28. Dia Kembali

448 377 202
                                    

"Diantara semua hal yang ingin aku lakukan di dunia ini, menemukanmu adalah yang pertama diantara semuanya."

Semilar angin menerpa wajah seorang pemuda, menerbangkan beberapa helaian rambutnya pikirannya melayang jauh merindukan seseorang dibelahan dunia sana.

Walaupun dirinya tau tidak sepantasnya lagi berharap pada seseorang yang telah dia sakiti di masa lalu, tapi apakah dirinya masih boleh berharap?? Walaupun semua nya nanti hanyalah angan-angan yang semu

"Kau yakin akan kembali kesana?" Ujar pria paruh bayu mengejutkan pria itu

"Iya pa, bukankah papa juga yang sebelumnya mendukungku untuk mengurus perusahan cabang disana," ujar pria itu masih setia menatap pemandangan kota London di sore hari

"Tapi bagaimana jika kau bertemu dengannya? kau tau kan papa masih bersalah dengan keluarga itu,"

Ucapan pria paruh baya itu seolah menyadarkan nya kembali akan kesalahannya dulu, ini semua karenanya. Andai saja hal itu tak terjadi, pasti saat ini dia masih bersama dengan gadis itu

"Papa tak perlu khawatir, Jakarta terlalu luas untuk sekedar mempertemukan kami berdua."

"Baiklah-baiklah nak, terserah mu saja, papa akan selalu mendukung keputusanmu"

"Kapan mau berangkat?"

"Insyaallah lusa pa,"

"Baiklah jaga dirimu baik-baik disana, kau tau kan jika ibumu itu tidak tenang kau pergi kesana, maka dari itu jangan membuat kami khawatir nantinya" nasihat orang tua itu

"Papa tenang saja, aku sudah dewasa pa, sudah bisa menjaga diri dengan baik"

"Iya - iya papa percaya. Kalau begitu papa pergi dulu ya."

Setelah pria paruh baya itu pergi dirinya kembali hanyut dalam pikirannya, apakah takdir akan mempertemukan kita kembali? gumamnya pada angin yang berhembus seolah angin tersebut menyampaikan pesan rindunya pada gadis yang berada dibelahan dunia sana


International Airport Soekarno Hatta

Seorang pria baru saja keluar dari pintu kedatangan bandara dengan tujuan penerbangan London - Jakarta, dirinya melirik jarum jam yang melingkar dipergelangan tangannya

17.00 WIB

Sudah sore ternyata, cukup melelahkan memang menempuh perjalanan dengan jarak yang cukup jauh. Matanya sedang sibuk mencari seseorang yang akan menjemput dirinya

"Apakah Anda tuan Zico?" Ujar sebuah suara dengan stelan formal yang melekat ditubuhnya

"Iya, apakah anda Asisten papa saya?"

"Iya tuan, perkenalkan nama saya Leo mari saya antar ke apartemen anda" ujar Asisten tersebut sambil mengambil alih koper yang dirinya pegang. Setelah sebelumnya mendapat persetujuan dari sang empu

Selama perjalanan Zico melihat suasana kota Jakarta yang tidak banyak berubah sama sekali, bahkan saat melewati jalan kampusnya pun masih tetap sama, belum ada yang berubah mungkin yang berubah hanya hubungannya dengan gadis itu

FATED (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang