TIGA PULUH TUJUH

1.5K 179 20
                                    

Cerita cinta indah tanpa masalah itu hanya di dunia dongeng saja

Sandrinna sedari tadi mondar mandir tak jelas di balkon kamarnya. Pasalnya, rey tadi sedang dalam perjalanan menuju rumahnya namun sudah dua jam berlalu rey tak kunjung sampai. Sandi sudah berusaha menghubungi nomor rey, namun ponsel nya tidak aktif. Kedua sahabat rey pun tidak tahu keberadaan cowok itu. Sandi mencengkram kuat ponsel miliknya, ia jadi kebingungan sendiri, antara harus marah dan khawatir keduanya bercampur menjadi satu. Sandi juga tadi sudah mengunjungi rumah yang ada di sebrang sana, namun tidak ada tanda apa pun disana rumahnya nampak sepi. Sandi terus menerus mengecek ponselnya, berharap ada satu pesan yang rey kirim untuk nya.

"Lo kemana sih" Gumam sandi, ia memperhatikan ponselnya yang terdapat foto rey di sana. Apa cowok itu masih asik dengan wanita yang ratu ceritakan tadi?

Sandi menggeleng, pasti rey sebentar lagi akan sampai. Jika cowok itu berani menghianati nya, lihat saja. Wajah tampannya itu akan sandi ubah sehingga tidak ada satupun yang mau dengan cowok menyebalkan seperti rey.

Sandi berjalan ke arah kasurnya, ia mendaratkan bokongnya di sana. Sandi mencoba menghubungi rey, namun hasilnya tetap sama ponsel cowok itu tidak aktif. Sekarang harus siapa yang ia hubungi?

Sandi merebahkan tubuhnya, ia menatap atap kamarnya. Pikirannya berkelana kemana-mana! Kenapa cowok itu tidak sampai sampai padahal ini sudah jam tujuh malam. Apa terjadi sesuatu dengan cowok itu? Sandi menggelengkan kepala, tidak mungkin! Ia harus mengusir pikiran buruknya. Mungkin saja jalanan macet! Ah, bagaimana bisa rey menjalankan motornya sangat lambat.

.
.
.

Perlahan mata rey terbuka, ia mengerjapkan matanya. Kepalanya sedikit pusing, dan di mana sekarang ia? Ruangan yang hanya di dominasi dengan warna putih, dan apa ini? Di tangannya terdapat infusan.

"Lo tadi kecelakaan"

Rey mengedarkan pandangannya mencari keberadaan seseorang yang berbicara tadi. Matanya menangkap sosok perempuan yang tengah duduk di sofa sembari memainkan ponselnya.

Wanita itu memasukan ponselnya kedalam tas selempang nya lalu berjalan mendekat ke arah rey yang tengah berbaring.

"Lo harus banyak istirahat dulu! Jangan banyak mikirin hal yang gak penting" Nasihat wanita itu lalu duduk di kursi samping ranjang rumah sakit.

"Makasih udah nolongin gue"

Wanita itu mengangguk lalu tersenyum

"Bukannya tadi lo udah pulang ya? Kenapa bisa nolongin gue?" Tanya rey penasaran

"Gue tadi gak sengaja liat orang banyak lagi kumpul gitu, terus gue suruh ojol nya buat berhenti sebentar dan ternyata gue ngeliat lo! Gue kiranya lo tiduran, tapi karena gue ngeliat darah dari tangan lo dan motor yang nimpa kaki lo, gue bisa simpulin lo kecelakaan"

Rey hanya mangut mangut dan tersenyum simpul namun beberapa detik dahinya berkerut. "Lalu siapa yang bawa gue ke sini? Gak mungkin banget kan lo sendirian?"

Gadis itu terkekeh. "Gue pesen grab mobil kok! Gue bukan super hero kali bisa gendong lo"

Rey tersenyum simpul. "Gue harus pulang deh kayaknya" Rey membenarkan posisinya menjadi duduk dan sedikit di bantu oleh saskia.

Ya, orang yang menolong Rey adalah saski. Sedang di perjalanan pulang, saski tak sengaja melihat banyak orang tengah Berkerumun, awalnya saski tidak akan memperdulikan nya. Namun, seperti ada magnet yang menariknya ia meminta ojol untuk berhenti sebentar. Saski masuk dalam kerumunan banyak orang, ia melihat seseorang terbaring lemas di sana  dengan motor yang menimpanya. Saski seperti mengenal motor itu, tak banyak aba aba. Gadis itu langsung menghampiri nya dan tentunya saski terkejut mendepati Rey terkurai lemah, hatinya sakit mendapati wajah pucat Rey. Dia langsung memesan grab mobil untuk menolong Rey dan mengantarkannya  ke rumah sakit. Ia meminta pada salah satu warga untuk membawa motor Rey ke bengkel terdekat, ia juga memberi nomor telponnya, jaga jaga bila terjadi sesuatu.

Story end (Reysan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang