14. Patah Hati

818 679 232
                                    

"Kecewa, itulah balasan yang kudapat ketika terlalu berharap padamu, bahkan aku melupakan kalau ada yang lebih pantas kuharapkan cintanya daripada dirimu, dia adalah Allah sang pemilik hati."


Seorang pria tampak melepaskan sepatu hitamnya, kemudian masuk kedalam kamar rumahnya lalu menutup pintunya dengan rapat. Ia merosot, terduduk di bawah lantai yang dingin, tubuhnya tersandar lemas, tatapannya lurus kedepan. kosong.

Hari ini merupakan hari yang melelahkan baginya, bahkan hatinya sungguh sakit ketika mengingat kata-kata yang beberapa saat lalu terucap dari bibir sahabatnya. Pengakuan yang membuatnya menjadi seperti pria menyedihkan yang saat ini menangis diam-diam disudut ruangan kamarnya.

Lelaki juga boleh menangis bukan, jika sakit yang dirasakannya sudah teramat dalam, sungguh kata-kata Alex tadi kembali terngiang-ngiang dikepalanya


Flashback on


"Aisyah, kebetulan sekali, sedang apa disini" ujar Alif yang baru saja menyelesaikan makanannya didalam restoran

"Pak Alif" sapa Aisyah

"Kenapa tidak masuk" ujar Alex tiba-tiba berdiri disamping istrinya itu. Pria itu baru saja selesai memarkirkan mobilnya. Dan setelah itu, dia langsung menyusul gadis itu. Alex sebenarnya sedikit terkejut ketika melihat Alif yang juga berada di restoran yang sama dengan mereka. Ternyata dunia ini sangat sempit.

"Alex, lagi-lagi aku melihatmu bersama dengan Aisyah, sebenarnya kalian berdua ada hubungan apa" Tanya Alif yang sudah tidak dapat menahan rasa penasarannya. Padahal saat ini hatinya sedang was-was menunggu jawaban yang keluar dari mulut kedua orang itu.

"Sebenarnya aku adalah suami Aisyah Lif" jawab Alex menjelaskan hubungan mereka, Alex hanya tidak mau jika Alif nantinya akan salah paham melihat mereka berdua. Maka dari itu dia segera memperkenalkan Aisyah sebagai istrinya.

Selain itu, Alex juga ingin Alif tahu agar dia tidak bisa lagi sembarangan dekat-dekat dengan Aisyah, walaupun mereka berdua adalah sahabat, tapi Alex juga terkadang kesal melihat perhatian yang diberikan sahabatnya ini kepada istrinya.

"Kau pasti bercanda bukan" ujar Alif tidak mau mempercayainya. Bolehkah dia berharap jika ini hanya mimpi. Siapapun, tolong bangunkan dia saat ini.

"Aku tidak berbohong, kau perlu bukti?" Tanya Alex. Dan tanpa aba-aba pria itu mencium bibir gadis disampingnya. Hanya ciuman singkat, tapi sudah membuat hati Alif serasa diremas kuat.

Aisyah yang mendapat perlakuan mendadak seperti itu, Meremas tangannya. Kembali, kenangan menyakitkan itu berputar di kepalanya. Sebisa mungkin Aisyah menormalkan kembali ekspresinya. Dia tidak mau membuat Alex khawatir.

"Sudahlah, kau tidak perlu memamerkan kemesraan seperti itu, lagipula saat itu aku tidak datang ke pesta pernikahanmu, undangan pernikahan yang kau berikan pun sudah aku hilangkan, jadi aku cukup terkejut ketika tau bahwa istrimu ternyata adalah muridku sendiri," ujar Alif diselingi tawanya. Seolah-olah dia juga Turut bahagia mendengat kabar itu. Padahal hatinya saat ini sudah hancur berkeping-keping, disaat seperti ini bahkan dia masih bisa menunjukkan tawanya. Ya, tawa yang ditutupi oleh kesedihan, bukankah dia sangat hebat menutupi perasaannya.

FATED (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang