6. Entah Malaikat atau Bukan

488 45 1
                                    

"Sakit! Sakit rasanya, tapi aku harus berbagi ini pada siapa?"-a Orion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sakit! Sakit rasanya, tapi aku harus berbagi ini pada siapa?"
-a Orion

.
.
.
.
.

Kelereng indah berwarna kecoklatan itu terus memandang kebawah. Padahal tak ada apa-apa dibawah, hanya aspal jalan hitam. Senyuman yang biasa bertengger disudut bibirnya juga absen. Kaki kecilnya melangkah perlahan menyusuri jalan sepi. Entah, hari ini sudah ada pertanda buruk yang datang tadi pagi.

Semua sedang tak berpihak padanya. Kedua orang yang disayang pergi bekerja, meninggalkan dirinya dengan seseorang yang tak menyukainya. Keputusan tiga tahun lalu belakang ini sudah benar, ia akan menjalaninya. Hidup dalam satu rumah dengan separuh jiwanya dulu.

Tapi yang didapatkannya bukan kasih sayang seperti dulu lagi. Sudah berubah menjadi tangisan penderitaan hari-harinya.

Flashback onn

"Hei! Ini kenapa tidak ada sarapan?!" teriakan itu membuat Orion cepat berlari menuju sumber suara.

"Bunda pesan hari ini berangkat keluar kota Kak," jawab Orion pelan.

Laki-laki didepannya sedang diambang kemarahan. Mendengar jawaban Orion ia segera tersenyum kecil. Mendekati dan mensejajarkan diri dengan adiknya itu.

"Kenapa tidak kau saja yang memasak?!" bentaknya.

"Tadi Ou-"

"SUDAHLAH! AKU TIDAK SUDI SATU RUMAH HANYA DENGANMU?! LEBIH BAIK PERGI DAN JANGAN PERNAH CARI!! AWAS, KU TUNGGU KAU DISEKOLAH!"

Bentakan itu memekakkan telinga tentunya. Meluruhkan pertahanan Orion, badannya jatuh merosot kelantai. Air mata yang tak diinginkan keluar sendiri. Semakin terisak membuat tangan mungil itu pelan-pelan mencengkeram dada. Sakit rasanya, pasokan oksigennya menipis dan air mata itu masih membajiri wajah manisnya.

Tangan kirinya bergerak meraih tas disebelahnya. Membuka perlahan, mencari sesuatu didalam sana sebelum nafasnya berhenti. Menggunakannya dan melatih aturan nafasnya kembali ke semula lagi. Hampir saja nyawa menjemputnya, tapi ternyata yang disana masih sayang kepadanya.

Flashback off

Ceklis tanda pagi itu sudah menguras energi, apa yang akan terjadi setelah ini? Bagian kedua dari hari ini, sosok laki-laki tinggi yang berjalan di belakang Orion. Menyamakan langkahnya dengan laki-laki manis ini, walau milik dia lebih lebar.

"Hei, boleh berangkat bersama?" sapanya ramah, Orion mengangguk tak menatap lawan bicara.

"Kau tahu siapa aku?" tanyanya lagi membuat Orion mau tak mau menayal wajah disampingnya.

"Sir-ekhem Kak Sirius," ucapnya sembari tersenyum paksa.

"Nah! Akhirnya kau ingat aku, dan... kau mau menjadi preman pasar atau berangkat sekolah?" tanua Sirius dan tertawa.

"Penampilanmu."

Kalimat itu membuat Orion berhenti berjalan dan melihat bajunya sendiri. Bagaimana bisa ia lupa merapikannya tadi, padahal ini sudah jauh dari rumah yang menjadi awalnya berjalan.

Sirius terkekeh sembari menggelengkan kepala. Dipikirannya lucu melihat Orion seperti ini. Bertambah manis tidak seperti awal-awal kemarin. Tangannya teralih membantu Orion merapikan segaram acak adul itu. Juga surai yang berantakan tanpa Sirius tahu sebabnya.

"Terimakasih," ucap Orion sembari tersenyum.

'Kak Sirius? Aku masih belum percaya! Apa dia malaikat yang dikirim untukku? Hah! Orion jangan mengada!" batin Orion.

"Orion tidak mau kutambahkan cabai?" pertanyaan itu telah dilontarkan pemiliknya berkali-kali membuat Orion jengah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Orion tidak mau kutambahkan cabai?" pertanyaan itu telah dilontarkan pemiliknya berkali-kali membuat Orion jengah.

"Aku tidak suka itu, aku tidak boleh makan pedas. Jangan menawariku untuk ke sembilan belas kalinya," jelas Orion geram.

Setelah berangkat bersama, kakak kelasnya itu pun masih mengantarkan Orion ke kelasnya. Mengganggu Orion saat pelajaran pertama berlangsung. Sampai rela berjalan ke gedung kelas Orion hanya untuk mengajak ke kantin bersama. Masih waras kakak kelas gedung sebelah ini?

'Sebenarnya apa yang Kak Sirius mau? Aku tak suka jika terus seperti ini.'

Orion pun masih mencoba berpikiran baik ke kakak kelas didepannya. Walau aslinya dirinya juga sudah kemana-mana melihat sikap Sirius yang seperti ini. Datang tak diminta, pulang harus disuruh. Cobaan apa lagi ini untuk Orion?

'Anggap saja untuk hari ini Ou' batinnya.


Ekhem, kok jadi aneh yak:")Oh yah, yang tahu tentang drama Youth Melody nya Yian? Kan ada di app IQIYI, ada juga di official youtube IQIYI juga nggak sih?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ekhem, kok jadi aneh yak:")
Oh yah, yang tahu tentang drama Youth Melody nya Yian? Kan ada di app IQIYI, ada juga di official youtube IQIYI juga nggak sih?

17 Desember 2020

a Orion✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang