31 : Benar-Benar Menyerah

547 122 16
                                    

Vote Coment gratis hyung!!

--

17 Hari yang lalu

Nadaline Shinabella, gadis itu tidak henti-hentinya tersenyum. Setelah satu minggu dirawat dirumah sakit, akhirnya dokter memperbolehkan dirinya pulang. Serius, Da sangat senang.

Selama satu minggu itu juga, Reno tidak memperbolehkan siapapun bertemu Nada. Termasuk Lia, Han, Changbin, ataupun Hyunjin sekalipun. Papa Nada sangat posesif.

“Dih, seneng banget mau pulang.” celetuk Chan menatap adiknya penuh dengki. Nada menunjukan cengirannya. “Kangen Lia, mau ketemu Han sama Abin.”

Chan mendekat. Mengusak gemas rambut sang adik. Padahal Nada sedang menyisir rambutnya. “Nggak kangen Hyunjin, hmm?”

Mendengar nama Hyunjin disebutkan, pergerakan Nada terhenti. Menatap pantulan dirinya lewat cermin. Pucat, kusam, dekil, gendut, pendek, dan sangat tidak menarik.

Sedetik kemudian, Nada tersenyum kecil. Pertama kalinya, ia menyadari betapa banyak kekurangannya. Melihat itu, Chan berdecak. Membawa sang adik duduk ditengah brankar.

“Gak usah sedih gitu. Gue yang bakal jamin, kalau Hyunjin gak bakal deket-deket sama lo lagi!” ucap Chan diakhiri senyum kecilnya.

Nada mengangguk antusias. Ia harus melupakan Hyunjin! Harus! Meskipun dalam hati kecilnya bersedih karena Chan harus turun tangan langsung. Nada yakin, jika kakaknya itu tidak akan membiarkan Hyunjin mendekatinya barang sejengkal.

“Besok, aku mau kencan berdua sama kakak! Seharian! Gak ada tapi-tapian!” ucap Nada merajuk. Chan tertawa kecil. Mengangguk seraya mengusak gemas rambut sang adik.

“Iya, tapi lo yang bayar kan?”

“Kak Chan!”

Lagi-lagi Chan tertawa keras. Ahh, laki-laki itu melupakan kapan terakhir kali ia menjahili sang adik.

“Iya-iya, kita porotin papa. Besok kencan berdua.” Nada mengangguk senang. Tersenyum lebar seperti menunjukan kebahagiannya.

Meskipun dimata Chan, senyum itu terlihat berbeda. Senyum penuh luka.

Keduanya menoleh saat pintu ruangan terbuka. Reno dan Nina datang dengan senyum tipis masing-masing. Pria berumur setengah abad itu membawa sebuah amplop RS digenggamannya.

“Udah packing aja, anak papa?” tanyanya menggoda. Nada berdecih, memicing menatap Reno. “Aku udah semangat mau pulang, gak sabar nunggu nanti malem!”

Kedua orang tua Nada dan Chan tersenyum. Reno meletakan amplop RS itu dinakas. Duduk disamping sang putri yang masih terlihat pucat. Pria itu tersenyum, mengelus penuh kasih sayang surai panjang milik putrinya.

“Nada sayang gak sama Papa, sama Mama, sama Kak Chan?” tanyanya penuh kelembutan.

Kening gadis itu mengernyit heran. Pasalnya Reno tidak biasa menanyakan hal seperti ini.

“Papa kenapa nanya gitu kalau papa udah tau jawabannya? Aku sayang banget sama Papa, sayang banget sama Mama, sayang banget sama Kak Chan. Banget, banget, banget! Gak usah ditanya lagi!”

Reno kembali tersenyum. Membawa sang putri kedekapannya, seraya memberikan kecupan ringan dikepala Nada. Suasana ruang rawat Nada tiba-tiba menjadi sunyi. Hanya ada suara kecupan dari Reno untuk Nada.

Chan yang berdiri disamping nakas, lantas mengernyitkan kening bingung. Tidak hanya Chan saja sebenarnya, tapi Nada sendiri juga bingung.

“Kalau Nada sayang sama Papa, sayang sama Mama, sayang sama Kak Chan, Nada harus nurut sama kita, okay sayang?” Nada mengangguk ragu. Mengeratkan pelukannya pada pinggang sang papa.

Sweet Friendshit | Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang