ASSALAMU'ALAIKUM... AUTHOR KEMBALI NIH, YOK LNGSUNG BACA AJA😍
JANGAN LUPA VOTE, COMMENT, AND SHERE..
HAPPY READING 😘😘
🌫️🌫️🌫️
“Sekitar 1 minggu yang lalu. Aku sama mas Aidan ada keperluan sebentar disini.” Jelasnya dengan raut wajah yang sulit diartikan oleh Alina. Karena sedari tadi Sandri hanya memandang Alina, dia seperti ingin meminta tolong kepada Alina.
Alina diam sebentar mendengar nama Aidan, dia ingin bernegosiasi dengan hati dan fikirannya sekarang.
Nisya yang menyadari keterdiaman Alina segera mengalihkan pembicaraan. "Kamu tadi kok buru-buru kenapa San?”“Astagfirullahaku lupa, yaudah kalau begitu aku pamit ya Al, Sya.” Ucap Sandri.
“Iya.” Balas Alina dan Nisya serempak.
“Assalamualaikum.” pamit Sandri cepat dan melanjutkan langkahnya kedalam toko.
“Waalaikumsalam.”
Nisya segera menoleh kearah Alina melihat apakah diwajahnya ada kesedihan atau kebahagiaan. Firasatnya benar, dari mata Alina terpancar kesedihan atau lebih tepatnya dia Lelah menghadapi semua rasa ini.“Matamu tak pernah berbohong Al.” mendengar ucapan Nisya Alina menoleh dan mendapati raut wajah khawatir Nisya.
“Aku nggak papa. Ayo kita pulang.” Ajak Alina dengan tersenyum. Alina tidak ingin terus-terusan terlarut dalam kesedihan, dia menyadarkan dirinya sendiri bahwa Aidan sekarang milik Sandri dan akan terus seperti itu. Tapi mengapa hatinya selalu berkata bahwa Aidan adalah miliknya. Mungkin ini adalah efek terlalu berharap kepada manusia. Maafkan hamba Ya Allah-batin Alina.
🌫🌫🌫
Hari ini kuliah libur, Alina sudah berjanji menemani Reina dan Kila jalan-jalan. Sebenarnya Alina menolak dan beralasan dia lelah ingin beristirahat, tetapi mereka tetap memaksa ikut karena katanya best friend ya harus ikut.
Reina bocil🎈🍬
Al, aku udah sampai di depan rumah kamu
Alina tambah sabar🎀
Oke tunggu bentar, aku mau pamitReina bocil🎈🍬
HmSetelah mematikan handphonenya Alina segera mengambil tasnya dan pamit kepada kedua orang tuanya untuk pergi.
“Kak mau kemana rapi bener.” tanya Dipta dengan alis terangkat menandakan dia heran.
“Nemenin Kila sama Reina jalan-jalan.”
“Titip sesuatu boleh?” tanya Dipta jail.
“Apa?” Alina bingung dengan permintaan Dipta, firasatnya mengatakan bahwa ini bukan permintaan yang baik.
“Bawain kakak ipar dong biar aku ada temennya main.” Alina memutar bola matanya jengah dengan pembahasan seperti ini, pembahasan yang sangat mengganggu benteng pertahanannya dari masa lalu. Ternyata Kila benar,dia butuh ketenangan.
“Huss Dipta, gaboleh gitu.” Laila menasihati putranya agar diam dan tidak mengganggu sang kakak. Sebagai seorang ibu tentunya Laila tau bagaimana keadaan Alina saat ini. Alina terlalu sering dipojokkan dengan pertanyaan pernikahan, maka dari itu dia tidak akan lagi memaksa Alina untuk cepat membangun rumah tangga. Rumah tangga yang dibangun dengan keterpaksaan akan berakibat buruk dan pastinya tidak seperti harapan Alina. Dia tidak mau Alina menikah karena terpaksa bukan karena keinganan dia sendiri.
“Yaudah bun,yah,Alina berangkat. Assalamualaikum.” ucap Alina seraya pergi.
“Waalaikumsalam.”
KAMU SEDANG MEMBACA
AMAIA
Spiritualperasaa pernah mengerti apa sebenarnya maksud semesta dengan selalu mengingatkannya pada masalalu. Sudah 3 tahun ini dia mencoba melupakan kejadian di masa lalu, tapi takdir tak pernah mendukungnya. Dia selalu mengingat kata-kata "Jika tidak bisa me...