Ch. 02 : Terlahir Kembali | [Direvisi]

2.7K 258 90
                                    

Dimana ini?

"Sudah bangun, Artha Brawijaya?"

Ketika mendengar suara tersebut, Artha langsung bangkit dari posisi berbaringnya dan menengok kesana-kemari untuk mencari asal suara tersebut, namun tidak ada yang dapat dirinya temukan. Setelah memproses sejenak, kepala pemuda itu mulai mengembalikan sebuah ingatan kilas balik sebelum dirinya bisa berakhir di sini. Pemuda tampan itu menyentuh kepala hingga kakinya memeriksa apakah tubuhnya baik-baik saja. Setelah memastikan bahwa ia sehat walafiat, mata membesar tak percaya, "Bagaimana..."

"Baiklah, Artha, kau ada di perbatasan dunia dan akhirat sekarang. Untuk alasannya, aku tidak bisa mengatakannya padamu, dan untuk siapa aku, kau bisa memanggilku Tuan Malaikat." seorang pria berpakaian putih dengan sepasang-salah, dua pasang sayap putih di punggungnya mendekat ke arah Artha. Rambut putihnya berkilauan, membuat matanya harus menyipit sedikit untuk menatapnya.

"Bagaimana dengan kakakku?" tanya Artha setelah menyesuaikan diri dengan cahaya luar biasa milik orang di hadapannya ini. Mendengar pertanyaan kecil Artha, Tuan Malaikat itu tertawa kecil, "kau ini hanya mengkhawatirkan kakakmu saja, ya? Kakakmu sudah diurus oleh yang lain. Sekarang, aku ingin menanyakan satu hal padamu."

Artha terdiam, tidak berani menjawab sepatah katapun.

"Kau mau terlahir kembali?"

"Tentu saja! Apakah sesuatu seperti itu perlu ditanyakan?" Artha menatap malaikat itu dengan tatapan heran.

"Jangan terburu-buru dalam menjawab, Artha." Tuan Malaikat itu melambaikan tangannya, "Kehidupan baru yang aku maksudkan ini tidak di duniamu yang lama, melainkan dunia yang lain."

Artha terdiam sejenak. "Maksud Anda isekai? Apakah ini nyata? Aku bisa ke isekai? Astaga! Jika aku membagikan pengalaman ini ke sebuah fandom, pasti akan terjadi berita heboh yang menuduhku berbohong!"

Tuan Malaikat itu menggelengkan kepalanya kemudian memijat pelipisnya, tidak menyangka bahwa orang yang akan ia bantu ini akan menjadi secerewet ini. "Jadi apa pilihanmu? Ya atau tidak? Tolong jangan katakan apapun selain jawabannya."

"Tentu saja aku akan menerimanya!" jawab Artha cepat. "Erm, sebelumnya, izinkan aku bertanya satu hal. Apakah Tuan Malaikat tidak memberikan aku otoritas membuat permintaan? Maksudku, permintaan untuk bekal di dunia lain, seperti itu."

"Baiklah, baiklah." Tuan Malaikar itu melambaikan tangannya keatas dan bawah berulang kali, "Lima permintaan saja cukup 'kan?"

Artha tersenyum lebar dan mengangguk dengan penuh semangat. "Lebih dari cukup! Lebih dari cukup, tentu saja! Pertama, aku ingin Anda memastikan bahwa Kakakku baik-baik saja." Tuan Malaikat mengangguk ringan kemudian Artha melanjutkan, "kedua, jangan hapus ingatanku dari dunia lama ketika di dunia baru nanti."

"Ketiga, kuharap aku memiliki teman setia atau keluarga yang lengkap, atau kekasih mungkin? Haha. Keempat, jangan tempatkan aku dengan gadis penyuka ledakan, dewi sableng, ksatria masokis, rakun, putri bersifat menjijikan dan lain-lainnya. Terakhir, jangan jadikan aku slime atau pencuri dalaman orang lain! Aku ingin jadi manusia!"

Tuan Malaikat itu menghela napas, "aku tidak mengerti dua permintaan terakhirmu, tapi aku juga tidak akan melakukan hal-hal yang kau sebutkan di dua permintaan terakhirmu seperti menjadikanmu pencuri dalaman? Kau bercanda?"

Alih-alih menjawab, Artha hanya menunjukkan cengiran khasnya.

"Baiklah kalau begitu. Sekadar mengingatkan, kau akan mengulang semuanya, dari awal lagi."

Artha mengangguk paham. Kemudian ia memejamkan mata sambil berpikir, kenapa ia tidak meminta kakaknya ikut di kirimkan ke isekai? Dan malah meminta hal-hal aneh seperti itu?

Re : Overlord [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang