DUA BELAS

1.8K 169 3
                                    

Kamu tidak akan mengerti, karena bukan kamu yang patah hati

Mata sandi mulai terbuka saat merasa tidurnya sudah cukup. Selain itu, dia juga merasa tidurnya tidak senyenyak biasanya karena tangan aqeela yang beberapa kali menghantam tubuhnya. Belum lagi ratu yang mendekapnya erat seolah tubuhnya adalah guling.

Sandi yang biasanya bisa tidur dan berguling guling dengan bebas sekarang harus berdesak desakan dengan kedua temannya. Sebenarnya tidak masalah kalau tidur mereka cantik layaknya putri yang bisa tidur hanya dengan berbaring dan memejamkan mata, sayangnya kedua teman sandi kalau tidur lebih seperti kuda lumping yang berguling kesana kemari dengan kaki menendang nendang. Selimut yang melindungi tubuh mereka dari dinginnya AC kini sudah tergelak di atas lantai. Pelakunya adalah aqeela, hanya dia yang tidurnya paling heboh diantara kedua teman sandi.

Mata sandi melirik jam dinding sekilas. Sekarang sudah menunjukan pukul sepuluh pagi pantas saja cacing di perut sandi meronta ronta minta di beri makan.

Sandi menatap jengah kedua temannya yang masih tertidur pulas. Tangan ratu yang ada di perutnya pun dia singkirkan. Begitu pula kaki aqeela yang sejak semalam mengunci pergerakan kaki sandi.

Setelah tubuh sandi terlepas dari pelukan temannya, dia bangun perlahan agar tidak membangunkan teman temannya.

Kaki sandi melangkah menuju kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi. Setelah itu ia menyisir rambutnya dan mengucirnya dengan asal.

Sandi berjalan keluar kamar, pergi menuju dapur untuk mengambil minum. Rumahnya kosong, papa sudah jelas berangkat kerja. Tapi pergi kemana mamah dan dava?

Sandi duduk di ruang tamu lalu membuka ponselnya, ada pesan masuk dari mamahnya.

"Mamah sama dava pergi kerumah nenek dulu. Takut ganggu waktu kamu sama temen temen kamu, nanti temen kamu canggung kalau ada mamah. Tadi mamah mau bangunin kamu tapi kamu tidurnya pulas banget, mamah nggak tega banguninnya. Mamah udah masak buat kalian. Hafe fun"

Sandi mengukir senyum, selalu begini. Jika ada temannya mamah selalu mengungsi kerumah neneknya, padahal teman sandi tidak gigit dan bahkan mamah sudah mengenal kedua teman sandi. Sebenarnya yang canggung itu mamahnya bukan kedua temannya.

"Ngapain lo senyum senyum. Ada chat dari siapa?" Aqeela melirik ponsel sandi untuk mengetahui siapa yang mengirim pesan pada temannya sehingga membuat sandi senyum senyum sendiri.

"Kepo lo" tutur sandi, mematikan layar ponselnya dan menyimpannya di atas meja

Aqeela hanya mendengus sebal

"Ratu belum bangun?" Tanya sandi melirik aqeela sebentar yang sudah duduk di sampingnya

"Itu anak kan kebo banget" jawabnya santai sembari mengambil remot dan menyalakan tv.

"Nyokap gue udah masak, lo mau makan sekarang?"

Aqeela mengangguk sumringah

"Ayok" aqeela berjalan mendahului sandi dan duduk di meja makan

"Bangunin dulu ratu lah. Masa kita makan cuma berdua"

"Nanti juga bangun sendiri" acuh aqeela

Jika urusan makan, ia tidak ingin menundanya. Makanan di depannya lebih menggiurkan dari pada harus membangunkan ratu.

Sandi duduk di hadapan aqeela

"Enak banget, ya. Lo pada makan tanpa gue" sinis ratu

Aqeela hanya terkekeh. "Ya sorry, lagian lo susah di bangunin sih"

Story end (Reysan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang