Mashiho membulatkan matanya tak percaya, dia sangat tahu betul siapa orang di depannya saat ini. Pria berdarah China namun memiliki hubungan dengan keluarganya. Orang yang selama ini dia cari untuk dia bunuh yaitu pamannya, Moon Junhui.
Mashiho sontak langsung menyerangnya, namun sebelum dapat meraih ujung rambut nya saja Mashiho sudah tengkurap dengan beban besar dari bawahan pamannya. Sekuat tenaga Mashiho memberontak hal itu tak bisa membuatnya melepaskan kuncian orang di atasnya.
Dor!
Orang di atas tubuh Mashiho tumbang dengan darah mengucur di bagian lehernya. sudah dapat di pastikan bahwa orang tersebut tewas. Mashiho segera berlari mundur sedangkan Yoshi sang pelaku penembakan kembali membidik mangsa selanjutnya.
Yoshi tak bisa sembarangan membidik Jun karena mereka membutuhkannya untuk menggali informasi.
Tiba tiba ada cahaya merah yang menyakitkan masuk dan menghalangi pandangan Yoshi. Yoshi dengan reflek menjauhkan kepalanya dari senjata miliknya.
"sial mata gue perih." umpat Yoshi.
Dikarenakan tak ada persiapan seseorang hendak menyergap Yoshi namun hal itu tak berhasil karena Asahi. Asahi berlari mengejar orang yang menuju ke arah Yoshi dan menahannya lalu Yoonbin yang tak jauh dari Asahi memukul orang tersebut.
Setelah melumpuhkan orang tadi mereka kembali fokus pada target, namun orang yang tadi mereka incar tidak ada di tempatnya.
Jihoon menyusul bayangan yang tak sengaja ia lihat menuju ke arah belakang pabrik. Saat ia keluar dia dapat melihat sebuah danau dengan air hitam yang ia yakin adalah tempat pembuangan limbah pabrik tersebut. Walau mereka pabrik gas tapi tak menutup kemungkinan bahwa tetap ada limbah yang mereka hasilkan.
Segera tersadar akan tujuan awalnya Jihoon segera mengedarkan pandangannya kembali menemukan bahwa terdapat pamantik apik yang berada di tangan Jun.
"Buang pemantik itu sialan!" Murka Jihoon, dia tahu kalau sampai pemantik itu mengeluarkan api kemungkinan besar pabrik ini akan kembali meledak karena dia masih mencium sisa sisa gas di udara.
"Kalau saya tidak mau? Kau bukan orang tuaku ataupun anakku yang bisa menyuruhku melakukan ini itu," balas Jun santai sambil memainkan pemantik itu tapi tidak menyalakannya.
"Apa yang kau mau!?" Teriak Jihoon dengan posisi siaganya. Dia tidak dapat melihat rekan rekannya berada di dekatnya hal itu membuatnya tak bisa bergerak leluasa karena tidak dapat memastikan rekannya.
"Hmm apa ya... Kalau Uang? Aku sudah kaya. Nyawa? Itu tidak ada gunanya juga. Ah aku tau aku hanya ingin keponakan kecilku," Jihoon memiringkan kepalanya tanda tak paham.
"kau ingin Mashi? langkahi dulu mayatku, tak akan kubiarkan kau membawa adikku," Jihoon mendekat kearah Jun hendak memberikan pukulan pada wajah mengesalkannya tersebut. hanya saja tak bisa dua orang berbadan besar menghadangnya menyebabkan dia terpukul mundur.
sedangkan disisi lain kelima anggota lainnya tak bisa menyusul Jihoon yang berlari terlalu cepat tadinya hingga mereka tersesat tak menemukan jalan untuk bertemu dengan Jihoon.
"JI....hemmpp!" mulut Yoonbin dibekap oleh Mashiho karena Yoonbin hendak berteriak.
"jangan sembrono seperti itu kita sedang di posisi gelap, jangan berteriak sembarangan bisa jadi Jihoon sedang bersembunyi. Jika kita berteriak bisa saja jJihoon tertangkap, lebih baik kau cari jaringan dan cari denah pabrik ini jangan lama lama cepat lakukan." perintahnya.
"Bang Mashi orang yang namanya Jun tadi itu sebenarnya ada hubungan apa sama lo?" tanya Doyoung pada Mashiho yang mengawasi Yoonbin.
"Jun? dia adik angkat ayahku. Bisa dibilang dia paman angkatku." jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[I] FIND YOUR TREASURE (End) [REVISI]
AçãoPROSES REVISI Udara yang menjadi saksi bisu bagaimana mereka tumbuh, bagaimana mereka berkembang dan tersenyum seolah tak terjadi apapun dalam hidup mereka. Sebuah kelimpahan harta dan kuasa yang mereka dapatkan tak dapat mengisi kekosongan hati m...