#2 Playlist: Better Days

2.5K 280 46
                                    

Setiap tempat, baik itu di kantor, sekolah, kuliah, atau di mana pun, pasti ada satu orang yang selalu menjadi pusat perhatian atas apapun yang ia lakukan. Kalau di Scote, posisi itu diambil oleh Gaharu Achazia Arsa atau lebih akrab disapa Gaga, bagian recruitment di divisi Human Resources.

Pertama kali bertemu dengan Gaga tentu saja saat Shelma dipanggil untuk interview di perusahaan ini. Kala itu, Shelma kaget bukan main, karena kulit Gaga yang lebih putih darinya dan parasnya yang sangat, sangat tampan. Belum lagi lesung pipi nya itu melengkapi betapa good looking nya seorang Gaga.

"Kalau ada yang mau ditanyain, feel free buat tanya ke gue ya, Shel." ucap Gaga kala itu, saat Shelma resmi diterima di Scote dan sedang melewati masa probation nya. Walau begitu, Shelma lebih memilih untuk bertanya kepada Wulan, bagian HR lainnya.

Alasan Shelma tidak mau terlalu dekat dengan Gaga adalah, karena lelaki itu 'agak' susah didekati. Bukan karena ia sombong, bukan. Tetapi justru karena Gaga terlalu ramah dan Shelma tidak mau dirinya malah salah paham kepada lelaki itu.

Tapi akhir-akhir ini, Gaga memang terlihat aneh. Ia bahkan terlalu sering bertemu dengan Gaga di ruang photocopy atau di pantry. Pasalnya, ruangan HR itu berbeda lantai dengannya dan HR lebih dekat dengan manajemen atas dibanding dengan staff back office biasa seperti dirinya. Bahkan tadi saat Shelma mengembalikan handphone milik Gaga, Wulan dan Rangga menanyakan tujuannya datang ke ruang HR dan malah berkata 'tumben'.

Namun seperti biasa, Gaga hanya mengucapkan terima kasih dan melirik kantong plastik yang Shelma bawa dengan kesal lalu berkata, "Lain kali suruh Atika belanja sendiri."

Shelma mengerjap mendengarnya lalu tanpa mengatakan apapun lagi, Gaga kembali masuk ke ruangannya dan Shelma kembali bertanya-tanya atas sikap Gaga yang 'aneh'.

☘☘☘

"Mbak,"

Raras yang sedang menikmati makan siangnya langsung menoleh ke arah Shelma yang baru saja menyapanya. Bahkan Ansel yang sedang lahap mengunyah pun menoleh ingin tahu.

"Kenapa, Shel?" tanya Raras.

"Mbak Raras kan lebih dulu nih kerja di sini. Menurut Mbak Raras, Kak Gaga itu orang yang kayak gimana sih?"

Raras mengerjap, sedikit bingung mendengar pertanyaan yang baru saja Shelma lontarkan. "Gaga? Ya enggak gimana-gimana... maksudnya gimana sih?"

Shelma berdecak dan menatap Raras lekat. "Gini loh, Kak Gaga itu emang baik dari sananya apa gimana gitu,"

"Lo naksir Bang Gaga, Shel?" celetuk Ansel, membuat Shelma melotot kepadanya dan refleks memukul tangannya.

"Siapa yang naksir! Gue cuma nanya!"

"Buset, galak banget. Coba aja galaknya sampai ke Atika," Ansel tergelak lalu lebih memilih untuk menyantap makanannya lagi.

Raras tersenyum gemas dan menatap Shelma dengan penuh selidik. "Gaga emang kayak gitu. Lo tahu enggak, Shel? Bukan di divisi kita aja yang pernah dibaperin sama Gaga. Tapi masih banyak."

"Hah? Bukan Saski aja?" balas Shelma.

"Ya bukanlah! Cowok kayak Gaga tuh sebenernya musuh perempuan," bisik Raras. "Sikapnya yang terlalu baik itu malah bikin banyak orang salah paham, sampai enggak sedikit juga yang bilang suka sama dia."

"Terus, terus?" balas Shelma tidak sabaran.

"Ya gitu, tapi ditolak sama Gaga." kata Raras lagi.

"Ih, kenapa?" tanya Shelma lagi.

Ansel berdeham dan mendekatkan tubuhnya kepada Shelma dan juga Raras lalu berbisik, "Ada gosip yang bilang... kalau Bang Gaga itu... enggak naksir cewek—"

Playlist : He's Just Not Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang