19 : Kemarahan Hyunjin

654 129 84
                                    

Vote coment gratis hyung~

--

"Lo dapet buah ini dari mana, Jin?"

Heejin menoleh, dikursi ruang makan rumah Nada, Seungmin tengah mengamati semangkuk buah malaka. Saat ini, Heejin dan Seungmin sedang berada dirumah Nada. Proposal yang Nada ajukan pada Bu Nayeon telah disetujui. Sehingga ia dan Heejin melanjutkan kelangkah berikutnya, membuat produk tersebut.

Nada dan Heejin mengusung buah Malaka sebagai bahan utama untuk lomba Inotek kali ini. Dengan dibantu Seungmin juga tentunya. Mereka akan mengolah buah liar itu menjadi teh. Yahh, namanya juga Inovasi Teknologi. Harus pintar-pintar memanfaatkan bahan tidak terpakai. Meskipun tumbuhan liar, Heejin sangat menjamin jika buah ini tidak berbahaya dan beracun.

"Dikebonnya tetangga gue banyak banget. Yaudah gue ambil, Pak Joko juga gak bakal marah." jawabnya yang disambut tawa kecil oleh Nada.

Kini Nada tengah mencincang buah yang telah kering itu dipantry dapur. Sedangkan Heejin sedang menghaluskan buah yang sudah kering, kemudian memasukannya kedalam wadah teh celup. Seungmin sendiri hanya bertugas sebagai tim nyimak. Selain itu, laki-laki yang berstatus sebagai Ketua OSIS itu ditunjuk langsung oleh Bu Nayeon sebagai pengawas alias bodyguard pribadi Nada dan Heejin. Seungmin itu pintar, lalu bagaimana jika tiga orang paling pintar dijurusan Akuntansi disatukan? Tidak, Bu Nayeon yang paling pintar disini karena ia telah memikirkan kemungkinan tersebut.

"Rumah sebelah rumahnya Hyunjin anak sebelas Multimedia bukan sih, Nad?" tanya Heejin memecah keheningan.

Nada menghentikan pergerakannya. Untuk beberapa saat menerawang kembali berdebatannya dengan Hyunjin dua hari yang lalu. Senyum kecut dibibirnya muncul. 0,99% Hyunjin akan menyukainya. Perkataan itu terus terlintas diotak Nada. Rasanya tidak adil saat Nada sendiri 1000% telah yakin untuk memantapkan hati untuk Hyunjin. Ia memang bodoh, dan Nada tahu itu.

Nada mengangguk, membenarkan pertanyaan Heejin seraya melanjutkan kegiatannya. Ia ingin fokus terlebih dahulu kepada buah malaka didepannya. Nanti saja memikirkan Hyunjin saat hati dan otaknya telah mengumpulkan keyakinan dan semangat.

Tanpa disadari, Seungmin melihat itu. Laki-laki itu melihat dengan jelas bagaimanya perubahan ekspresi Nada. Seungmin sangat yakin bahwa Nada dan Hyunjin sedang tidak baik-baik saja. Pada saat ia menemukan Nada menangis dirooftop satu bulan yang lalu, otak Seungmin mulai menduga-duga apa yang terjadi. Mulanya ia berfikir jika Nada sedang tidak enak badan, tapi setelah Nada mengabaikan panggilan Hyunjin kala itu, Seungmin semakin semangat merangkai teori apa yang terjadi.

Ditambah kejadian kemarin dimana ia terjebak diruang PKK selama 3 jam pelajaran. Yang secara tidak sengaja mendengar bagaimana isi hati Nada yang dicurahkan pada Ryujin. Ya, Seungmin tahu. Seungmin tahu jika persahabatan Nada dan Hyunjin tidak sehat.

"Nada!! Sayang!!"

Panggilan yang berasal dari ruang tamu itu membuat ketiganya menoleh. Sang pemilik nama yang mengenali suara itu pun mendekat. Terlihat mama dan papanya yang membawa satu koper besar dari kamar mereka. Kedua orang tua Nada akan pergi ke Solo selama satu minggu untuk menghadiri Diklat. Sebenarnya hanya Reno—Papanya— yang diundang ke Diklat. Nina hanya menemani saja.

Nada menghela nafas lirih. Seminggu kedepan rumah ini pasti akan sangat sepi. Chan sudah pindah kekost sejak dua hari yang lalu. Sedangkan kedua orang tuanya akan pergi keluar kota. "Mau berangkat sekarang?"

Reno mengangguk. Pria berusia 46 tahun itu melangkah maju mendekati putrinya. Memeluk Nada sebentar, tidak lupa memberikan beberapa kecupan dipucuk kepala putrinya. "Papa sama mama cuma seminggu. Kamu baik-baik dirumah, kalau gak berani minta Hyunjin atau Ayen temenin. Kalo mau nginep sekalian dikamarnya Bunda Jeni. Kalau ada apa-apa langsung kabarin ya sayang."

Nada mengangguk patuh. Namun ia enggan melepas pelukan papanya. Ia sangat jarang sekali menghabiskan waktu luang dengan Reno. Mereka hanya berbicara panjang lebar saat hari-hari tertentu saja, saat Reno libur atau lebaran misalnya.

"Manja banget sih anak papa, gak malu diliat temen-temen kamu?"

Seketika Nada melepas pelukannya. Ia baru ingat bahwa Heejin dan Seungmin juga ikut keluar dari dapur. Sedangkan Reno hanya tertawa kecil seraya mengusap kepala Nada.

"Kamu jangan banyak-banyak makan mie instan, kalau laper minta ke Bunda Jeni. Mama juga udah titip pesen ke Bunda Jeni. Kamu hati-hati dirumah." kini giliran Nina yang memeluk Nada. Serius, Nada tidak suka jika harus ditinggal sendirian dirumah. Nina melepaskan pelukannya. Mereka harus segera berangkat bersama dengan dokter yang lain.

Kemudian Nina beralih pada dua orang teman Nada yang sedari tadi hanya memperhatikan. "Tante sama om berangkat dulu ya, kalian boleh nginep kok. Nada penakut orangnya."

Nada mendenggus kesal. "Mama sama papa berangkat aja sana. Hati-hati dijalan." ia menyalimi Reno dan Nina secara bergantian. Diikuti Heejin dan Seungmin seraya mengucapkan hati-hati.

Setelah keberangkatan kedua orang tua Nada, mereka bertiga kembali menuju dapur. Melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda. Hanya mengobrol santai sesekali bercanda hingga tidak terasa jam sudah menunjukan pukul empat sore. Kemudian Heejin dan Seungmin yang berpamitan untuk pulang. Hanya tinggal mengurus ijin dari BPOM dan membuat materi untuk dipresentasikan didepan Juri. Urusan itu bisa besok-besok. Sekarang waktunya Nada rebahan.

"NADAAA!!!"

Brakkk!!

Niat hati ingin bermalas-malasan seketika sirna ketika Nada mendengar teriakan Hyunjin. Bahkan laki-laki itu mendobrak pintu rumah Nada dengan kasar. Sehingga Nada langsung terbangun dari sofa. Gadis itu takut, serius! Ia menangkap aura kemarahan dari tatapan Hyunjin.

Hyunjin menghampiri Nada yang tengah berdiri didekat sofa dengan tatapan garang. Laki-laki itu benar-benar marah kepada gadis yang menyandang status sebagai sahabatnya. Hyunjin tidak habis fikir dengan apa yang dilakukan Nada. Hanya satu hal yang bisa Hyunjin simpulkan disini, Nada terobsesi dengan Hyunjin.

"Lo apa-apaan sih anjing!" Nada tersentak. Ia bisa melihat dengan jelas wajah Hyunjin yang memerah.

"Lo ngerasa paling cantik bisa ngomong seenaknya sama Ryujin? Lo bangga banget karena suka sama gue selama sepuluh tahun? Segitu niat nya lo buat dapetin gue bahkan dengan cara ngerusak hubungan gue sama Ryujin?"

Melihat respon Nada yang hanya diam ketakutan semakin membuat Hyunjin tertawa sinis dalam hati. Nada ternyata bermuka dua. Bisa-bisanya gadis itu berani mengatakan semuanya pada Ryujin, sedangkan saat ini Nada terlihat ketakutan menghadapi kemarahan Hyunjin. Seharusnya Nada juga bisa bersikap berani saat ini. Hyunjin sangat muak.

"Tau gak, Nad? Lo itu gila, lo gak waras, Nad! Lo terlalu terobsesi sama gue! Dan gue paling gak suka sama cewek kaya lo, segala cara lo lakuin biar bisa dapetin gue. Gue jijik, Nad sama lo. Ternyata lo semurah ini."

Nada diam tidak berkutik. Netranya masih menatap lurus kepada mata Hyunjin. Hyunjin yang sangat marah, dan Nada yang merasa sangat terluka. Keduanya masih diam saling menatap satu sama lain. Sampai kemudian terdapat cairan bening yang mengumpul dipelupuk mata Nada. Tidak berani menatap Hyunjin, Nada pun menunduk. Mengusap air mata yang turun tanpa izin.

"Maaf." hanya kata itu yang mampu keluar dari mulut Nada. Bahunya bergetar kecil, sedangkan Hyunjin masih menatap Nada dengan penuh amarah. Hyunjin fikir, Nada sudah sangat melewati batas. Gadis itu tidak memikirkan bagaimana hubungannya dan Ryujin nanti.

Nada sendiri tidak menyangka jika Ryujin akan mengatakannya pada Hyunjin. Nada juga tidak menyangka jika semuanya akan seperti ini, rumit. Perasaannya juga sama sama rumitnya. Nada tentu saja sangat terluka dengan ucapan Hyunjin akhir-akhir ini. Tapi, dibanding sakit hati, Nada lebih banyak menyukai dan mencintai Hyunjin. Ia belum siap jika rasa sukannya selama sepuluh tahun terbalaskan dengan rasa kecewa.

"Tolong biarin gue berjuang sebentar lagi, Jin. Kalau nantinya gue gak bisa dapetin lo dikesempatan yang terakhir, gue janji bakal pergi jauh dari hidup lo. Gue mohon, Jin."


















--To Be Continue--







Aku lagi drop hehe, kena anemia:(

Sweet Friendshit | Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang