32 : Rahasia Besar

546 134 20
                                    

Vote Coment gratis hyung!!

--

Brakk!!

Dentuman yang berasal dari pintu utama yang disebabkan oleh dorongan kasar dari Hyunjin itu membuat seluruh penghuni rumah tergelonjak kaget. Hendra, Jeni, Jeongin, dan Yuna menatap sisulung keluarga dengan tatapan sayu.

Mereka tahu, Hyunjin sangat marah ketika menerima fakta bahwa semua orang menyembunyikan Nada darinya. Tapi disisi lain, laki-laki itu kecewa.

Kecewa pada dirinya sendiri yang tidak bisa menjaga Nada. Perkataannya, tindakannya, sifatnya, dan segala hal yang ia lakukan pada Nada akhir-akhir ini.

“Nada beneran kena Leukimia?” tanyanya. Jeni menghela nafas, mengangguk membenarkan pertanyaan sang putra.

“Kenapa kalian semua gak ada yang ngasih tau aku? Aku ngerasa gak berguna jadi sahabatnya Nada!” balas Hyunjin marah.

Jeongin mendengus sinis. Berkacak pinggang seolah menantang kakaknya. “Lo sendiri gimana, bang? Udah ngerasa hebat jadi sahabatnya Kak— ah ralat! Emang Kak Nada masih nganggep lo sahabat setelah apa yang lo lakuin sama dia?”

“Lo sebenernya punya otak gak sih, bang!? Lo gak ngerti gimana pola pikir Kak Nada meskipun kalian sahabatan dari kecil!” lanjut Jeongin.

“Lo tau apa tentang gue sama Nada? Yang bisa lo lakuin cuma bela Nada—”

“Gue tau semuanya!—”

“LO GAK TAU! Lo gak mikirin gimana perasaan gue! Abang lo sendiri! Yang lo lihat cuma sakit hatinya Nada—”

“DIA NGERASA SEMAKIN GAK SEMPURNA, BRENGSEK!”

Keheningan terjadi. Jeongin menatap kakaknya dengan nafas terengah-engah. Netranya berkaca-kaca. Laki-laki berstatus adik Hyunjin itu memukul dadanya beberapa kali. Sangat sesak rasanya.

“Cewek yang udah gue anggep kakak gue sendiri, yang jagain gue, nemenin gue, dan hibur gue, disaat lo yang kakak kandung gue sendiri sibuk sama cewek-cewek mainan lo, DENGAN MUDAHNYA LO PATAHIN HATI DIA!”

Yuna yang mendengar itu, mulai memejamkan mata dan menutup kedua telinganya. Tidak sanggup melihat Jeongin yang mulai menangis. Gadis kecil itu juga ikut merasakan sakit.

“Gue gak ada niat—”

“Lo gak terima kita semua nyembunyiin ini semua dari lo, lo gak suka kalau Kak Nada jauh dari lo, lo sakit hati kalau Kak Nada gak mau ketemu sama lo. Bener kan? Gue paham kan sama perasaan lo?” ucap Jeongin memotong perkataan Hyunjin lebih dulu.

Jeongin mengusap kedua pipinya. Kemudian menatap Hyunjin sayu. “Lo ngerasain itu cuma dalam dua bulan. Sedangkan Kak Nada? Sepuluh tahun dia diam, mendam rasa sukanya buat lo, senyum lebar waktu lo cerita semua cewek simpenan lo, ngasih saran waktu lo mau nembak cewek, nyomblangin lo sama temen-temenya!”

“Dan setelah lo tau Kak Nada suka sama lo, lo jauhin dia, maki-maki dia, hina fisiknya. Lo sadar gak sih, lo sendiri yang ngerusak persahabatan kalian?” lanjut Jeongin.

Hyunjin menatap hampa sang adik. Serius!  Pekataan Jeongin seolah tombak yang baru saja menembus jantungnya.

“Dan sekarang, dia sakit! DIA KENA LEUKIMIA, BANG!” jeda sejenak, Jeongin menghela nafas.

“Lo hina semua yang ada dalam diri Kak Nada, dan sekarang dia semakin merasa gak pantes buat bersanding sama lo. Jangan kan bersanding, jalan dibelakang lo aja dia merasa gak pantes!”

Hendra menghela nafas. Ia merasa harus menengahi perdebatan kedua putranya sebelum bertambah parah. Yah, meskipun pria itu sedikit terkejut dengan sikap si bungsu yang sangat emosional.

Sweet Friendshit | Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang