Ch. 25 : Luan

431 71 134
                                    

"Telur keduanya asli," Begitu Yuriko mengatakan hal tersebut, kerumunan meledak oleh diskusi. Feng mengerutkan keningnya bingung, sementara Reiji menatap Ryuu yang saat ini menaikkan alisnya, seakan-akan hal ini juga diluar dugaannya.

Yuriko menarik napas kemudian berkata, "semuanya, tenang. Aku akan memberikan hasil analisis milikku, dan kumohon, alih-alih memotong penjelasanku, tolong pikirkan dan bantu aku memutuskan dengan bijak berdasarkan analisis milikku ini."

Semua orang terdiam dan menganggukkan kepala mereka. Melihat keributan dalam kerumunan telah mereda, Yuriko akhirnya angkat bicara. "Telur milik Tuan Muda Feng adalah telur normal yang biasa kita jumpai saat menyelesaikan Labirin Neraka yang diperuntukkan bagi siswa pelataran luar. Tidak ada keanehan khusus, baik dari segi bentuk, berat, corak, dan kilauan, semuanya normal."

Yuriko mengalihkan pandangannya ke arah telur raksasa milik Ryuu dan Reiji. "Sedangkan untuk dua teman kecil kita di sini, aku menyatakan bahwa telur mereka asli dengan beberapa alasan, diantaranya, terdapat kesamaan pola corak pada telur, meski pada telur mereka, corak tersebut terlihat jauh lebih elegan, telur itu juga lebih mengkilap, lebih besar, dan lebih berat."

Yuriko mengetuk telur milik Ryuu dan Reiji kemudian melanjutkan, "aku merasa bahwa telur ini mengandung dua hadiah di dalamnya, karena kedua saudara kecil ini melalui Labirin Neraka bersama-sama untuk pertama kalinya di usia mereka yang cukup belia. Jika kalian bertanya apa dasarku mengatakan hal ini maka, jawabannya adalah karena terdapat fenomena yang sama sebelumnya."

"Fenomena yang sama?" Lagi-lagi kerumunan terkejut dengan fakta ini. Yuriko memahami keterkejutan mereka, karena sangat sedikit orang yang tahu akan hal ini. Dirinya pun tahu hanya karena sebuah kebetulan bahwa dirinya suka membaca buku-buku sejarah tentang Labirin Neraka di akademi ini dan pernah mengulik tentang masalah telur ini.

Yuriko mengangguk, "Di beberapa catatan, ditemukan bahwa telur seperti ini pernah ditemukan sebelumnya, namun tidak ada yang tahu isi pasti dari telur ini. Entah akan menjadi kotak harta karun atau malah menjadi kotak pandora." Yuriko menatap ke arah Ryuu dan Reiji, berusaha memastikan kembali reaksi dari kedua anak kecil di hadapannya itu. "Jadi..." Kerumunan saling menatap dengan bingung dan tidak pasti, "Tidak ada pemenang dan pecundang?"

"Tidak mungkin!" Feng berseru dengan dramatis. Dirinya yang sudah mempersiapkan hal-hal semacam ini tidak dapat menerima fakta bahwa dirinya tidak memenangkan tantangan dan lawannya pun tidak menerima penghinaan dan kerugian apapun. "Tidak mungkin semua telur ini asli! Meski terdapat fenomena yang sama sebelumnya, pasti ada kesalahan!"

Feng menatap Yuriko dengan tatapan menuntut, "Yuriko Megami-sama, mohon periksa kembali telur milik keduanya! Aku yakin ada sebuah kesalahan di sini!" Menurutnya, bagaimana mungkin kebetulan yang bahkan mungkin tidak terjadi dalam sepuluh dekade terjadi padanya saat ia hendak memanjat ke arah hierarki sosial yang lebih tinggi?

Namun, ketika mendengar penuturan yang disebutkan oleh Feng, ditambah dengan tatapan matanya yang terkesan menuntut, wajah Yuriko menggelap, "Jadi maksudmu Megami ini kurang cakap untuk menilai keaslian telur kalian?" Setelah mendengarkan perkataan Yuriko, Feng sadar bahwa dirinya sudah terlalu jauh dan dengan tergesa-gesa memperbaiki perkataannya.

"Yang rendah ini tidak berani! Yang rendah ini sama sekali tidak berani meremehkan penilaian Megami-sama! Yang rendah ini hanya ingin Megami-sama mencari keadilan untuk yang rendah ini dengan cara memperhatikan kedua telur ini kembali! Yang rendah ini percaya bahwa Megami-sama adalah orang yang adil dan bijaksana!" ujar Feng dengan gelisah dan berkeringat dingin. Dirinya bahkan dengan sengaja mengubah panggilan atas dirinya sendiri menjadi 'yang rendah ini' demi mendapatkan simpati dari Yuriko.

Ryuu yang melihat kepanikan yang tercetak jelas pada wajah Feng tersebut terkekeh geli secara diam-diam. Yah, mau bagaimanapun juga, penjilat akan terus menjilat dan memeluk paha orang lain untuk memanjat hierarki sosial, hal menjijikan ini bahkan banyak terjadi di dunia modern, apalagi di dunia kuno yang sangat sedikit teknologi terjadi dan terliputi oleh sihir seperti ini. Meski dirinya terlihat rendah hati, namun Ryuu takkan pernah membiarkan dirinya menjadi sosok yang rendah diri, itulah tekadnya.

Re : Overlord [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang