mengayun ayunkan tangannya kebawah.

"Pidatomu panjang sekali?"

Suara itu membuat Liza menoleh ke sumber suara.
"Kau lagi, ada apa?" Ucap Gadis itu.

"Mengapa kau tak bilang jika kau bertemu Alena?"

"Kau mengikutiku?" Liza berbalik menanyainya.

"Aku sudah paham gelagatmu kemarin, kau dan Stef menyembunyikan sesuatu dariku. Siapa laki laki dengan Alena tadi? Apa dia-"

"Udah Ga, jauhin Alena. Alena akan lebih nyaman dengan Bas, jadi aku harap kau harus bisa menerima itu." Potong Liza yang tahu arah pembicaraan Arga.

"Mengapa jadi kau yang mengaturku?
Oh jadi laki laki itu Bas namanya." Jawab Arga.

"Apa kau tidak lelah melihat dia sengsara? Kau pasti masih ingat kasus dia di jual Marko? Dia sangat menderita apa kau tak paham itu? Jangan tambah kesakitannya sekarang!" Liza dengan membabi buta mengucapkannya.

"Aku ingin dia bahagia, tapi kenapa dia malah pergi? Gw sayang Liz sama  dia, apa kurang jelas selama ini?"

"Bukannya kalian hanya sama sama butuh saja?" Ucapan Liza membuat Arga terdiam.

"Kalian tak saling cinta kan? Hanya membuang sepi kalian masing masing. Aku tahu seberapa brengseknya dirimu, aku tau sebagaimana sifat Alena. Kalian tak sama sama cinta hanya sama sama butuh." Tambah Liza.

"Lu gak tau apa apa Liz, Lu gak tahu apa yang kita lewati selama ini. Apa yang gw rasain apa yang dia rasain. Sampai akhirnya Ridwan brengsek itu merusak yang selama ini gw jaga. Coba waktu itu lu telfon gw bukan si brengsek itu. Semua gak akan kaya gini." Entah apa yang merasuki Arga, hal yang mati matian  ingin ia sembunyikan malah terungkap sudah.

ALENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang