U (Untill the End)

2.6K 217 33
                                    

Kurang baik apa gue ngasih klean asupan pagi-pagi 🤣

______________________________________

Gracia dan Shani sampai di rumah Beby. Gracia langsung masuk tanpa permisi karena ini adalah rumahnya juga.

"Kak Nju." Panggil Gracia ke Shania yang sedang duduk santai di ruang tamu.

"Beby di belakang." Ucap Shania tanpa menoleh.

Gracia langsung menarik Shani ke belakang alias tempat latihan. Di sana ada Beby yang sedang bermain-main dengan apinya sampai tidak menyadari kedatangan adiknya.

"Kak Beby!!" Gracia mengagetkan Beby.

Beby melompat ke depan karena kaget, hampir saja dia melemparkan bola api yang sedang dibuatnya. Gracia hanya nyengir melihat wajah kesal Beby.

"Ngapain kamu kesini?" Ketus Beby.

"Gre mau lakuin itu." Jawab Gracia.

"Emang Shani mau?" Tanya Beby tidak yakin.

Shani yang tidak tau apa-apa hanya menunjukkan wajah bingungnya. Melakukan apa? Shani harus apa?

"Lo mau kan Shan?" Tanya Gracia ke Shani.

"Mau apa?" Heran Shani.

"Kamu belum ngasih tau Gre?" Kaget Beby.

"Lupa." Kekeh Gracia.

Akhirnya dengan terpaksa Beby menjelaskan ke Shani tentang niat Gracia yang ingin menjadikannya iblis.

"Jadi Gracia transfer kekuatannya ke tubuhku gitu?" Tanya Shani memastikan.

"Iya bener, setelah itu kamu bakal jadi iblis dan punya kekuatan api biru sama seperti punya Gracia. Aku yakin kamu lebih bisa menggunakan api biru itu daripada Gracia." Beby menatap malas Gracia.

"Dengan ini berarti aku bisa bersatu sama Gege?" Tanya Shani lagi.

"Iya, makanya gue pengen lakuin itu." Sahut Gracia.

"Tapi ini nggak membahayakan nyawa kan?" Tanya Shani sedikit khawatir.

"50 50 Shan. Aman kok." Jawab Gracia.

"Berlaku buat kamu juga kan?" Shani menatap Gracia.

"Kesem......."

"Iya, yakin aja." Gracia memotong ucapan Beby.

Shani memeluk Gracia, akhirnya ada sebuah cara yang bisa menyatukan dirinya dengan Gracia. Sedangkan Gracia menatap tajam Beby supaya dia tidak memberi tau Shani bahwa sebenarnya kesempatan Gracia hidup hanyalah 5%.

***

Gracia, Shani, Beby dan Shania sudah ada di ruang bawah tanah rumah Beby. Yang sekaligus menjadi rumah sakit mini dengan satu dokter, yaitu Shania.

Saat ini Shani dibaringkan di ranjang dengan kedua tangan dan kaki terikat di ranjang. Ini ditujukan supaya Shani tidak banyak bergerak saat Gracia mentransfer kekuatannya nanti.

"Udah siap?" Tanya Shania ke Shani.

Shani mengangguk sambil tersenyum. Gracia berdiri di samping Shani. Gracia menaikkan kaos putih yang dipakai Shani sehingga perutnya terlihat jelas.

Gracia menghela nafas sejenak sebelum menempelkan telapak tangan kanannya di perut Shani dan telapak tangan kiri di atas tangan kanan. Gracia memejamkan mata berusaha untuk fokus.

Api biru muncul di tangan Gracia dan seperti terserap masuk, api biru itu menembus perut Shani. Saat itulah Shani berteriak kesakitan. Perutnya serasa ditusuk oleh sebuah pisau panas.

ANTARA MERAH DAN BIRU [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang