A (Api Biru)

1.8K 211 27
                                    

"A... apa?! Iblis?!" Kaget Gracia.

"Nju, ambilin pedang itu." Pinta Beby.

Shania mengangguk dan mengambil pedang yang selama ini dia sembunyikan bersama Beby. Gracia masih terlihat syok mendengar kenyataan ini.

Shania kembali dengan sebuah pedang berwarna biru. Dia lalu menyerahkan pedang itu ke Beby. Beby membuka gembok yang mengunci pedang itu supaya tidak bisa ditarik.

"Gre, kamu adalah manusia untuk sekarang. Tapi....."

Beby menarik pedang itu dan tubuh Gracia langsung diselimuti api biru. (*terinspirasi dari anime 'Blue exorcist')

"Setelah pedang ini ditarik, kamu adalah iblis sepenuhnya." Ucap Beby.

Gracia merasakan ada sesuatu yang menyelimutinya. Rasanya sedikit berat tapi membuat dia sedikit bertenaga. Gracia menatap tangannya yang diselimuti api biru, anehnya Gracia sama sekali tidak merasakan panas atau apapun.

"Jadi gue juga pengguna api?" Tanya Gracia.

"Iya, dan api kamu ini istimewa. Kakak juga bisa menggunakan api biru, tapi hanya bisa maksimal 5 menit. Sedangkan kamu, api biru ini asli kekuatan kamu." Jelas Beby.

"Lalu gue harus apa dengan kekuatan ini?" Tanya Gracia gemetar.

Beby menatap Shania, meminta agar dia saja yang menjelaskan. Shani mengangguk, Beby menutup pedangnya dan api biru hilang dari tubuh Gracia.

"Gre, lo ditakdirkan untuk memihak salah satu bagian. Lo ditakdirkan untuk menghancurkan salah satu bagian. Kalau lo nggak mau, lo harus bisa mendamaikan kedua bagian." Jelas Shania.

Gracia mengangguk paham. Tentu dia akan memihak bagian Utara dan menghancurkan bagian Selatan. Pasti kalian tau alasannya.

"Tapi dengan kemampuan gue sekarang, gue rasa itu nggak cukup." Lirih Gracia.

"Kamu punya waktu 2 bulan untuk latihan sama kakak." Sahut Beby.

Gracia tersenyum senang. Dua bulan ini akan Gracia gunakan untuk latihan dengan serius, lalu dia akan mengagetkan Shani dan memberi tau bahwa dia masih hidup.

"Lo ngapa senyam-senyum gitu?" Shania bergidik ngeri.

"Kangen pacar gue. Kira-kira dia masih syok nggak ya pas inget detik-detik kematian gue?" Ucap Gracia.

"Pacar lo Shani kan? Pemimpin bagian Utara? Dia saat ini masih frustasi gara-gara kematian lo. Bahkan dia sering halusinasi kalau lo masih hidup." Jawab Beby.

"Boleh gue ketemu dia?" Tanya Gracia antusias.

"Nggak boleh Gre, lo masih hidup aja itu rahasia besar." Jawab Beby.

"Ya udah, tapi gue boleh ketemu dia dua bulan lagi kan?" Tanya Gracia lagi.

"Iya boleh." Jawab Beby.

***

Selama dua bulan Gracia benar-benar serius latihan. Dia ingin meningkatkan kemampuannya. Dia sudah tidak ingin lagi dilindungi Shani, dia ingin dialah yang melindungi Shani.

Gracia memang sudah meningkatkan soal kelincahan dan keterampilan memainkan pedang. Tapi kemampuan untuk mengendalikan api birunya masih sedikit kurang.

"Nyalain bareng Gre, bukan satu-satu." Ucap Beby.

Saat ini Beby sedang menemani Gracia berlatih, Gracia dihadapkan tiga buah lilin. Gracia harus menyalakan dua lilin yang berada di pinggir secara bersamaan.

"Kakak bilang nyalain bukan bakar." Ucap Beby.

"Yang pinggir Gre, bukan yang tengah."

"Dua Gracia, bukan tiga."

Dua bulan berlalu

Pertempuran antara bagian Utara dan selatan akan kembali terjadi. Shani masih sedikit trauma dengan pedang, karena itu akan mengingatkannya dengan kematian Gracia.

Ariel yang merasa perbedaan dari Shani sedikit khawatir. Bahkan tidak ada obrolan singkat yang biasa Shani lontarkan untuk mengejek Ariel.

"Shani!! Lo udah siap?!" Teriak Ariel.

Shani tidak berkata apapun tapi langsung mengkode pasukannya untuk menyerang. Ariel yang terkejut ikut mengerahkan pasukannya.

Selama Shani berjalan ke arah Ariel, tidak ada yang berani menyerangnya sedikit pun. Karena aura Shani yang terasa sangat mengerikan. Bahkan Ariel sedikit tersentak merasakan aura Shani.

Sedangkan di atas gedung yang menjulang tinggi, ada Gracia, Beby dan Shania yang asik menonton. Gracia belum akan ikut campur selama Shani belum terluka, itu juga karena larangan Beby.

Gracia sebenarnya sudah sangat-sangat ingin terjun langsung ke pertempuran. Ingin rasanya dia segera menghancurkan bagian Selatan dan memeluk erat Shani. Mengatakan bahwa Gracia sudah sangat rindu kepada Shani.

"Kak, gue turun sekarang ya?" Pinta Gracia.

Gracia tetap menggunakan gue-elo ketika berbicara karena terbiasa berbicara dengan Shania, selain itu dia memang sulit untuk menggunakan aku-kamu. Seingat Gracia, dia terakhir kali menggunakan aku-kamu ketika detik-detik kematiannya.

"Nanti Gre, nggak sabaran banget sih." Kesal Beby.

"Kak Beby, Gre udah kangen banget sama Shani. Turun sekarang ya?" Rengek Gracia.

"Sekali nggak ya nggak Gre." Tegas Beby.

"Lagipula ini masih seru Gre, nonton aja." Tambah Shania.

Gracia kini hanya bisa diam, dia mengeratkan genggamannya pada pedang di tangan kirinya. Dia mencoba sabar untuk tidak segera turun.

"Shan, lo kenapa?" Tanya Ariel sebelum dia menyerang Shani.

Kematian Gracia memang tidak ada yang tau kecuali orang-orang yang menyerang Gracia waktu itu. Yang Ariel tau hanyalah Julie terbunuh oleh anak buah Shani.

Merasa tidak ada tanggapan, Ariel segera menyerang Shani dengan kekuatan penuh. Shani hanya bertahan dan sama sekali tidak menyerang. Ariel kembali merasa aneh dengan hal ini.

"Shani!! Lo baik-baik aja?" Tanya Ariel.

Ariel tidak pernah mau melawan Shani ketika Shani sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.

"Fokus sama lawan lo Riel." Ucap Shani datar.

Shani berhasil memukul perut Ariel saat dia lengah. Ariel mundur ke belakang, melihat Shani sudah bisa menyerang, Ariel kembali fokus. Dia tidak khawatir lagi.

"Cukup bermain-mainnya."
































































TBC

ANTARA MERAH DAN BIRU [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang