TIGA PULUH ENAM

1.6K 176 41
                                    

Aku mau menjadi apa apa yang membuatmu lama, bahkan lebih dari selamanya

Rey mengerutkan keningnya melihat rumahnya yang di sebrang sana terdapat mobil berwarna biru terparkir di depan rumahnya.

"Siapa?" Tanya sandi saat ia turun dari motor Rey lalu ia memberikan helm pada Rey.

"Gue juga gak tahu" Rey menyimpan helm sandi di depan.

"Lo masuk aja sana" Rey mengelus lembut rambut sandi.

"Serius? Gak mau gue temenin ke rumah?"

Rey terkekeh. "Ngapain juga gue minta temenin sama lo! Gue kan udah biasa masuk rumah sendiri"

"Ish. Bukan gitu tahu, siapa aja di rumah lo ada tamu" Sandi terus menerus melirik rumah Rey yang ada di sebrang. Berharap ada seseorang yang keluar dari sana, supaya ia tahu siapa sebenarnya tamu yang berada di rumah Rey.

"Gak papa sayang! Tenang aja. Paling tamu tak di undang" Ucap Rey.

"Lo pikir Jailangkung" Gumam sandi.

"Kayak lo dong"

Sandi menggeplak bahu Rey. "Ngaco! Lo mau punya pacar jadi jadian?"

"Kalo hantunya kayak lo, gue mau aja sih"

Sandi terkekeh. "Kalo gitu lo yang jadi tuyul"

"Gue mau nya sih jadi satu satunya buat lo"

"Jangan di tanya lagi kalo itu udah pasti"

Rey mencubit pipi sandi gemas.

"Sakit Rey" Rengek sandi.

"Cepet sana masuk! Gue juga mau pulang"

Sandi mengangguk. "Gue pulang dulu yah! Good bye pacar"

Rey tertawa mendengarnya. Kenapa tingkah gadis itu sangat lucu ketika sedang konyol seperti itu. Tidak seperti Biasanya sandi bersikap manis padanya, karena jika sandi berhadapan dengannya pasti gadis itu akan naik darah.

Rey pergi dari kediaman rumah sandi saat gadis itu sudah memasuki rumahnya.

Rey mematikan motornya di depan rumah, ia melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumah.

Dia sangat malas sebenarnya harus kembali ke rumah yang selalu hening, tanpa canda tawa seperti dulu. Ia merindukan mamah, merindukan papahnya dan merindukan keharmonisan keluarganya.

"Rey"

Rey lantas menoleh pada seseorang yang tengah duduk di sofa ruang tamu. "Oma?"

"Gimana kabar kamu sayang?" Tanya wanita tua itu.

Rey berjalan mendekat. "Baik oma! Oma kapan ke sini?" Rey duduk di samping oma nya. Tanpa menoleh sedikutpun pada orang sekitar. Sudah jelas di ruang tamu terdapat papahnya dan calon ibu tirinya, namun Rey mengacuhkan kehadiran mereka berdua.

Ia sangat merindukan oma nya. Hanya oma yang tahu betapa hancurnya Rey ketika orang tuanya berpisah, oma nya yang selalu ada ketika Rey merasa kesepian. Namun dulu oma harus pindah ke kampung halamannya yang berada di Surabaya karena rumah yang di tempatinya di sekitaran Kompleksnya akan di jual, Dan dari situ Rey tidak pernah melihat wajahnya bahkan berkomunikasi dengan oma nya membuat Rey mau tidak mau harus mengubur rindunya.

Oma mengelus rambut cucunya itu. "Oma kangen banget sama kamu"

Rey memeluk oma dari samping. "Aku jauh lebih kangen dari oma"

Oma mengusap punggung Rey. Ternyata cucu kesayangannya itu sudah tumbuh besar sekarang. "Kamu gak mau ganti baju dulu? Oma pengen jalan jalan sama kamu"

Story end (Reysan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang