"Tunggu Ge." Teriak Shani.
Gege berhenti dan menoleh ke belakang. Dia menaikkan alisnya bingung.
"Kenapa?" Tanya Gege.
"Aku ikut kamu ya? Kan aku harus jagain kamu." Cengir Shani.
Gege menatap Shani cukup lama. Kenapa manusia ini sangat-sangat menyebalkan, begitu pikir Gege. Shani yang ditatap seperti itu oleh Gege jadi salah tingkah.
"Ka.... kamu nga... ngapain natap aku kayak gitu?" Gugup Shani.
"Gapapa. Jangan ikutin gue lah, nanti lo naksir gue lagi." Gege kembali melangkah.
Shani cengo sebentar sebelum kembali menyamakan langkahnya di samping Gege.
"Gapapa kalau aku naksir kamu, lagi pula aku jomblo akut." Kekeh Shani.
Gege menggeleng pelan dan membiarkan Shani mengikutinya sampai rumah. Shani sedikit bingung karena rumah Gege yang sangat terpencil dan jauh dari kota. Sangat sepi dan terhindar dari keramaian.
"Kamu betah tinggal disini?" Tanya Shani khawatir.
"Sejak ayah dan ibu ikut bagian utara 10 tahun yang lalu, gue udah terbiasa di rumah sendiri." Jawab Gege.
Shani tersenyum miris, dia mengikuti langkah Gege yang membawanya ke sebuah kamar. Disana Gege meletakkan pedangnya di sebuah lemari khusus dan menguncinya.
"Disini cuma ada kamar ini, kamar ayah dan ibu sudah alih fungsi jadi tempat latihan. Jadi lo bakal sekasur sama gue." Ucap Gege.
Jantung Shani berdegup kencang, ditatap Gege saja dia sudah gugup. Apalagi nanti saat sekasur dengan Gege. Shani bisa mati muda.
"Kenapa? Nggak mau? Pulang aja sana." Usir Gege.
"I.... iya.... ga... gapapa kok." Shani kembali gugup.
"Mau mandi nggak lo?" Tanya Gege.
"Iya boleh." Jawab Shani.
"Kamar mandinya itu tuh." Gege melempar handuk dan mendarat tepat di muka Shani.
"Awas ya kamu." Geram Shani.
"Hahaha, udah sana mandi. Nanti gantian, bajunya nanti gue siapin." Gege tertawa.
"Makasih." Ucap Shani tidak ikhlas dan masuk ke kamar mandi.
Gege keluar dari kamar setelah menyiapkan baju untuk Shani dan menuju ke dapur. Dia butuh air karena tenggorokannya terasa sangat kering. Malam ini akan menjadi malam yang panjang untuk Gege karena hadirnya tamu yang tak diundang.
Gege membuat dua mie instan, hanya ada itu di dapurnya. Sambil bersenandung dia merebus mie dalam air mendidih dengan santai. Shani yang selesai mandi mencium bau harum dari dapur.
"Kamu buat apa Ge?" Tanya Shani.
"Buat mie, nggak ada yang lain." Jawab Gege.
"Ini satu buat aku kan?" Tanya Shani lagi.
"Iya Shani, ya kali gue makan dua sekaligus." Gege memutar bola matanya malas.
"Ya siapa tau kamu masih marah sama aku terus nggak mau ngasih aku makan." Cengir Shani yang mulai menyantap mie di depannya.
Shani merasakan bahwa mie instan yang dimakannya kali ini sedikit berbeda rasanya. Lebih nikmat dari biasanya. Apa efek dibuat oleh Gege?
"Lo ngapain makan sambil kek mikir gitu?" Tanya Gege yang mulai aneh pada Shani.
"Mie buatan kamu kok enak sih Ge? Rasanya beda pas aku buat sendiri." Jawab Shani.
"Fix, lo naksir gue." Gege memutuskan.
"Masa sih? Tapi kan kita baru ketemu, kalau ternyata kamu orang jahat gimana?" Tanya Shani.
"Kalau gue orang jahat ya besok lo liat bidadari nemenin lo di alam sana." Kekeh Gege.
Shani memberengut kesal, Gege selalu saja bercanda. Masih banyak kekesalan Shani pada Gege, mulai dari sikapnya yang memang menyebalkan, tidak memberi taukan nama asli, suka percaya diri tiba-tiba dan masih banyak lagi. Tapi, anehnya Shani malah menyukainya. Padahal Shani termasuk orang yang emosian.
"Malah melamun, gue duluan ya. Mau mandi." Ucap Gege lalu mencuci mangkoknya dan kembali ke kamar untuk mandi.
Shani masih bergelud dengan pikiran dan logikanya. Terlalu lama berpikir Shani malah jadi stress sendiri.
"Shani Shani, jadi ketua bagian utara kok masalah kek gini malah tolol banget. Hadeeh." Batin Shani nelangsa.
Shani selesai makan dan menyusul Gege ke kamar. Gege masih mandi sepertinya. Tanpa izin, Shani tidur dan menenggelamkan wajahnya di kasur Gege. Wangi tubuh Gege langsung menyeruak di hidung Shani.
"Gege wangi banget, aku suka." Batin Shani.
Shani masih diam sampai tidak menyadari Gege sudah selesai mandi dan menatap heran Shani. Shani memang diam tanpa suara, tapi tangan kanannya mengetuk-ngetuk kasur dan sesekali mengusapnya.
Gege memiringkan kepalanya dan menunjukkan wajah heran plus bingung. Kenapa harus dia yang bertemu dengan makhluk menyebalkan bin aneh ini?
"Shan, lo ngapain?" Tanya Gracia.
Shani tersentak kaget dan langsung duduk. Dia nyengir sambil menggaruk tengkuknya yang mungkin tidak gatal sama sekali.
"Gapapa, lagi mikir aja." Jawab Shani.
"Owh." Gege merespon singkat.
Shani kembali menatap Gege sebal.
"Kamu nggak mau tanya aku lagi mikir apa gitu?" Kesal Shani.
"Buat apa gue tau?" Tanya Gege balik.
Shani memukul kasur untuk melampiaskan kekesalannya. Shani sedikit menyesal mengikuti Gege sampai rumah jika seperti ini terus. Gege tertawa melihat kekesalan Shani, dia melompat ke kasur dan tidur telentang di samping Shani yang masih duduk.
"Lo lagi mikirin apa?" Tanya Gege.
"Mikirin kamu." Gombal Shani.
"Karena inilah gue males nanya." Ucap Gege malas.
"Kamu kalau ngomong sama aku kenapa selalu pake lo-gue sih? Aku aja pake aku-kamu lho." Protes Shani.
"Gue nggak biasa." Jawab Gege.
"Biasain dong kalau sama aku." Pinta Shani.
"Kenapa? Lo aja pake lo-gue sama temen-temen lo. Kenapa sama gue malah pake aku-kamu?" Tanya Gege.
"Pokoknya kamu harus latihan pake aku-kamu kalau sama aku. No debat ya Gege sayang." Shani menoel dagu Gege.
"Semoga pacar gue bentukannya gak kaya lo." Harap Gege.
"Padahal aku pengen jadi pacar kamu lho Ge." Shani menggoda Gege.
Gege berpura-pura muntah sambil menunjukkan wajah jijiknya. Shani tertawa ngakak dengan respon Gege yang lucu dan menggemaskan. Shani malah terus-menerus menggoda Gege dan kini Gege yang tersiksa dengan Shani yang tambah aneh.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA MERAH DAN BIRU [END]
ФэнтезиAku belum pernah merasa sehancur ini. Melihat dia yang meregang nyawa di depanku hanya untuk menyelamatkan aku yang bahkan belum bisa memberinya sebuah kebahagiaan. Aku mengecewakan dia, aku membuatnya marah, aku membuat dia putus asa, dan kini aku...