ASSALAMUALIKUM ...GIMANA KABAR KALIAN? OKE SEMOGA SELALU SEHAT DAN DALAM LINDUNGAN ALLAH SWT.
DIKARENAKAN AUTHOR LAGI POTEK KARENA BESOK TERNYATA GAK JADI MASUK SEKOLAH OFFLINE🤧, AUTHOR UPDATE SEKARANG YA...SOALNYA TAKUTNYA GAK SEMPET
SOK SIBUK LU THOR!!
OKE AUTHOR MEMANG SOK SIBUK PADAHAL JARANG BELAJAR WKWK
TANDAI TYPO AUTHOR YANG MASIH BELAJAR YA..JANGAN LUPA VOTE, COMENT, AND SHERE
HAPPY READING😘
🌫🌫🌫
Menikah, satu kata itu selalu mengingatkan Alina pada masalalu, padahal ini sudah 2 tahun sejak peristiwa itu tapi mengapa hatinya masih lemah dan tidak bisa melupakan itu.
Flasback on
"Al aku punya kabar baik, dengerin ya?" pinta seseorang diseberang sana.
"Iya, memangnya ada apa?" tanya Alina dengan perasaan gelisah, entah kenapa tiba-tiba dia sangat gelisah seperti akan terjadi sesuatu yang besar.
"Aku akan menikah dengan Kak Aidan." kata orang diseberang sana dengan bahagia jika Alina dapat melihat wajahnya sekarang.
Deg
Bagai tertampar, badan Alina sekarang lemas, gemetar, kaget, entahlah terasa random sekali antara senang dan sedih. Dia berusaha menenangkan hati dan fikirannya.
"Al, kamu dengarkan? Jangan lupa datang ya oke." ingat orang itu lagi yang tak lain adalah temannya sendiri.
"Insyaallah aku datang, sudah ya, bunda panggil aku suruh ke dapur." Alibinya karena tak ingin berlama-lama membahas hal ini. Dia segera mematikan telfon secara sepihak tanpa menunggu jawaban orang diseberang sana.
Flasback off
"Kak, hai? yaelah kok jadi ngelamun." Alina tersadar dari lamunannya karena suara Dipta.
"Eh, nggak kok. Yaudah Yah, Bun, Dip, Fad, Alina pamit keatas dulu ya soalnya masih banyak tugas." pamitnya dan segera melenggang pergi keatas kamarnya karena dia sudah tak kuat untuk menahan air matanya yang sudah tidak bisa dikompromi.
Fadlan yang melihat sikap aneh kakaknya akhirnya tersadar, "Bun, kak Al kenapa sih? kok selalu tegang jika kita bahas pernikahan?" tanya Fadlan kepada sang bunda yang membuat ayah dan abangnya juga menatap mereka seoalah ingin tahu. Laila diam sejenak mendengar pertanyaan anak bungsunya itu, "Masa lalu akan membuat kakakmu menjadi lebih dewasa." jawab Laila tersenyum dan meninggalkan Fadlan yang masih bingung dengan jawaban sang bunda, sedangkan yang lain hanya menyimak karena tak ingin membuat suasana semakin tak nyaman.
Sebenarnya ada apa dengan Kak Al? masa lalu apa yang dibicarakan? setahuku Kak Al baik-baik saja, atau dia pandai menyembunyikannya?-batin Fadlan.
Alina masuk kedalam kamarnya dan segera menguncinya. Dia menatap souvenir pemberian sahabat lamanya dulu. Benda itu selalu mengingatkannya akan rasa sakit dan senang secara bersamaan sampai-sampai tidak bisa diekspresikan.
Tak terasa air matanya luruh sambil memandang benda itu, "Astagfirulah, astagfirullah, astagfirullah." lirihnya sambil menghapus air matanya dan terduduk lemas di lantai kamar yang dingin, bahkan sekarang terasa dingin sekali. Setelah dirasa hatinya cukup tenang, dia pergi mengambil wudhu dan menjalankan kewajiban seorang muslim dan tak lupa berdoa supaya diberikan yang terbaik oleh Allah dalam kehidupannya.
🌫🌫🌫
Hari ini kampus sedang libur, Alina ingin menghabiskan hari ini bersama adik-adiknya, sepertinya sudah lama sekali dia tidak pergi bersama adik-adiknya karena mereka masing-masing disibukkan dengan sekolah.
"Dek, ikut kakak yuk?" ajak Alina kepada 2 adik laki-lakinya yang sedang asyik bermain ps. Dipta dan Fadlan menoleh kearah Alina dan mengerutkan kening heran, "Gak salah nih, biasanya juga sama Kak Nisya atau jangan-jangan mau nemuin calmi ya?" goda Dipta sambil mengedip-kedipkan mata.
"Calmi?" tanya Alina penasaran.
"Yaelah, calon suami maksudnya kakak cantik." jelas Dipta.
Alina terdiam seketika mendengar kata suami. Dia menutup mata sebentar dan menghembuskan nafas pelan untuk mengumpulkan kesabarannya. "Dipta, Fadlan, kakak mohon jangan kalian bahas pernikahan dan apapun yang bersangkutan dengan pernikahan dengan kakak. Oke boy?" pinta Alina halus kepada sang adik dengan mata berkaca-kaca, tapi dia segera menghapusnya.
Dipta yang mendengar itu langsung diam,dia dapat melihat raut kesedihan dan kesakitan di wajah sang kakak. Dia segera menyenggol lengan Fadlan agar mengembalikan suasana. "Eh, i iya kak. Kita gak akan bahas lagi oke, tadi kakak mau ajak kemana?" tanya Fadlan untuk mencairkan suasana.
"Temenin kakak belanja di mall yuk, mumpung kalian juga pas libur." ajak Alina.
Dipta yang mendengar kata mall wajahnya langsung berbinar. "Yuk, gerceplah kalau mall." ucapnya seraya mengambil kunci mobil ayahnya.
"Tunggu deh bang, kita berangkat pakek mobil ayah?" tanya Fadlan kepada Dipta karena dia takut mobil ayahnya akan dipakai.
"Yaiyalah, masak boncengan bertiga. Lagiankan ayah jarang ada waktu sama bunda, sekarang kita beri waktu mereka pacaran biar kayak pengantin baru dulu." godanya sambil cengengesan.
Alina tertawa mendengar penuturan adik pertamanya itu, "Ada-ada saja kamu."
"Yaudah ayo berangkat, kamu yang bawa mobilnya Dip." perintah Alina pada Dipta.
"Oke, yok berangkat."
🌫🌫🌫
Setelah 1 jam menempuh perjalanan akhirnya mereka sampai di mall. Sudah lama sekali mereka tidak menghabiskan waktu bersama, yah walau adapun, mereka terlalu lelah karena urusan sekolah masing-masing. Walaupun hanya bersama adik-adiknya, Alina bersyukur karena mereka selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan keluarga yang rukun dan harmonis.
"Alhamdulillah kita masih diberi kesempatan kesini setelah sekian lama kita hanya disibukkan dengan kegiatan sekolah." ucap Fadlan bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk melihat saudara-saudaranya, dia sudah lama sekali tidak pergi bersama dengan kakak dan abangnya. Sebenarnya dia juga sering pergi ke mall, tapi bersama teman-temannya bukan keluarganya.
"Iya dek kakak juga bersyukur."
Ketiga orang tersebut akhirnya memasuki mall dengan perasaan bahagia. Mereka pergi ke timezone terlebih dahulu untuk bermain, menikmati satu persatu permainan dengan gembira sampai akhirnya waktu sudah menunjukan pukul 13.00, artinya sudah saatnya melaksanakan ibadah sholat dhuhur, "Dek udah jam 13.00, ayo sholat dhuhur dulu." ajak Alina kepada kedua adiknya.
Dipta dan Fadlan yang sedari tadi bermain akhirnya menyudahi permainannya dan mengikuti sang kakak untuk melaksanakan sholat dhuhur.
🌫️🌫️🌫️
THANKS BUAT KALIAN YANG UDAH BACA 😘
JANGAN LUPA SEMPATKAN VOTE, AND COMENT...
SEE YOU NEXT TIME
Kediri, 3 Januari 2021
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
AMAIA
Spiritualperasaa pernah mengerti apa sebenarnya maksud semesta dengan selalu mengingatkannya pada masalalu. Sudah 3 tahun ini dia mencoba melupakan kejadian di masa lalu, tapi takdir tak pernah mendukungnya. Dia selalu mengingat kata-kata "Jika tidak bisa me...