Pagi hari langit terlihat begitu cerah seakan-akan ikut menyaksikan kisah cinta dua insan ini.
Hans sudah merapikan barang-barangnya untuk kembali ke london. Dia akan berangkat menuju bandara.
Ia duduk di lobi menanti hazel. Hari ini, wanita itu juga akan kembali ke london karena masa liburannya telah habis.
Seorang supir yang akan mengantarnya datang menghampiri untuk mengambil barang.
"Tuan hans, apa anda sudah siap berangkat?"
"Belum. Aku sedang menunggu seseorang, kau duluan saja ke mobil."
"Baik, saya permisi."
Hans masih setia menunggunya, di tambah merasa cemas karena setiap melihat orang yang keluar dari lift adalah hazel.
Tak berapa lama, pintu lift kembali terbuka. Salah satu diantaranya terdapat hazel. Hans melihat ia berjalan di belakang beberapa orang. Wajah cantik yang setiap saat membuatnya susah berpaling walaupun sedetik. Pria itu semakin di buat penasaran dengan baju yang di pakai olehnya.
Begitu orang yang berada di depan hazel menyingkir, barulah terlihat seluruh tubuhnya. Hazel memakai gaun "simple a-line spaghetti straps long black prom dress with split."
Hazel berjalan dengan anggun. Hans sesaat terpana memandangi lekukan tubuh wanita itu sangat pas dengan gaun yang ia berikan. Pria itu tersenyum sumringah karena hazel pada akhirnya menerima cintanya. Rasanya ingin sekali berlari kearahnya dan memeluk erat, tapi hans menahan diri. Dia tak mau hazel kembali kesal karena ulahnya.
Hazel menghampiri hans dengan wajah datar. Ia masih belum berhenti tersenyum, kini mereka berdua berhadapan.
"Puas kau sekarang?" ucap hazel menatap sinis.
"Tentu saja."
"Apa kau puas telah memaksakan kehendakmu?!" hazel cemberut.
"Aku bahagia sekali, hazel. Aku.. aku tidak tahu harus berkata apa."
"Semalaman, aku terus berfikir. Otakku mengatakan tidak, tapi hatiku berkata sebaliknya. Aku ingat dengan ucapan nenek beltania, bahwa aku harus mendengarkan kata hatiku."
Hazel tersenyum dan tersipu malu, pipinya merona ketika mengatakan itu.
"Katakan padaku jika kau mencintaiku, aku ingin mendengarnya langsung dari bibirmu."
Dia kembali merona padam dan memberanikan dirinya untuk menatap mata hans.
"A-aku mencintaimu, hans."
Hans sontak menarik wanita itu mendekap erat kepelukan, seakan tak mau melepasnya sama sekali.
Awalnya ragu untuk membalas pelukan, tapi pada akhirnya dengan kemantapan hati dan menepis semua kegengsian dalam dirinya. Wanita itu mengangkat kedua tangannya membalas pelukan hangat dari hans.
Mereka begitu bahagia, merasakan suatu hal yang tak pernah di alami selama ini. Setelah beberapa saat, hans melepas pelukannya.
"Aku benar-benar bahagia, hazel. Akhirnya.. setelah sekian lama, aku menemukan orang yang tepat. Aku berjanji akan selalu mencintaimu."
Hazel terharu mendengar pernyataan hans, matanya kini berkaca-kaca.
"Sekarang tanggal 14 agustus dan dalam 6 bulan kedepan kita akan bertemu bertepatan tanggal 14 februari." Ucap hazel seraya menatap dalam manik mata kehitaman hans.
"Hari valentine?" tanya hans.
"Iya, kita akan bertemu di London Eye."
"Kenapa di sana?"
"Kita bisa sekalian menaiki bianglala dan suasananya akan menjadi sangat romantis apalagi saat malam hari."
"Umm, baiklah. Aku akan menunggumu di sana."
"Tapi, aku mempunyai syarat." Hans langsung mengeryit heran sekaligus penasaran.
"Syarat apa?"
"Dalam waktu 6 bulan, kita tidak boleh bertemu ataupun berkomunikasi. Bila salah satu tak datang, maka kita boleh saling memberitahu. Apapun alasannya."
"Syaratmu berat sekali, sayang.." Hans mendengus.
Hazel tersenyum ketika hans memanggilnya dengan sebutan 'sayang.'
"Anggap saja ini ujian untuk cinta kita. Bagaimana? kau setuju?"
"Baiklah, aku setuju. Demi kau." Hans tersenyum manis.
"Hans, apa kau menyukai anak kecil?" tanya hazel ragu-ragu.
"Iya, tentu saja aku suka dengan anak-anak. Memangnya kenapa eh?" sambung hans sambil tersenyum menggoda.
"Y-ya tidak apa, aku hanya bertanya." Hazel kembali tersipu malu.
Hans menggandeng tangan hazel dan membawanya masuk ke dalam mobil.
Begitu sampai di bandara, mereka menaiki pesawat yang bertujuan sama yaitu ke london tapi di jadwal penerbangan yang berbeda.
Pukul 11 siang, pesawat telah sampai di bandar udara London Heathrow. Hazel turun terlebih dahulu.
Setelah turun dari kereta, ia sudah di sambut oleh seseorang.
"Hazel."
Panggilnya tepat berdiri di hadapan.
Akhirnya, sekian hari tidak update karena sakit haha. Semoga masih tetap suka dengan ceritanya yang ala kadarnya ini <3 xoxo!
KAMU SEDANG MEMBACA
ℳ o n s i e u r . [SLOW UPDATE]
RomantizmPetinggi mafia terkenal dan pemilik perusahaan ternama dikalangan masyarakat bukanlah hal baru untuk seorang bernama Hans Gruber. Hidup lebih dari berkecukupan, menjadi incaran kaum hawa diluar sana adalah makanan sehari-harinya. Bagaimana tidak? Pi...