Ada dua tempat di mana seorang Shelma Laila Iswari, bisa menunjukkan sifat aslinya. Dan dua tempat itu sama-sama gue sebut sebagai rumah.
Pertama, rumah Pak Hadi dan Bu Hesti, alias rumah orang tua gue. Rumah yang isinya ada Ayah, Ibu, dan Kak Savira, kakak gue satu-satunya yang galak. Bedanya gue dan Kak Savira adalah, Kak Savira lebih bisa mengekspresikan emosinya secara leluasa, tanpa memperdulikan pendapat orang lain. Kalau dia marah, ya udah dia marah aja. Kalau dia enggak suka, Kak Savira bakalan bilang secara langsung tanpa harus mendam-mendam dan berujung jadi emosi sendiri.
Sedangkan gue, Si Shelma ini, lebih takut ditolak atau dibenci, sehingga gue jadi kayak orang yang muka dua.
Di rumah, gue bisa dengan senang hati marah-marah dan ngelakuin apa yang benar-benar ingin gue lakuin. Tapi kalau di luar, entah kenapa gue susah banget buat ngelakuin itu. Kalau kata Ayah sih, sifat gue itu campuran Ayah dan Ibu. Ayah yang sabar dan Ibu yang enggak sabaran. Tapi kalau kata Kak Savira, "Lo goblok banget!"
Yah... gue enggak marah kalau dikatain begitu. Karena, emang iya.
Yang kedua, Arumdalu. Rumah Arumdalu. Kontrakan yang gue tempati beberapa bulan terakhir karena gue mendapat pekerjaan baru di Scote, Bank Swasta Internasional. Karena rumah gue ada di Bogor dan jauh banget kalau ke kantor, gue memutuskan untuk ngontrak aja.
Awalnya sih, Ibu marah-marah dan enggak terima. Tapi akhirnya ngalah juga. Dan awalnya lagi, gue pengin ngekost. Tapi ternyata, yang tersisa hanyalah Rumah Arumdalu. Sebuah kontrakan yang berisikan tiga kamar lalu empat orang lainnya. Dan akhirnya gue ketemu oang-orang yang gue anggap sebagai keluarga kedua. Di mana gue bisa nunjukkin sifat asli gue, marah dan kesal sesuka hati gue yang enggak bisa gue tunjukkin ketika di kantor, sehingga gue malah dapat julukan delivery girl oleh cewek-cewek rempong alias senior-senior gue.
Ini cerita tentang Shelma Laila Iswari, Rumah Arumdalu, dan Gaharu Achazia Arsa, si it boy kantor yang udah bikin gue baper parah. Gue sumpahin lo naksir berat sama gue, Ga!
☘☘☘
Temukan cerita lainnya di :
jinnervosa - Gemercik : Delyn dan Devian
RoxyRough - Camaraderie : Alana dan Hanan
Dkatriana - End to Start : Naresya dan Danu
Nyctoscphile - We'll Be Fine : Iris dan Edwin
inda's note :
HAPPY NEW YEAR! Selamat tahun baru, semuanya! Semoga di tahun 2021, apa yang belum tercapai di tahun 2020 bisa kita capai dan berjalan dengan lebih baik dari sebelumnya.
Dan untuk pembukaan tahun ini, Geng Antares--sekarang ganti nama jadi Arumdalu😂 is back! Kita kembali dengan project baru (Enggak tahu juga kenapa tiba-tiba bikin project lagi) hahaha tapi ya gitu deh. Kali ini kita bawain OC dan cowoknya random! Terus foto OC hanya sebagai pemanis ya. Kalau kalian mau membayangkan Shelma as yourself, boleh banget loh! Hihihi
BTW yang baca From Us To Us pasti tahu ya si Gaga ini siapa😂
Ditunggu updatean selanjutnya ya (Enggak tahu sih kapan) (Aku masih nabung aja) hehehe
Yuk tetap semangat di tahun ini ya! See you on next update✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Playlist : He's Just Not Into You
General Fiction[Completed] Gaga itu it boy-nya Scote, sementara Shelma hanya karyawan biasa. Berpas-pasan atau bahkan bertegur sapa dengan Gaga saja, Shelma bisa gugup setengah mati. Jadi rasanya, meski lelaki itu perhatian, tidak mungkin kan dia naksir Shelma?