Ch. 07 : Pertanyaan

1.5K 202 23
                                    

Boom!

Sosok anak lelaki berambut perak terlempar keluar arena. Rambutnya acak-acakan, tubuh kecilnya juga penuh lebam. Ya, anak lelaki itu adalah aku sendiri.

"Pemenangnya adalah Midorikawa Shio!"

Aku berjalan menuju tenda pengobatan. Ibu sudah menatapku cemas di depan tenda. Ia menggendongku dan mendudukkan aku di atas dipan.

"Ryuu sayang, tak ada salahnya menjadi orang yang kalah, jadikan ini sebagai pengalaman, agar kamu bisa menjadi lebih baik lagi."

"Maaf, Bu."

"Bukan, bukan, Ibu tidak memarahi atau menyalahkan mu. Ini semua salah Ibu yang melahirkan mu di waktu yang salah. Karenanya kamu harus menderita bahkan lima tahun setelah kamu lahir, Ibu tidak dapat mengubah pandangan orang-orang."

Aku melihat Ibu menitikkan air mata sembari mengompres luka-luka di tubuhku. Aku mengusap pelupuk matanya dengan pelan sembari tersenyum polos.

"Ibu jangan menangis. Ryuu akan menjadikan Ibu seorang Nyonya dari keluarga Kazemaki, agar Ibu tidak menangis lagi..."

"Tidak perlu menjadi Nyonya, Ibu hanya ingin Ryuu diperlakukan lebih baik dari ini."

"Ryuu tidak masalah, Bu. Selama Ibu bisa tersenyum, Ryuu rela walaupun Ryuu harus kehilangan nyawa."

Bukannya berhenti, air mata Ibu malah jatuh lebih deras. Aku kalang kabut. Astaga, aku memang tidak berbakat menenangkan wanita, rupanya.

Maaf bu, Ibu harus menunggu limabelas-tidak. Sepuluh tahun lagi. Aku akan merenggut semua kehormatan dan memberikannya kepada Ibu dan Ayah.

Beberapa Waktu Sebelumnya...

Saat aku tengah duduk dengan tenang di salah satu kursi sembari mengabaikan pertengkaran kecil antara Kouta dan Akako. Pertandingan antarperempuan telah dilaksanakan, dan pemenangnya adalah Kiyomizu Kyukikarin, gadis kecil yang menarik perhatian ku.

Keito.

"Ah, guru. Ada apa?"

Maaf karena mengganggumu lagi. Aku ingin membicarakan hal yang serius padamu.

"Tidak masalah. Silakan bicara, guru."

Untuk saat ini, siapapun lawanmu, mengalah lah.

Aku sempat terdiam kemudian tersenyum kecil, "seberapa lama aku harus mengalah, guru?"

Setidaknya sampai kau berhasil menjadi Magus Regular 7. Tunggu. Kau tidak bertanya mengapa?

"Murid pernah mendengar sebuah pepatah, bahwa kesetiaan murid dinilai dari perkataannya. Jika guru meminta murid melompat, murid tidak akan bertanya mengapa, tapi seberapa tinggi murid harus melompat."

Kau mengejutkan aku lagi, Keito. Aku benar-benar beruntung bisa menjadi gurumu.

"Murid yang berterimakasih telah diterima oleh guru."

Baiklah, jika nanti kau melawan seseorang, berpura-puralah meleset dalam menyerangnya. Biarkan lawanmu menang dengan mudah.

Mungkin sepuluh sampai limabelas tahun ke depan kau akan terus menerima penghinaan, tetapi aku yakin, disaat kau menjadi seorang Magus Regular 7, dan mengungkap kekuatanmu di depan semua orang, penantianmu selama bertahun-tahun akan terbayar.

Re : Overlord [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang