30. Kenyataan

405 307 242
                                    

"Terkadang kenyataan itu memang menyakitkan, dan ikhlas adalah cara terbaik untuk melalui semuanya"



"Halo tuan, aku sudah menyelediki orang yang anda maksud,"

"Baiklah, kalau begitu segera kirim ke email ku, aku akan memeriksanya"

"Baik tuan, akan segera ku kirimkan" ucap seseorang diseberang sana sambil memutuskan sambungan telepon

Sebuah pesan masuk ke emailnya, Alex langsung membuka pesan tersebut, netra hitam itu mulai membaca setiap detail informasi yang ada disana, belum selesai dia membacanya tangannya sudah terkepal erat ketika melihat foto yang tercantum di informasi tersebut. Ternyata, pria itu adalah dia.

Hari ini Alex berbeda dari biasanya, tangan itu kini masih setia memutar-mutar pulpen diatas meja, tatapan itu hari ini berbeda dari biasanya, Menatap tajam kesatu arah pada seseorang yang saat ini sibuk

mempersentasikan sesuatu didepan sana

Seolah sadar sedari tadi ada yang menatap nya tajam Zico menjadi sedikit bingung dan merasa tak enak ditatap seperti itu. Seolah dia seperti seorang pencuri yang tertangkap basah. Dirinya bukan pria bodoh yang sedari tadi tidak menyadari bahwa ada seseorang yang menatap tajam dirinya.

Tapi yang membuatnya bingung hingga sekarang adalah kenapa rekan kerjanya itu menatap dirinya seperti itu? Apakah dia melakukan kesalahan selama persentasi?

Tapi, dia rasa tidak. karena menurutnya hasil persentasinya tadi cukup bagus bahkan bisa dikatakan sangat memuaskan lantas apa yang membuat Alex menatapnya tajam seperti itu? Apakah itu hanya perasaannya saja?

"Alhamdulillah" gumam Zico pelan begitu rapat mereka telah selesai. Akhirnya dirinya bisa segera keluar dari ruangan ini, sedari tadi dia sudah merasa tak nyaman karena sepanjang rapat mata Alex tak lepas menatapnya. Entah apakah dia ada salah dengan pria itu, Zico pun tidak tau.

"Tuan Zico, bisakah kita berbicara sebentar," Ujar Alex dari Arah belakang menghentikan langkah Zico yang semula ingin keluar dari ruangan itu. Dia yang sedari tadi sudah berusahan menghindari orang ini, tetapi justru ingin berbicara dengan dirinya.


"Maaf, tapi saya masih ada urusan," tolak Zico. Entah kenapa dirinya malas berbicara dengan pria ini. Apa salahnya sampai ditatap dengan tajam seperti tadi, mereka baru saja mengenal, tapi kenapa Alex malah menatapnya seperti itu.

"Anda pasti mengenal Aisyah bukan," langkah Zico seketika terhenti ketika mendengar nama itu. Bagaimana bisa pria ini Mengenal Aisyah, entah kenapa ada sedikit perasaan tak enak dalam hatinya.

"Bagaimana anda tahu?" Zico balik bertanya. Seketika rasa ingin tahunya begitu tinggi. Sebenarnya ada hubungan apa pria ini  dengan Aisyah, bagaimana mungkin Aisyah bisa mengenal seorang pengusaha terkenal seperti Alex Jefferson? Sepertinya sudah terlalu banyak yang ia lewatkan selama kepergiannya ke luar negeri.

Alex menyinggung kan smirknya, begitu melihat respon pria didepannya. Ternyata benar, kalau pria ini adalah orang yang sama dengan pria yang menyakiti istrinya dulu. Seketika tangannya mengepal erat. Nafasnya memburu, Rahangnya terlihat mengeras, ingin sekali rasanya dia memukul pria yang ada dihadapannya ini, tapi sebisa mungkin dia tahan, Alex tidak merusak citra baiknya hanya karena pria brengsek seperti Zico.

"Anda tak perlu tahu, saya mengetahuinya darimana, tapi yang pasti jangan ganggu kehidupan Aisyah lagi, dan saya harap Anda tidak perlu muncul lagi dihadapannya"

FATED (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang