🌺Bunda Tahu 1🌺

8 1 0
                                    

ASSALAMUALAIKUM MAN TEMAN, UDAH LAMA BANGET YA AUTHOR NGGAK UPDATE.

SORRY BANGET POKOKNYA KARENA AUTHOR MASIH SUKA SEMAUNYA SENDIRI DAN MALES BANGET UPDATE. HARI INI UPDATENYA LANGSUNG 2 PART KOK JADI SEDIKIT MENGOBATI WKWK... OKE YUK CAP CUS BACA

HAPPY READING GUYS😘

🌫🌫🌫

Tok tok

“Masuk!” perintah seseorang dari dalam kelas.

“Assalamualaikum Bu.”

“Waalaikumsalam. Kenapa kamu telat?” tanya bu Syifa selaku guru pembimbing mata kuliahnya.

Alina mengalihkan pandangannya kearah teman-temannya sekelas, dan benar saja, hanya terdapat folio dan alat tulis diatas meja, tanda sedang ada kuis dadakan. “Itu Bu, motor saya mogok. Izinin saya masuk ya bu, nanti saya gak dapat nilai kalu keluar.” Pinta Alina.

Bu Syifa menghembuskan nafas kasar dan mengizinkan Alina duduk dan segera melanjutkan kegiatan quiznya yang tertunda. “Alina silakan duduk dan segera persiapkan alat tulis seperti teman-teman kamu!”

Segera Alina mengambil tempat duduk di samping Nisya. Nisya mengamati seluruh tubuh Alina dengan intens sambil memicingkan mata. “Kenapa?” tanya Alina sambil mengkerutkan keningnya.

“Tumben telat? Itu juga, baju kamu gak rapi. Aneh, gak kayak biasanya tampilan kamu hari ini.” Ungkapnya yang membuat Alina meringis. Ini akibat jika terlalu gugup tadi, bajunya jadi pelarian. Mungkin hari ini dia harus membuat alasan yang masuk akal untuk sahabatnya ini agar tidak curiga.

“Oh itu, ehm..” belum sempat Alina melanjutkan kalimatnya, suara Bu Syifa kembali mengintrupsinya. “Alina kenapa malah asyik berbicara, mau saya keluarkan?!”

“Ngg..Iya bu, maaf.” balas Alina.
Setelah mengatakan itu, Alina dan Nisya kembali fokus pada quiz yang bu Syifa adakan di kelasnya. Bu Syifa bukan tipikal orang yang menyulitkan mahasiswanya dengan membuat soal-soal yang keluar dari materi, tapi sebaliknya, setiap soal dari quiznya pasti pernah dibahas atau selalu ada dalam materi.

Setelah berkutat dengan soal-soal quiz dan jam mengajar Bu Syifa habis, Alina dan Nisya memutuskan pergi ke kantin kampusuntuk mengganjal perutnya. “Gimana Al?” tanya Nisya mengawali percakapan.

“Apanya?” balas Alina bingung sebab sahabatnya ini aneh.

“Kamu telat, kamu tadi kenapa?”
Mau tak mau Alina harus menjelaskan alasan berangkatnya telat, mulai dari acara di rumah yang baru selesai tengah malam dan mengakibatkan Alina kesiangan, ibunya yang tidak tega membangunkannya dan motornya yang kehabisan bahan bakar sampai bertemu Sandri dan Aidan di jalan. Tapi satu hal yang disembunyikan Alina, dia merahasiakan kedatangan Aldino di rumahnya yang berniat mengajaknya taaruf.

“Tapi kamu gapapakan Al? Sehat?” tanya Nisya khawatir. Alina tahu Nisya pasti khawatir mengingat 2 tahun lalu kesehatan dirinya sampai drop.

“Buktinya aku ada di depan kamu sekarang.” balas Alina terkekeh.

“Nisya! Alina!” teriak seseorang dari seberang kantin yang membuat keduanya langsung mengalihkan pandangannya kearah orang tersebut. Alina dan Nisya hanya meringis melihatnya. Reina memang bar-bar.

“Dasar malu-maluin.” cibir Kila di sebelah Reina. Reina hanya mengidikkan bahu dan melanjutkan langkah kakinya menuju meja yang di tempati Alina dan Nisya.

“Assalamualaikum ukhti.” ucap Reina dengan terkekeh.

“Waalaikumsalam.” jawab mereka.

“Aku kok jarang ketemu kamu ya, Sya.”

AMAIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang