15. Merelakan yang Pergi

919 34 3
                                    

"Semua, tunggu Ou, danTerima kasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semua, tunggu Ou, dan
Terima kasih."

.
.
.
.
.

Orien menatap sang adik yang berlari kearahnya membawa dua botol air mineral. Ia hanya tersenyum melihat Orion memberikan air mineral dan duduk di salah satu bangku taman kompleks.

"Terima kasih."

Orion mengangguk, ia juga harus mengucapkan terima kasih karena kakaknya mau diajak keluar bersama lagi. Tadi ia dan Orien berlomba lari dari rumah mereka menuju taman kompleks. Kalian pasti tahu siapa pemenangnya, Orien dengan kaki panjangnya itu. Hukuman bagi yang kalah adalah membelikan air mineral.

"Ini Ou tanda tangan disini."

"Ayah sudah mendaftarkannya?"

"Sudah, kenapa? Mau dibatalkan?"

"Tidak-tidak."

"Nanti kau bicara pelan-pelan dengan kakakmu, ini tak akan sulit."

Orion masih ingat ucapan Ayahnya kemarin malam. Kata Ayahnya, ini tak akan sulit, jadi dia pasti bica bicara dengan Orien.

"Kak?" panggil Orion.

Orien menatap wajah sang adik, sepertinya obrolan ini akan menjadi serius.

"Kenapa?" jawab Orien penasaran.

"Ayo Ou, kau pasti bisa. Kak Orien juga bisa pasti!" batin Orion menyemangati.

"Kalau Ou pergi bagaimana?"

Orien kaget, pergi? Apa yang dimaksud adiknya? Ia ingin pergi meninggalkan Orien? Pergi kemana? Sampai kapan? Selamanya? Aishh, tidak-tidak Orien masih ingin bersama dengan Orion.

"Pergi kemana? Kau ada penyakit serius? Apa? Katakan Ou?! Jangan buat Kakakmu takut?!"

"Aku—"

"Apa?! Kau ada kanker, tumor, ginjal, maag, paru-paru, jantung, leukimia? Apa Ou?!"

Orion tertawa sebentar, apakah kakaknya sampai khawatir seperti ini? Bagaimana jika Orien tak mau melepasnya untuk pergi? Apa bakal berakhir seperti ini juga?

"Kau kenapa malah tertawa?" ucap Orien kesal.

"Ou bukan—"

Drrtt Drrtt Drrtt

Getar ponsel Orien menghentikan kalimat Orion. Orien merogoh sakunya mengambil ponsel yang sudah tertera siapa yang menelepon. Ternyata sang Ayah, pasti mencari mereka yang tiba-tiba hilang dari rumah.

"Ayah, sebentar," ucap Orien dan diangguki sang adik.

"Iya ayah, ada apa?"

"En, cepat pulang dengan adikmu."

a Orion✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang