"Mulai!"
Baik Ryuu maupun Kyoi tidak ada yang mengambil langkah pertama. Keduanya bersiap dengan kuda-kuda masing-masing dan saling menatap lawan dengan tenang. Namun beberapa saat kemudian, Kyoi berkata, "Adik kecil, kalau kau tidak ingin bergerak lebih dulu, maka biarkan aku!"
Kyoi melompat dan menerjang ke arah Ryuu dengan gesit. Ryuu, yang melihat hal tersebut sama sekali tidak kewalahan. Dengan tenang, Ryuu mengelak dari serangan perdana Kyoi. Ternyata, elakan itu tidak diduga oleh Kyoi, bahkan rekan-rekannya yang lain. Sejauh ini, belum ada yang pernah berhasil mengelak dengan semulus apa yang berhasil Ryuu lakukan.
Dilanda keterkejutan, Kyoi dengan segera bertindak kembali dan menyerang Ryuu di sana-sini. Kali ini bukan rekan Kyoi yang terkejut, melainkan Reiji. Karena, saat ini, di hadapannya, ia menyaksikan sendiri dengan mata kepalanya bahwa Ryuu menderita kerugian di bawah Kyoi. Semua pukulan, baik ringan maupun berat atau cepat maupun lambat yang dilakukan oleh Kyoi semua diterima mentah-mentah oleh anak berambut perak itu.
"Ryuu! Semangat!" Reiji tidak mengerti apa lagi yang direncanakan oleh temannya itu, jadi ia hanya bisa menyemangati Ryuu, terlepas dari tujuan aneh yang menjadi tujuan Ryuu saat ini. Reiji memutuskan untuk percaya, karena sejauh ini Ryuu tidak pernah mengecewakannya dalam rangka mempermalukan orang lain. Sempat terlintas di benak Reiji bahwa Ryuu memang sedang berada dalam kesulitan, akan tetapi pikiran itu menghilang dalam sekejap kala melihat Ryuu yang tersenyum sinis dengan tipis saat menerima pukulan dan tendangan dari Kyoi.
"Ha! Adik kecil, kenapa kau berani menantangku kalau kemampuan milikmu hanya sejauh ini?" Kyoi berseru dengan wajah bersemangat yang begitu meremehkan Ryuu.
Namun, Ryuu hanya bergeming, menerima pukulan demi pukulan dan tendangan demi tendangan dari pemuda yang berbeda lima tahun darinya itu. Tepat sepuluh menit setelah duel dilakukan, atmosfer secara spontan berubah. Ryuu, yang awalnya bersikap pasif, berubah menjadi aktif dalam waktu kurang dari satu detik.
Satu persatu pukulan dikembalikan oleh Ryuu. Awalnya, semua pukulan tersebut dapat dengan mudah dihindari oleh Kyoi. Akan tetapi, lama kelamaan pukulan yang dikerahkan oleh Ryuu semakin cepat, semakin tajam, dan semakin tak tertebak arahnya. Sementara wajah Ryuu sama sekali tidak berubah sejak ia menginjakkan kaki di atas arena, wajah Kyoi sudah berubah pucat dan berkeringat dingin.
Bagaimana... Bagaimana bisa!? Kyoi mengumpat di dalam hatinya kala melihat kecepatan dan keakuratan serangan dari anak yang baik umur, tinggi badan, dan bobot tubuhnya berbeda jauh dibandingkan dengan dirinya itu menguasai arena pertarungan.
Ryuu mengarahkan sikunya ke arah pelipis Kyoi, disusul dengan pukulan di telinga, tendangan di ulu hati dan tulang kering, kemudian tinju di bahu kiri yang disusul dengan tendangan memutar ke lengan kanan, yang menyebabkan Kyoi tersungkur ke tanah dan memuntahkan seteguk darah. Ryuu berjalan mendekat dan memposisikan dirinya di atas tubuh Kyoi, hendak mengarahkan pukulan terakhir ke arah wajah pemuda berusia lima belas tahun yang sudah terluka dan memiliki lebam di sekujur tubuh yang berada bawahnya itu, namun tinjunya berhenti di udara, tepat di hadapan hidung Kyoi.
Kyoi sudah memejamkan mata, menunggu pukulan penyelesaian tersebut sampai, namun tidak ada yang terjadi. Ia membuka matanya perlahan dan hal pertama yang ia lihat adalah manik biru mematikan dengan wajah tampan yang masih kekanakan di hadapannya tengah menatapnya dengan serius. "Hari ini, kau selamat, Feng."
Setelah mengatakan hal tersebut, Ryuu berdiri dan menepuk pakaiannya yang kotor dan mengusap darah di sudut wajahnya setelah diserang oleh Kyoi di awal permainan. Semua orang di sana terdiam, bahkan sang guru pembimbing pun sedikit terkejut dengan apa yang ditampilkan oleh Ryuu beberapa saat yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Re : Overlord [Slow Update]
Fantasy[Fantasy & Little Romance] Luxhym Centralis adalah peristiwa satu milenium sekali, dimana dunia dipenuhi kegelapan, dan dalam kurun waktu 12 jam, cahaya putih akan menyelimuti dataran. Bayi yang lahir tepat pada saat itu akan meninggal karena tidak...