Shani berontak dalam pelukan Beby. Dia mencoba keras untuk menggapai Gracia. Setelah berhasil lepas, Shani langsung memeluk tubuh Gracia.
"BANGUN GEGE!! KAMU GAK BOLEH NINGGALIN AKU!!" Teriak Shani sambil terisak.
"Kak, please coba sekali lagi. Gege masih bisa hidup kak, please." Shani memohon kepada Shania.
Shania hanya bisa menggeleng sebagai jawaban. Jawaban putus asa dari Shania. Tangisan Shani semakin terdengar keras, dia kembali memeluk tubuh dingin Gracia.
Tiba-tiba saja api biru menyelimuti tubuh Gracia dan Shani. Membuat Gracia kembali hangat dan jantungnya berdetak lemah. Shani menatap wajah Gracia, dia masih tidak percaya. Shania kembali memasangkan beberapa alat di tubuh Gracia, dia tidak membiarkan Shani pergi.
"Disini aja, temenin Gracia." Ucap Shania.
Shani menurut, dia kembali duduk di samping ranjang Gracia tanpa melepas genggaman tangannya. Api biru sudah tidak lagi menyelimuti mereka, tapi itu tetap membuat Gracia hangat.
"Jangan pergi Ge, tetep disini sama aku. Aku butuh kamu Ge." Lirih Shani.
"Gue nggak ngerti kenapa kondisi Gracia bisa naik turun." Gumam Shania.
"Kamu pakai kekuatan kamu Nju?" Tanya Beby.
"Nggak bisa Beb, aku udah pernah pake kekuatan aku di Gracia. Dan nggak mungkin aku pakai untuk kedua kalinya." Jawab Shania.
Shani juga bingung sebenarnya, dari mana api biru itu berasal. Bahkan Shani tidak mengeluarkan apinya sama sekali. Namun, Shani bahagia karena akhirnya jantung Gracia bisa kembali berdetak. Sementara, di alam bawah sadar Gracia.
Alam bawah sadar
Gracia memandang hamparan rumput yang sangat hijau dan luas. Gracia tidak tau dia ada dimana. Yang jelas hamparan rumput itu seakan tidak mempunyai ujung.
Tiba-tiba tubuh Gracia di selimuti api biru, api biru itu membesar dan membentuk sebuah burung Phoenix. Ukuran sangat besar, mungkin 15 kali lebih besar dari tubuh Gracia.
"Lho? Kok bisa?" Heran Gracia.
"Bisa tuanku, aku adalah peliharaanmu. Namaku Decefix." Jawab Phoenix dengan nama Decefix itu.
Gracia menatap Decefix dengan heran. Sejak kapan dia punya peliharaan? Tapi Gracia mengabaikan pertanyaan itu, dia fokus menatap Decefix. Menatapnya dari atas sampai bawah, Decefix terlihat memukau dengan tubuhnya yang terbuat dari api biru.
"Kenapa lo bisa ada di tubuh gue?" Tanya Gracia.
"Aku sebelumnya berada di tubuh Beby, dan aku baru saja berpindah ke tubuh tuanku yang asli. Karena itu, tubuh tuan di dunia nyata terselimuti api biru saat aku berpindah." Jawab Decefix.
Gracia hanya mengangguk-anggukkan kepala tanda paham. Sebenarnya masih banyak pertanyaan yang ada di otak Gracia. Mulai dari bagaimana dia bisa menjadi pengguna api biru, mengapa pengguna api biru adalah iblis sedangkan pengguna api merah hanya manusia biasa, apa akibat sebenarnya transfer kekuatan dan siapakah pengguna api biru sebelum Gracia.
"Saya bisa membaca pikiran anda tuan, dan saya akan dengan senang hati menjelaskan semuanya kepada tuan." Ucap Decefix.
"Bisa nggak jangan kaku-kaku amat. Geli gue dengernya." Gracia memasang ekspresi geli.
"Maaf tuan, saya akan coba." Jawab Decefix.
"Oke kalau gitu jelasin dari awal. Siapa pengguna api biru sebelum gue?" Tanya Gracia.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA MERAH DAN BIRU [END]
FantasyAku belum pernah merasa sehancur ini. Melihat dia yang meregang nyawa di depanku hanya untuk menyelamatkan aku yang bahkan belum bisa memberinya sebuah kebahagiaan. Aku mengecewakan dia, aku membuatnya marah, aku membuat dia putus asa, dan kini aku...