EMPAT PULUH EMPAT

1.5K 184 29
                                    

Jadilah air putih, Tidak mewah namun sederhana

Rey langsung masuk ke dalam kamar nomor 201. Rey dapat melihat gadisnya tengah duduk di ranjang sembari bercanda gurau dengan ratu dan aqeela. Rey tidak bisa menyembunyikan raut bahagianya ia langsung berlari menghampiri sandi.

"Sandrinna" Ucap Rey sedikit gugup. "Lo udah bangun" Rey memegang kedua bahu sandi. "Gue kangen lo" Rey langsung memeluk sandi.

"Aduh di sini gerah deh keluar yuk" Ajak kiesha mengerti keadaan.

"Kita cabut dulu ya" Pamit rassya.

"Awas ya kalo elo apa apain temen gue" Ancam aqeela mengepalkan tangannya di depan wajah Rey memberi peringatan

Rey berdecek sebal. "Cepet sana keluar"

Kiesha menoyor kepala Rey. "Sombong amat" Setelah itu mereka berempat keluar.

Rey duduk di sisi ranjang, ia menggaruk tengkuknya salah tingkah. Kenapa sekarang keadaannya canggung?

"Eum.. Nyokap bokap lo mana?" Tanya Rey memecah keheningan

"Jemput dava" Jawab sandi seadanya.

Rey hanya mangut mangut.

"Lo dari mana?"

Rey menatap sandi. "Habis main PS di rumah ica"

Bukankah tadi mereka akan pergi ngopi katanya? Apa Rey sedang berdusta padanya?

"Huft.. Oh" Sandi menghela nafas.

"Gue minta maaf"

Sandi mengernyit bingung. "Buat?"

"Maaf karena waktu kecelakaan gue gak ada di deket lo"

"Waktu itu elo kemana emangnya?" Tanya sandi memancing. Ia ingin tahu apa Rey akan mengatakan yang sebenarnya bahwa cowok itu telah mengantar pulang wanita lain.

Rey tersentak kaget, ia tidak menyangka sandi akan bertanya sedemikian rupa. "Gue waktu itu lagi ini" Rey nampak berpikir. "Lagi di warung abah sama ica ama rassya" Lanjutnya.

"Ck, pembohong" Gumam sandi.

Rey masih mendengarnya. "Maksudnya?"

Sandi langsung menggeleng. "Gak ada"

"Gue seneng lo udah bangun" Rey mengelus rambut sandi.

Namun tak ada gerakan sama sekali dari gadis itu. Sandi hanya diam tidak berkutik, ada sesuatu yang aneh dari gadis itu. Apa sandi marah padanya?

"Lo kenapa diam, hm?" Tanya Rey

"Gue ngantuk"

"Lo marah sama gue? Jangan diemin gue kayak gini dong!"

"Gue gak suka sama pembohong" Sarkas sandi.

"Gue gak ngerti maksud lo! Pembohong? Gue bohong sama lo?" Tanya Rey

"Pikir aja sendiri"

"Oke gue minta maaf sama lo! Jangan marah lagi ya" Pinta Rey menggenggam tangan sandi.

"Lo pikir dengan minta maaf bisa nyelesain semuanya?" Sandi menghempas kan tangan Rey.

"Jadi mau lo apa?" Tanya Rey pasrah.

"Kenapa lo gak jujur aja sih sama gue! Tinggal ngomong kalo waktu gue kecelakaan lo lagi nganterin cewek yang namanya saski pulang! Kenapa gak jujur hah? Apa susahnya"

Rey membulatkan matanya, dari mana gadis itu tahu? Padahal kedua temannya pun tidak ada yang mengetahui. "Lo kena-"

"Iya gue tahu! Gue tahu semua nya!" Tutur sandi memotong ucapan Rey.

Story end (Reysan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang