Chapter 12 : Berharap

17 1 0
                                    

Stay tuned terus ya, makasih semua 💜

****

Berdiri di depan ruang ganti tim voli sekolahnya, dari tadi Affy hanya mondar-mandir tak jelas menunggu para pemain itu keluar. Tentu saja ia menanti si Prince Charming.

Affy sangat khawatir dengan kondisi Aldi karena tadi ia terpaksa harus ditarik keluar dikarenakan cedera pada lututnya. Affy sempat menanyakan keadaan pada Aldi, tetapi Aldi masih dingin dan cuek dan merespon Affy dengan singkat.

"Gue gak papa. Udah lo pergi aja!" tegas Aldi menatap lekat manik mata Affy.

Sedangkan yang ditatap malah semakin bingung. Ia sudah biasa mendapat penolakan, sentakan, dan semua sikap cuek Aldi.

"Gue cuma mau tau kondisi lo kak, gue khawatir banget."

"Gausah! Gak perlu. Gue udah gede, dan gak perlu lo perhatiin!" Sentakan Aldi sontak membuat seluruh anggota voli lainnya kaget karena sangat jarang sekali mereka melihat Aldi marah, apalagi sampai menyentak.

"Di. Udahlah Dy! Yuk kita balik aja Sambil obatin luka lo terus istirahat, Gue capek banget sumpah." Ucap Satria menasehati  dan  membuat Aldi menoleh padanya.

Aldi pun mengangguk cepat dan berjalan mengikuti Satria yang telah  meninggalkannya di depan ruang ganti tim voli baru saja. Tentu saja Aldi tak menghiraukan keberadaan Affy bahkan tak berkata sepatah kata pun sebelum meninggalkannya.

Affy mematung di tempat. Melihat itu semua meninggalkan sedikit sesak di relung hatinya. Affy hanya bisa menghembuskan napas pasrah dan hanya bisa berharap suatu saat Aldi akan berubah.

'Gue berharap banget kak, someday Lo Benar-benar nganggep gue dan gak pernah ninggalin gue  apapun keadaannya.'

Saat Affy beres-beres selesai pertandingan tadi ia kaget tiba-tiba Bara hadir dan tanpa babibu langsung mengajaknya pulang.

"Yuk, bareng gue aja," ujar Bara melirik Affy sekilas dan tersenyum tipis.

"Udah gausah nolak. Gue gak nerima penolakan."

Bara langsung saja menggandeng tangan Affy dengan lembut, jujur saja ia sangat menanti momen ini karena menurutnya berdua dengan Affy sangat menyenangkan.

Affy sangat pasrah saat ini, lagi pula jika ia menolak Bara jelas tidak akan bisa karena Bara sangat keras kepala. Jika itu maunya memang seharusnya kita harus menurutinya supaya ia tidak beraksi macam-macam lagi yang bisa membahayakan semuanya.

Saat ini di tempat parkir SMA Pelita Bangsa sudah agak sepi. Tentu saja karena Bara memang sengaja pulang telat demi bisa jalan dengan Affy.

Sekarang mereka terhenti di samping mobil Pajero warna putih milik Bara. Dengan bangga ia membukakan pintu mobilnya dan mempersilahkan Affy untuk masuk.

"Silahkan my princess!"

Seketika ucapan Bara membuat Affy berdecak sebal. Jujur saja menurutnya Bara sangat lebay, bahkan saat ini mereka tak ada hubungan spesial sama sekali.

Affy yang diam saja membuat Bara tersenyum tipis. Wajah Affy mengingatkannya pada seseorang di masal lalunya, ya seseorang yang pernah ada di relung hatinya. Tanpa basa-basi lagi Bara langsung menjalankan mobilnya menuju ...

Entahlah? Ia masih ingin jalan-jalan berdua dengan gadis idamannya.

"Langsung pulang aja. Gausah mampir-mampir," kata Affy sesekali melirik Bara, sementara yang dilirik hanya diam saja.

Selang beberapa menit kemudian Bara malah memutar kemudinya menuju pusat kota. Disana berjejer Mall, restoran, dan tentu saja banyak rumah makan atau cafe kekinian.

Jejak RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang