Chapter 9 : Gengsi

34 13 4
                                    

Istirahat siang kali ini semua teman gengnya pergi ke kantin, hanya Affy dan Alya yang tidak. Mereka sangat bersemangat kali ini mendukung dan menyemangati tim voli putra Pelita Bangsa ini. Affy menyemangati Aldi sementara Alya menyemangati Raka.

Mereka tidak sendiri karena banyak sekali fans Aldi si prince charming itu. Latihan voli kali ini sangat seru dan intens, ada tim a dan tim b yang terdiri dari campuran kelas 11 dan kelas 12.

"Kak Aldi ... AYOO SEMANGAT!!" Teriak Affy sangat bersemangat menyemangati sang pangeran hatinya dari pinggir lapangan voli.

Mengakibatkan seluruh mata siswa-siswi tertuju padanya. Tapi sekali lagi ia tidak peduli karena yang ada di pikirannya hanya mendukung Aldi si Pangeran es itu.

"Eh fy!"

"Haduh sumpah malu tau ... semua pada liatin kita. Lo aneh-aneh deh sumpah!"

Alya menggelengkan kepalanya menatap jengah Affy, sekarang wajahnya sudah semerah tomat. Ia sangat tersipu malu karena di pojok utara Gabriel and the gengs tengah menatapnya intens.

Gabriel Garcia si Bad Boy 11 MIPA 6. Sering sekali keluar-masuk ruang BK karena ia selalu membuat aturan sendiri dan tak pernah tertib dengan aturan Pelita Bangsa, ia dan gengnya juga yang maju paling depan bersama The Guntur Boys jika ada musuh menyerang almamater tercintanya ini.

Menoleh ke samping sambil berbisik pelan, " Fy, sumpah ya gue sekarang kok grogi ya. Tatapan matanya Gabriel tajem banget. Kayak mau nerkam aja." Gumam Alya meremas pinggir lipatan roknya gelisah.

"Duhh! Udah deh Al! Kita tuh harus fokus dukung jagoan kita masing-masing. Anggep aja Gabriel gak ada," ujar Affy yang sekarang menatap lekat Aldiano Saputra yang memakai baju dan celana pendek selutut warna biru yang menurutnya semakin tampan saja.

Hatinya masih dag-dig-dug serr, tak karuan kala menyemangati si pangeran es itu.

Sementara di pojok selatan ada seseorang menatap intens Affy, memperhatikan lekat-lekat manik mata cokelat yang tengah tersenyum sangat manis ke arah siswa-siswa berseragam biru itu.

Rifan merasa heran saja, bagaimana bisa kemarin ia yang menolongnya saat ia jatuh, kemudian mengantarkannya pulang. Lantas sekarang malah melihatnya tersenyum karena pria lain.

'Oh, SHIT! Dasar cewek gak tahu terimakasih'

Sorot mata hazel itu sangat menyiratkan ketidak terimaan terhadap apa yang ia lihat sekarang. Perasaannya sekarang tidak menentu. Ada rasa marah, kecewa, dan kebencian yang semakin membara.

'oke, tunggu aja! Lo nggak tau main-main sama siapa ... Gue Rifan Algantara!'

"Eh liat deh! Kenapa tuh si Rifan? Ngeliatin cewek itu tajem banget," tanya Agung pada teman-teman gengnya.

"Hmm iya tuh, kenapa nih si bos? Lo naksir sama tuh cewek bos?" goda Reza sambil tertawa renyah.

"Diem! Mendingan lo pada diem! Daripada nge beo gak jelas" tegas Rifan tajam

"Ngapain gue suka sama dia. Sorry bro ... Bukan tipe gue!" Ujar Rifan disertai penekanan disetian kata-katanya.

"Hmm, bilangnya bukan tipe. Tapi ngeliatinnya dalem banget," sindir Satria sambil menepuk pelan pundak Rifan.

"Suka-suka gue lah! Orang gue punya mata," sewot Rifan menatap sinis Satria.

Suara gaduh tiba-tiba berasal dari arah depan sekolah, ya gerbang utama SMA Pelita Bangsa.

"RIFAN, LO DIMANA?! DEVILS ENGINE NYERANG SEKOLAH!" Teriakan Bian membuat Rifan kembali sadar dari lamunannya.

Tentu membuat suasana yang tadi tentram jadi keruh tiba-tiba. The Guntur Boys dan Gabriel and the gengs pun langsung saja bergegas menuju gerbang depan sekolah mereka, sementara tim voli putra tetap latihan demi persiapan yang maksimal, tak peduli kondisi saat ini.

"Ngapain lo kesini? Bangsat!" Teriak Rifan tepat di depan wajah Bara, sementara ketua Devils Engine itu hanya menampilkan senyuman liciknya.

"Gue ---

Belum sempat Bara melanjutkan ucapannya malah sekarang terdengar suara ribut antara anggota The Guntur Boys melawan Devils Engine. SMA Merpati Putih memang rival abadi SMA Pelita Bangsa sudah sejak lama.

Adu jotos pun tak terelakkan, dan kali ini Rifan melihat Bara yang sedikit lengah dan langsung meninju tepat perut Bara.

Bughh ... 

"Arrgh, fuckk! Bangsat!" Sambil memegangi perutnya kesakitan.

Adu pukulan tak terelakkan lagi, malah semakin beringas antara keduanya membuat depan sekolah Pelita Bangsa saat ini seperti arena tinju.

"STOPP! PLEASE STOPP!" Teriak Affy sangat keras membuat perkelahian itu terhenti sementara, semua menatap cewek yang sangat pemberani berada tepat di antara Rifan dan Bara.

"PLEASE STOPP! Ini area sekolah, BUKAN RING TINJU."

"GUE MOHON JANGAN BUAT RUSUH DI SMA PELITA BANGSA. KALO KALIAN MURID TERPELAJAR, PASTI KALIAN NGERTI KAN?!"

Tegas Affy menatap semua geng yang sangat tersulut dan dikendalikan oleh emosinya masing-masing dengan tatapan kebencian dan sulit diartikan.

Ia bingung, sekarang emosinya seperti sedang dipermainkan. Rasanya marah, sedih, kecewa semua tersirat jadi satu kesatuan yang sulit dipahami logika.

"Hey Fy! Gue gak mau cari masalah. GUE CUMA MAU CARI LO!" Ucap Bara dengan kerlingan matanya pada Affy.

"Hah? Gue gak ngerti. Maksud lo apaan sih?," Tanya Affy bingung dengan semua ini.

Rifan sangat bingung saat ini, jadi si cewe rese itu juga kenal dengan rivalnya itu. Tak habis pikir, bagaimana bisa? Sungguh situasi ini sangat sulit dipahami oleh nalar.

Tertawa rendah, Bara memajukan wajahnya tepat di depan Affy, "Ya ... Simpel aja, GUE CUMA PENGEN KETEMU LO! ... AFFYA LESTARI!"

Affy menegang, apa-apaan Bara ini. Jantungnya berdetak cepat tak karuan. Ia kaget dan bingung harus merespon apa, dan membuatnya diam seribu bahasa ...

To be continued~

Terimakasih semua, Krisar nya boleh readers

Kalo suka vote sama commentnya jangan lupa ya🤗

Stay safe everyone 💜

Post on 15/01/2021




Jejak RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang