"Kasih sayang tidak harus diperlihatkan kan? Tidak harus perkataan atau perbuatan kan?"
—a Orion.
.
.
.
.Kelopak matanya masih tertutup, nyawanya masih berkeliaran didunia mimpi. Selimut tebal yang menutupi kaki sampai pipinya pun membuat semakin nyenyak. Mungkin tidak akan terbangun jika ada gempa yang datang.
Wajah manisnya semakin terlihat jika sedang terlelap seperti ini. Masalah dan beban yang ada dalam sekejap hilang dengan menutup mata. Dia akan memilih menutup mata daripada menjalani dunia nyata.
Tapi alam sudah terlanjur mencoba membangunkannya. Cahaya mentari pagi masuk melalui celah kamar Orion. Tapi tidak akan berpengaruh, selimutnya menutupi hampir seluruh tubuh. Kicau-kicau burung pun mulai bersahutan, membuat pagi ini semua orang bersemangat.
Tak terkecuali Orion, tubuhnya sudah terduduk ditepi ranjang. Tangannya beralih menutup mulut saat menguap dan mengucek-ucek mata. Jujur dia masih mengantuk tapi ia juga harus bangun pagi.
"Selamat pagi dunia. Semoga hari ini lebih baik dari sebelumnya dan... haha sudahlah."
Dirinya bangun dari ranjang berjalan menuju kamar mandi. Mencuci wajah agar terlihat lebih segar dipandang.
Kembali merapikan tempat tidur dan berganti pakaian. Ia ingin hari ini lebih berbeda dari sebelumnya.
Minggu pagi, hari libur untuk bersenang-senang pastinya. Sebagian temannya pasti berlibur dengan keluarga dan kerabat mereka. Tentu Orion juga ingin merasakan itu, tapi belum tentu 'dia' juga menerimanya.
Kaki kecilnya melangkah keluar kamar, berjalan menuruni tangga. Aroma khas nasi goreng pun tiba-tiba melewati indra penciumannya. Orion beralih berlari menuju dapur.
Terlihat wanita paruh baya sedang memainkan spatula dan wajan dengan lihai. Sesekali memberikan sesuatu ke perkerjaannya itu. Orion menghampirinya dan tersenyum.
"Bunda membuat nasi goreng?" tanya Orion semangat.
"Bukan mie ayam," jawab wanita itu sambil mencium pipi Orion.
Bunda Orion, wanita yang telah mengandung dan membesarkan Orion dengan kasih sayang. Merawat Orion selama 15 tahun ini. Dari Orion yang hanya bisa mengucapkan 'buna' 'ayah', sampai sekarang Orion yang tumbuh remaja.
Orion hanya menggembungkan pipinya kesal. Bundanya nomor satu soal bercanda atau menggoda putra manisnya ini.
"Untuk Orion kan?" tanya Orion melupakan jawaban bundanya tadi.
"Iya untuk Ou kok," jawab bundanya terkekeh.
"Hmm... Bunda memasak apa ini," muncullah suara berat diiringi laki-laki yang datang duduk disebelah Orion.
"Mie ayam Yah, kata Bunda," jawab Orion tertawa sedangkan ayahnya hanya menujukkan wajah heran.
"Mie? Kok itu berbentuk nasi," ucap ayahnya ikutan.
"Mie ayamnya tidak ada, diganti nasi goreng kesukaan Ou," jelas bundanya.
"Hahaha."
Awal pagi ini menyenangkan. Orion bersyukur merasakan bahagia disela dirinya juga yang terluka. Bebannya juga hilang, mungkin dunia sedang mengasihininya. Hanya hari ini, entah besok berulang atau tidak.
"Bagaimana sekolahmu Ou?" tanya ayahnya.
Orion, ayah, dan bundanya sedang berkumpul diruang keluarga. Sekedar mengobrol dan bertanya soal cerita apa saja. Orion tahu maksud pertanyaan ayahnya. Bukan 'bagaimana sekolahmu Ou' tetapi 'apa masih sama sekolahmu Ou'.
"Ya begitu Yah, tidak ada masalah," jawab Orion jujur.
Jujur, memang disekolah dirinya tak pernah membuat masalah. Tapi semua orang saka yang mencap dirinya 'pembuat masalah'.
"Benar? Jujur dengan Bunda," sahut Bundanya disebelah Orion.
"Kemarin Ou pulang sore kan? Mengerjakan tugas piket temanmu lagi?" tanya Ayahnya dingin dan Orion hanya menunduk.
"Ya benar, Ou tidak bisa menolak. Ou bakal dibully," jawabnya, kedua orang tuanya menghela nafas.
"Pindah sekolah," ucap ayahnya dan Orion menggelengkan kepalanya.
"Ou masih dibully Kakak? Bicara dengan Bunda," ucap bundanya.
Tiba-tiba seorang laki-laki datang dari tangga atas. Memakai jaket hitam besar dan menggendong tas. Berjalan biasa didepan mereka bertiga.
"Mau kemana kamu?" tanya ayahnya.
"Keluar jalan sama teman," jawabnya.
"Kak."
Hehe, gimana? Lanjut?
Lanjut lah! :)7 Desember 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
a Orion✔
Fanfic[S E L E S A I] [B R O T H E R S H I P] "Ou sudah menemukan semua, dari teman; kakak; ayah dan bunda; juga jalan keluar masalah itu. Ou sekarang tinggal jaga diri untuk baik-baik saja, agar nanti bisa pulang dan kembali bertemu mereka semua...