Vote coment gratis hyung~
Pajak ditanggung pemerintah--
Nina berkali-kali mencoba mencuri pandang kearah ruang tamu. Sesekali menajamkan pendengaran, berharap mendengar sesuatu dari percakapan antara sang putri dan calon menantu. Iya, Nada dan Hyunjin tengah berdua diruang tamu.
Bukan mencoba ikut campur atau apa, Nina hanya mencoba mengawasi Nada. Mengingat kebiasaan Hyunjin yang suka mempermainkan wanita, jangan sampai Nina kecolongan. Nina dan sang suami merawat Nada selama tujuh belas tahun dengan seluruh kasih sayang dan perjuangan. Jika Hyunjin benar-benar mempermainkan anak gadisnya, jangan harap Nina akan diam saja.
“Gue capek, Nad! Lo aja deh yang genjot.” Celetukan Hyunjin yang terdengar samar-samar, membuat Nina mengernyitkan kening curiga. Kemudian terdengar sahutan dari Nada, “lo kan cowok! Itu lo lebih panjang! Jadinya lo yang harus genjot!”
Ibu dua anak itu terkejut bukan main. Menyambar pisau daging, tanpa basa-basi menghampiri Hyunjin dan Nada yang berada diruang tamu. Fikirannya berkecambuk. Ucapan kedua pasang remaja itu kembali terngiang-ngiang diotaknya.
“Mau ngapain kalian?!” tanyanya garang. Jangan lupakan pisau daging yang berada ditangan kanannya. Nada dan Hyunjin sontak menoleh, menerjab beberapa kali ketika mendapati tatapan tajam Sang Mama.
Nada mencebikan bibirnya kesal. Menunjuk Hyunjin dengan wajah tertekuknya. “Dia mau aniyaya anak mu, ma.” Sedangkan Hyunjin hanya tertawa kecil menanggapinya. “Aku kan capek, ma. Seharian latihan futsal disekolah, Nada cuma rebahan aja. Padahal cuma ku suruh genjot sepeda sampe ke danau.”
“Rebahan seharian juga cape tau!” sahut Nada tidak mau kalah. Nina yang semula memasang tatapan tajam, kini perlahan melunak. Menghela nafas lega, dan segera menepis pemikiran kotor yang ada diotaknya.
“Pakai motor aja kenapa sih? Gitu kok ribet.” Saran Nina. Ibu dua anak itu kembali menuju dapur. Menyelesaikan pekerjaannya secepat mungkin dari pada menanggapi Nada dan Hyunjin.
Kini tersisa Hyunjin yang menopang dagu menatap Nada, sedangkan gadis itu masih mencebikan bibirnya. “Traktir gue cilok sama es, bakal gue kayuh sampe danau.”
Mendengar itu, Nada lantas menyunggingkan senyumnya. “Oke! Deal!” tidak apa-apa mengeluarkan sedikit uang untuk asupan cacing sang pacar. Lagi pula, Nada sangat jarang merogoh kocek ketika jalan beruda bersama Hyunjin sejak dulu.
“MA! ANAKNYA MAU KU CULIK BENTAR!”
—🌸—
“Ayo dong, Jin, yang semangat! Tukang ciloknya udah didepan, tuh!” ucap Nada berniat menyemangati Hyunjin. Hyunjin yang bertugas mengayuh sepeda, hanya tertawa kecil. “Semangatin lagi dong, Nad!”
“SEMANGAT, SAYANG!” Teriaknya nyaring. Mengundang tatapan aneh dari beberapa orang yang berjalan ditrotoar. Namun kali ini Hyunjin dan Nada tidak ingin ambil pusing. Biarkan kedua orang ini dimabuk cinta, ya, sahabat!
Senyum Nada mengembang ketika netranya menangkap sesuatu yang menarik didepan sana. Segera mungkin, gadis itu menepuk punggung Hyunjin, berharap laki-laki itu segera menghentikan sepedanya. “Jin! Mau es cendol, dong!”
Bibir Hyunjin juga ikut terangkat. Mengayuh sepeda lebih kuat agar segera sampai kedepan penjual es cendol. Hyunjin juga haus. “Bang, es cendol dua, yang bayar dia.” Ucapnya seraya menunjuk Nada.
“Dimana-mana yang bayar mah cowok, mas.” Balas penjual cendol tersebut seraya membuatkan pesanan Hyunjin. Laki-laki itu melirik sinis kearah Nada, sedangkan gadis itu hanya menjulurkan ujung lidahnya. “Saya miskin, bang. Dia kaya, bapaknya dokter.”
![](https://img.wattpad.com/cover/237700144-288-k467752.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Friendshit | Hwang Hyunjin
Fanfiction[sᴡᴇᴇᴛ sᴇʀɪᴇs] Friendzone? Yah, kurang lebih kayak gitu hubungan Nada sama Hyunjin. Nada yang selalu berdiri dibelakang Hyunjin saat cowok itu butuh. Dan Hyunjin, tetap jadi cowok brengsek yang datang ke Nada setiap dia putus sama cewek. Start : 8...