"Ketika aku bukanlah satu satunya
Maka jangan pernah ada aku di pilihannya"Gadis itu terbangun dari tidurnya. Sedang laki laki itu masih senantiasa memeluknya dari samping. Gadis itu menatap lekat wajah laki laki itu, ia perhatikan tiap inci raut wajah sesosok laki laki yang tengah pulas akan tidurnya. Tak ada noda sedikitpun disana wajah yang putih bersih hidung yang mancung menambah karisma dari laki laki itu. Gadis itu beralih menatap dada kiri laki laki itu ada sebuah tato bunga dengan garis yang seolah menguasai bunga meski renggang dan sebuah kata yang menyita perhatian gadis itu untuk menatap tato itu sedikit lebih lama .
"NOZOMI" gumamnya. beberapa saat ia tertegun, karena nama itu sama seperti namanya Nozomi Alena.
Lelaki itu mengeratkan pelukannya sesaat telfon berdering. Ia tak bangun juga tetapi suara telfon yang berdering itu semakin lama semakin bising, membuat gadis itu dengan enggan mengambil telfon yang berada di atas meja kamar.
"Rose?" Tanya Alena pada dirinya dan mengernyitkan dahinya.
"Halo?" Suara dari sebrang telfon Alena enggan menjawab.
"Bass bisa kau dengar aku? Aku sudah kembali. Apa kita bisa bertemu?"
"Maaf dia sedang tidur saat ini. Kau bisa menelfonnya nanti." Balas Alena lalu menutup telfonnya.
"Dari siapa Na?" Suara Bass yang tengah menyatukan kekuatannya untuk bangun.
"Rose" jawab Alena datar.
Tak ada jawaban dari Bass hanya sebuah tatapan terkejut beberapa detik.Alena masih memperhatikan laki laki disampingnya dengan ekor matanya. Tetapi laki laki itu terlihat santai dan enggan membahas topik yang terbuka.
"Aku mandi dulu ya" ucap Bass akhirnya.
"Dia bilang, dia sudah kembali dan menanyakan kapan bisa bertemu." Balasku Bass hanya diam dan berjalan menuju kamar mandi.
Alena lebih memilih berjalan menuju balkon kamar sembari membawa sebungkus rokok dan pematiknya. Ia duduk disana sembari melihat pemandangan kota di pagi hari dengan menikmati rokok yang ia bawa.
"Aku pergi dulu, kalau kau bosan bawa mobil ini jalan jalan lah, aku sudah menyewa kamar ini seminggu. Aku mungkin tiga hari lagi pulang." Jelas Bass sembari menaruh kunci mobil dan mencium rambut Alena.
"Ya hati-hati." Balas Alena dan kembali menikmati Rokok yang diapit kedua jarinya.
"Masa iya aku cemburu karena Bass tak menjelaskan siapa Rose padaku? Alena kenapa kau sekarang gampang jatuh cinta sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENA
ChickLitMenjadi seorang yang selalu di pandang sebagai seorang wanita yang selalu menjadi bahan fantasi para lelaki. sangat melelahkan bukan?