Bag.24

1.6K 169 42
                                    

Perhatian sebentar gaes!!

Yang TEBAL semua dan typing tengah itu kata pikiran yang di dengar si tampan Sehun!

Yang miring semua, biasa! Batin neng Jiyeon.

Katanya! batin sama pikiran itu berbeda, jadi jangan bingung yaaa!

Enjoy, and let's start it!

Hope u like it!!

-ESA-


Seorang wanita bergaun mewah itu hanya menatap sendu kearah kotak berisikan surat surat yang bahkan ia tak bisa balas.

Sudah tiga Minggu sejak kepergian Sehun ke Medan perang,

Jiyeon, gadis itu hanya bisa menghela nafas berat menatap surat surat dari pria yang kini berstatus sebagai suaminya itu.

Ingin hati membalas semua surat itu, tapi apalah daya ia tak bisa....

Sehun melarangnya untuk membalas surat itu,

Jika musuh tahu bahwa Sehun telah memiliki istri, maka nyawa Jiyeon pasti akan terancam mengingat Jiyeon hanya sendiri tanpa Sehun di sisinya.

Jiyeon berjalan lemah sembari membaringkan tubuhnya di atas sofa dengan tatapan kosong seakan ia mati besok.

Awalnya,

Jiyeon ragu, ia sebenarnya mencintai Sehun atau hanya sekedar rasa suka yang sementara.

Namun, semenjak kepergian Sehun.

Jiyeon entah mengapa merasa kehilangan, dan baru ia sadar bahwa ia benar benar mencintai pria bersurai gelap itu.

"Kakak!" Suara nyaring itu begitu bergema di seluruh penjuru ruangan.

Jiyeon tidak lagi kaget dengan kedatangan gadis cantik bersurai merah itu.

Sejeong, gadis itu tak pernah absen untuk mengunjungi wanita yang ia sayangi bahkan melebihi kakaknya sendiri, tuan Duke.

"Sudah kuduga! Sebenarnya kakak lebih membutuhkan aku dari pada putra mahkota! Lihat! Tadi kakak kelihatan tidak punya semangat hidup! Dan ketika aku datang! Kakak menjadi tersenyum bahagia seperti ini!" Ujarnya manja sembari membaringkan tubuhnya berbantal paha Jiyeon.

Sejeong terlihat mencari seseorang, "Gadis itu... Tidak ada?" Ujarnya bingung.

Jiyeon mengangkat sebelah alisnya bingung, "Gadis itu? Jieun?"

"Iya! Siapa lagi gadis yang dapat merebut kakak dariku?! Cukup putra mahkota saja yang merebut mu dariku! Tidak ada lagi yang boleh memisahkan kita!" Ujarnya serius sembari memeluk tubuh Jiyeon.

"Kau ini... Bagaimanapun dia adalah calon kakak ipar mu!" Ujar Jiyeon sembari mencubit ujung hidung Sejeong pelan.

"Menjadi kakak ipar ku bukan berarti dia boleh dekat dekat dengan kakak! Aku cemburu!" Mendengar itu Jiyeon tertawa renyah.

Dulu, Jiyeon sempat khawatir.

Takut jika Sejeong benar benar menyukainya sebagai seorang kekasih, bukan sebagai kakak.

Tapi mendengar bahwa Sejeong tengah dekat dengan pangeran negri sebrang, membuat Jiyeon lega.

Setidaknya dia tidak jadi membuat Sejeong menyukai dirinya sebagai kekasih.

Extraordinary Supporting Actress✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang