• Inggris, London.
Suatu malam, Tepatnya di kota yang terkenal sebagai pusat kebudayaan dunia. Seorang pria berpostur tinggi menginjakkan kakinya di tempat mewah itu setelah Workaholic seharian penuh. Hans Franklin Edelmar Gruber. Gema sepatu yang saling bertabrakan di lantai dengan sorot lampu nuansa merah menggoda.
"Bienvenue, Monsieur Gruber..." Sambut pelayan di pintu utama.
Bagaikan angin lewat ia berjalan masuk ke lantai dua tanpa membuka mulut. Di situ nampak perkumpulan sahabat sekaligus kaki tangan kepercayaannya tengah bersulang dan main rebut salah satu gelas berisi minuman beralkohol seraya menghempaskan diri di sofa.
"Uuh- lihat ini... akhirnya ketua kami sudah hadir meski telat dua menit saja." Ledek Karl laki-laki si berambut pirang gondrong.
"Shut up, Do you want me to break all your fingers again like last month?" Hans serius dengan ekspresi datar.
Karl menghela napas sambil memutar bola matanya malas mendengar ancaman dari bos besar.
"Apa masih kesal dengan sandera yang kita urus tadi sore? Come on, sirr... It's time to have fun!" Sambung Ed menenangkan.
"Dang it, aku tidak bisa berpikir jernih. Emosiku naik secara drastis ketika dia membawa-bawa polisi. Entahlah... Aku benci orang berseragam yang selalu makan donat dan cepat saji lainnya untuk cemilan di kendaraan. So disgusted!"
"I also heard they got it for free, sir. You know, like a 'thank you' gift for serving the community that's actually just moving bed."
"Tidak heran perut mereka sebesar tangki air, ternyata makan gaji buta." Tutur Hans yang tak sadar telah habiskan beberapa tegukan Vodka.
"Pftt! Itu benar, sangat benar!" Ed terkekeh.
"Maaf menyela obrolan tuan, bagaimana rencana kita untuk merampok O'Leary's international bank?" Timpal Theo sibuk dengan iPadnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ℳ o n s i e u r . [SLOW UPDATE]
RomancePetinggi mafia terkenal dan pemilik perusahaan ternama dikalangan masyarakat bukanlah hal baru untuk seorang bernama Hans Gruber. Hidup lebih dari berkecukupan, menjadi incaran kaum hawa diluar sana adalah makanan sehari-harinya. Bagaimana tidak? Pi...