Chapter 10 : Obsession

35 11 0
                                    

Happy reading

"Hey Fy! Gue gak mau cari masalah. Gue cuma mau cari Lo!" Ucap Bara dengan kerlingan matanya pada Affy.

"Hah? Gue gak ngerti. Maksud lo apaan sih?," Tanya Affy bingung dengan semua ini.

Rifan sangat bingung saat ini, jadi si cewe rese itu juga kenal dengan rivalnya itu. Tak habis pikir, bagaimana bisa? Sungguh situasi ini sangat sulit dipahami oleh nalar.

Tertawa rendah, Bara memajukan wajahnya tepat di depan Affy, "Ya ... Simpel aja, Gue cuma pengen ketemu lo! ... Affya Lestari."

Affy menegang, apa-apaan Bara ini. Jantungnya berdetak cepat tak karuan. Ia kaget dan bingung harus merespon apa, dan membuatnya diam seribu bahasa.

"Gak usah ngelantur deh lo kak! Gue aja gak kenal sama lo!" Ucap Affy di depan Bara.

Melirik Affy sekilas, lalu tersenyum kecut. Ia kembali bersuara, "Oh jadi lupa nih ceritanya ... Apa perlu gue ingetin lagi?" Tanya Bara.

Affy kembali bergeming di tempat karena jujur ia sangat bingung saat ini harus bersikap bagaimana. Oke, ia tahu jika saat ini tengah berhadapan dengan seseorang yang menerornya kemarin yaitu Bara Gavaldy ketua Devils Engine.

"Kok diem aja Fy? Berarti gue bener kan?," Tanya Bara dengan alis terangkat.

Bara semakin mendesak Affy, karena ia ingin tahu respon cewek itu selanjutnya. Semakin seperti ini ia akan semakin semangat mengganggu gadis idamannya itu.

'Apapun respon lo. Gue gak peduli!!"

Affy semakin mendekati Bara dan sekarang ia sangat yakin akan mengatakannya..

"Gue gak kenal sama lo! Plis gak usah ganggu gue lagi!"

Setelah itu Affy langsung pergi meninggalkan kerumunan geng-geng yang masih setia menatap kepergian Affy.

Tanpa sepatah kata pun Bara dan anggota Devils Engine langsung berhamburan meninggalkan SMA Pelita Bangsa dengan wajah tanpa penyesalan dan perasaan bersalah sekalipun.

***

Kali ini di markas The Guntur Boys semua sedang mengobati luka lebam masing-masing karena pertengkaran hebat tadi, mereka tak habis pikir kenapa tiba-tiba Devils Engine langsung menyerang sekolahnya begitu saja.

Apalagi Rifan, jujur ia masih bingung. Kenapa si cewek cerewet itu bisa mengenal musuh bebuyutannya?

Apakah sebelum mengenalnya mereka berdua sudah saling mengenal? Entahlah ... Ia mencoba tak perduli. Tetapi hati kecilnya masih sangat penasaran dengan semua ini.

"Sekarang gue mau tanya, tadi kenapa tiba-tiba dia nyerang?"  Tanya Rifan menelisik satu persatu respon semua anggota The Guntur Boys.

Ia malah mendapat gelengan dari semua temannya, tetapi Bian langsung bersuara.

"Gue juga gak tau Fan, waktu gue lewat deket gerbang. Gue liat mereka udah rame aja ngumpul gitu. Ya gue tau itu si Devils Engine, makanya gue langsung buru-buru nyari lo semua."  Terang Bian panjang lebar menjelaskan awal mula penyerangan tadi.

Rifan menghembuskan napas pasrah mendengar penuturan Bian, ia kira Bara akan menyerangnya di luar sekolah, tetapi ia sangat licik dan membawa persoalan pribadi ke area sekolah.

'Sekali ular. Selamanya tetap ular. Bangsat!!'

Roni berpikir sejenak, mencoba memahami semuanya, "Eh! Bentar deh, tapi kok gue bingung ya. Kok dia bisa kenal sih sama si Affy?" sambil menautkan kedua alisnya bingung, "Gue bingung gitu loh kok bisa? Kenal dimana coba Affy sama cowok bangsat itu?"

Jejak RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang