1. Awal Pertemuan

1.4K 910 576
                                    

Hal pertama yang kulihat darimu adalah wanita yang dingin dan irit bicara, tapi harus kuakui kalau kau itu cantik dengan baju besar dan kerudung panjang yang menutup kepalamu.”

Semilar angin menerpa wajah cantik itu, gadis bernetra hijau yang saat ini tengah duduk di sebuah bangku taman yang terletak di kampus nya, matanya menatap sekeliling banyak orang yang tengah berlalu lalang, tapi tak ada sedikitpun ekspresi di wajah cantik itu. Tubuhnya mungkin berada disitu, tapi pikirannya sudah melayang entah kemana. Aisyah nama gadis yang tengah duduk melamun itu.

Kamu tau apa yang paling indah dari senja ini?” tanya seorang pria tampan pada gadis yang duduk disamping nya. saat ini keduanya sedang duduk bersama di bangku taman sambil menatap senja yang saat ini sudah hampir menghilang

gadis itu menggeleng.

“Yang lebih indah dari senja adalah dirimu” gombal pria tampan itu. Hingga membuat rona merah tercetak jelas di wajah gadis cantik itu.

Ternyata sekarang kakak sudah pandai menggombal ya,” ungkap gadis bernama Aisyah disertai kekehan kecil dari mulutnya.

Loh … itu bukan menggombal Sya, tapi memang itu kenyataannya” ujar pria itu sekali lagi. hingga membuat pipi Aisyah semakin merona.

“Pipi kamu kenapa? jangan bilang kamu malu” 

“Kak Zico menyebalkan!”

Hahahahha … kamu ini baru kakak bilang begitu sudah malu, bagaimana jika kakak ucapkan kata-kata manis yang lain?” goda pria tampan itu. secarik senyuman tampak jelas menghiasi wajah putih itu.

“Kak Zico!” kesal Aisyah. ayolah kenapa kakak seniornya ini sering sekali menggodanya. Bukannya dia tak suka, hanya saja terkadang dia malu.

“baiklah … baiklah .. tapi Sya, jangan tampilkan wajah imut tadi pada pria lain ya, cukup Kakak saja yang melihatnya,” ucap Pria itu serius.

“Apa sih kak” malu gadis berhijab maroon itu.

“Ayo kakak antar pulang” ucap Zico sambil menggandeng gadis disampingnya.

Aisyah ingin tersenyum jika mengingat kenangan itu. Tapi bukan senyum manis dan bahagia justru sebaliknya yaitu senyum pahit. Kenapa dulu dia begitu bodoh? percaya akan cinta yang dikatakan oleh seorang pria yang baru saja datang ke kehidupannya. Hanya karena dia dan pria itu sudah dekat dan sering bersama, Aisyah percaya jika pria itu benar-benar mencintainya. 

Kini Aisyah meyakini jika cinta itu hanya terasa manis di awalnya saja, dan akhirnya akan berakhir pahit. Aisyah, gadis itu kini sudah tidak percaya lagi dengan cinta dia menganggap jika semua pria itu sama saja, awalnya berkata manis tapi diakhir justru memberikan luka. Jika diakhir hanya meninggalkan luka kenapa diawal harus memberikan cinta? brengsek, mungkin itu kata yang tepat untuk mereka.

Andai waktu bisa di ulang, Aisyah berharap dia tidak akan bertemu pria yang bernama Zico itu. karena pria itu, dia sampai mengalami hidup yang berat selama ini, bahkan hingga sekarang dia tidak bisa melepaskan bayang-bayang masa lalu itu. Bukan Aisyah tidak berusaha melupakannya, hanya saja semuanya sudah terekam dengan begitu jelas di ingatannya. Dan sungguh tidak semudah itu untuk melupakan semuanya.

Aisyah melirik jarum jam yang melingkar manis dipergelangan tangannya. Pukul 18.00 sudah hampir maghrib dia harus bergegas pulang kerumah, gadis cantik itu kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan keluar taman.

Pukul 19.00 Aisyah tiba dirumahnya, setelah tadi singgah sebentar di sebuah masjid untuk melaksanakan sholat maghrib akhirnya dia tiba dirumah minimalis itu. Aisyah berjalan memasuki pekarangan rumahnya, kemudian membuka pintu depan.

FATED (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang