𝗣 𝗥 𝗢 𝗟 𝗢 𝗚

1.2K 101 15
                                    

S O O L I A Fanfiction

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

S O O L I A Fanfiction

| |♔︎| |

🔸Juste Ami🔸

Udara dingin di sepenjuru kota Seoul membuat ku mengeratkan mantel yang sedang ku kenakan.

Padahal seharusnya perkiraan akan masuknya musim hujan terjadi beberapa minggu lagi. Namun alam rupanya sudah tak sabar ingin membasahi tanah bumi.

warsa juga belum berganti bulan, namun mendungnya langit membuat se isi kota menjadi lebih gelap dari biasanya.

Padahal sudah bertahun-tahun aku tak kembali ke kota ini. tempat kelahiranku, kota dimana kehidupan remajaku tumbuh.

Aku lantas meraih cangkir yang isinya sudah tak lagi mengepulkan asap kecil, menyesap cairan kafein di dalamnya dengan perlahan, lalu mematri pandanganku pada buliran air hujan yang membasahi jendela.

Di cafee ini aku sedang duduk sendiri, menanti datangnya seseorang. Sengaja mengambil tempat di dekat kaca tinggi seperti ini agar aku leluasa memandangi derasnya hujan yang entah mengapa menghantarkan rasa damai tersendiri untuk-ku.

Yah kalian benar, aku adalah seorang Pluviophile. Si pecinta hujan.

Namun jauh sebelum itu aku adalah salah satu dari sekian makhluk hidup di dunia yang begitu membenci fenomena alam yang satu ini, sangat benci hingga terkadang saat hujan datang, aku kerab melukai diriku sendiri.

Hh.. suasana seperti saat ini acap kali membawaku pada serpihan memoar di masa lampau. Bak diorama diriku sedang ketakutan, menangis dan merintih terputar kembali di sebayang ingatan-ku.

namun jika di tilik lagi, memori-memori seperti ini lah yang membuatku bangkit dan bisa menjadi diriku yang sekarang.

ah, apalagi tentang dia.

tak akan habisnya aku berceloteh jika mengingat berbagai kenangan tentang dirinya.

Lelaki dengan senyuman manis yang terkesan polos namun begitu damai untuk di pandang.

Oh! Itu dia! si lelaki dengan senyuman manis yang baru saja ku bicarakan, Pemuda yang kini tumbuh menjadi pria dewasa. Dialah orang yang sedari tadi ku tunggu-tunggu ke datangan-nya.

Ia terlihat gemang, rupanya sedang mencari di mana keberadaan'ku.

Maka tanganku sedikit terangkat guna memberikan kode untuknya, ia kemudian terlihat menyipit kecil sesaat setelah menemukan keberadaan-ku.

Seiring derapan langkahnya yang mulai mendekat membuat jantungku berdebar tak karuan.

Bagaimana tidak? Sudah bertahun-tahun kami tak bersua sapa. entah seperti apa perbincangan kita nantinya, Akan kah terasa canggung? Atau mungkin tetap santai seperti masa-masa dulu?

Entahlah, intinya aku sangat gugup saat ini.

Maka, berdiri tepat di depan meja pesananku. Dia-pun mulai menyapa "hai Li"

Hhh... Tak banyak yang berubah dari dirinya, ia tetap terlihat tampan walau kini fitur wajah dan aura-nya lebih dewasa dari terakhir yang ku ingat.

Aku-pun tersenyum kikuk seraya membalas "hai, lama
Gak berjumpa-

Soobin."

Lelaki itu kemudian bergerak menarik kursi di hadapanku dan mendudukinya.

"maaf telat, jalanan macet" imbuhnya merasa tak enak.

"aku juga nunggunya cuma 10 menit, santai aja
...ah iya, aku udah pesan menu buat kamu, Bulgogi dengan sedikit cabai? Iya kan?"

Ia hanya tersenyum simpul, tidak membalas.

Kemudian kabut hening menjadi sekat antara kami berdua.

"kamu gimana disini? Kuliahnya lancar terus kan? Aku denger dari papa bulan depan kamu udah mulai magang"

Lagi, aku mencoba berbicara agar menghapus kecanggungan. Namun tetap, ia masih saja bergeming tanpa membalas.

Kini kulihat kedua matanya menatap dalam pada manik-ku, tatapan yang selalu sama ku pandangi di sela-sela keseharianku dulu.

Tatapan yang menyimpan berbagai kisah tentang kami berdua,

Kehidupan remaja yang tak selamanya berjalan sempurna.

Terkadang penuh luka dan air mata.

Kedua jelaga itu terlihat memendam setumpuk kerinduan yang membara, begitu pula denganku.

Lantas, kembali membuka pembicaraan saat aku merasa tak ingin terlalu tenggelam dengan sekelumit kehidupan di masa lalu.

Ku alihkan netraku ke sembarang arah, tak kuasa lagi menahan ikatan sorot pandang dari dirinya
"disana aku baik-baik aja bin, Banyak hal yang bisa aku kerjakan, aku udah mulai buka toko butik kaya impianku dulu, aku juga-"

"Li.." tanpa sangka ia memotong ujaranku dengan sebuah panggilan.

"kenapa? Kamu butuh sesuatu? Apa tempatnya gak nyaman? Kita pindah sa-"

"Lia"

Lagi, suara deep itu terdengar begitu serius saat memanggil namaku.

"i-iya?"

Kemudian sentuhan tangan-nya pada telapak tanganku membuatku refleks tuk kembali menatap kedua manik indahnya. Kami sama-sama terdiam, saling melempar pandang, dan aku pun menunggu ujaran apa yang akan ia lontarkan selanjutnya,

Lalu tak butuh waktu lama hingga akhirnya ia mengatakan..

"seriously..

-i miss you so bad"

Prolog -end-

Tentang bagaimana perasaanku setelah ucapan itu terucap akan kubagikan nanti.

kini, aku berniat untuk lebih dulu membagikan kisah-ku dengan pemuda manis yang baru saja mengucapkan kata rindu padaku.

Masa lalu kami yang penuh drama lika-liku kehidupan remaja akan ku kupas perlahan demi perlahan untuk kalian disini.

Bagaimana? akan kah ada seseorang yang tertarik untuk mendengarnya?[ ]

.

.

.

𝑨 𝑭𝒂𝒏𝒇𝒊𝒄𝒕𝒊𝒐𝒏 𝑺𝒕𝒐𝒓𝒚

.

.

_______________♥︎᯽♥︎______________

D I S C L A I M E R

This work is purely from the imagination of the author. If there is any similarity in name, location, character, event, time or business, it happened by chance. This book does not carry the original characters of all the existing maincast, please read wisely. No part of this publication maybe reproduced, transmitted or distributed any form or by any means, including photocopying, recording or mechanical methods, without the prior written permission of the author

©Pachabeii92
2020

𝐉𝐔𝐒𝐓𝐄 𝐀𝐌𝐈 | 𝑺𝒐𝒐𝑳𝒊𝒂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang